05

589 79 6
                                    

Disclaimer :

BTS is belong to God, them self, their family, Their agency and fans.

Semua kisah yang ada di dalam cerita ini hanyalah fiktif, dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun. Saya membuatnya hanya untuk kepentingan hiburan, dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun dari cerita ini.

Jika terdapat kesamaan alur antara cerita ini dengan cerita yang lainnya, itu adalah hal yang wajar dan bukan suatu kesengajaan.

Not EYD, OOC, Boyslove, Sorry for typo's and,

Happy reading...


00o00







Punggung yang mengkilap...

Yoongi tentu masih ingat, tentang perbincangannya dengan seorang pengamen jalanan petang hari itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yoongi tentu masih ingat, tentang perbincangannya dengan seorang pengamen jalanan petang hari itu.

Saat itu ia tengah berada di Italia, negeri dengan sejuta pesona keindahan. Kata orang, Italia adalah satu destinasi wisata yang patut untuk kalian kunjungi, ketika kalian membuat daftar perjalanan ke luar negeri.

Dan yah, di tahun berikutnya saat Yoongi mendapatkan liburan musim panasnya, Yoongi menyambangi Italia. Dan di sana, dia menjumpai seorang pengamen jalanan yang memiliki paras tampan luar biasa.

Namanya Vernon, itu yang Yoongi dengar dari orang itu. Sebenarnya Vernon bukanlah orang Italia asli. Ia hanyalah si bandit kecil, yang lari dari si penagih hutang, ia lari dari Selandia Baru dan berakhirlah terjebak dengan pesona keindahan Roma, Italia.

Kecintaannya terhadap musik membuatnya rela, harus berdiri dengan biola yang terus berdendang merdu di pundaknya. Mengharapkan sedikitnya lembaran uang yang bisa ia gunakan, hanya sekedar untuk bertahan hidup ditengah kerasnya tanah Italia.

Yoongi sungguh kagum padanya, bagaimana Vernon yang sangat tampan itu, lebih memilih untuk memanfaatkan bakatnya daripada parasnya. Jelas ia bisa saja mendapatkan gadis cantik yang kaya raya namun bodoh, yang bersedia menyerahkan apa saja yang ia punya demi untuk mendapatkan sentuhan, atau bahkan cumbuan memabukkan dari pria setampan Vernon.

Akan tetapi, ia tidak melakukan itu. Ia bilang, ia lebih memilih untuk hidup dalam kemiskinan, namun terasa hangat dalam pelukan seni yang sangat dia agungkan. Daripada harus hidup bergelimang harta, namun merasa hina dalam setiap gerakannya.

"Bagiku, seni adalah sebuah sajian, yang telah kupersiapkan dengan baik, untuk kemudian ku sajikan di atas altar penyembahan untuk para dewa. Bahkan Dionysus yang hobi berpesta itu juga sangat menyukai musik."

ARTISTIC ; TAEGIWhere stories live. Discover now