41. Tercengang

2.8K 122 30
                                    


Kini Bara sudah berada di kamar Dara, selesai makan bersama mereka semuanya langsung masuk ke kamar masing-masing

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Kini Bara sudah berada di kamar Dara, selesai makan bersama mereka semuanya langsung masuk ke kamar masing-masing.

Kepala Bara mulai pusing kembali, perutnya bergejolak. Ia langsung berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Hanya cairan bening yang ia keluarkan.

Sedangkan Dara langsung menghampiri Bara karena merasa khawatir. Dara mengusap punggung Bara lembut, ia pergi sebentar untuk mengambil minyak lalu kembali menghampiri Bara.

"Coba hirup pelan-pelan," ujar Dara.

Bara menghirupnya pelan, sedikit membaik.

"Ke rumah sakit ya? Takutnya kamu makin parah," ujar Dara.

Bara menggeleng, ia memeluk gadisnya erat lalu menghirup wangi Dara.

"Aku nggak papa La, mungkin karena kecapean doang."

Dara membawa Bara ke ranjang, sungguh Dara sangat khawatir. Wajah Bara sangat pucat bak seperti mayat hidup.

Bara memeluk Dara setelah merebahkan  tubuh mereka. Pusing di kepalanya masih terasa sakit, tapi Bara tahan ia tidak mau membuat gadisnya khawatir.

"Elus yang," pinta Bara. Dara mengelus rambut Bara, beberapa menit kemudian dengkuran halus terdengar. Dara tersenyum lalu mengusap kening Bara, matanya melotot kaget. Bagaimana tidak suhu tubuh Bara sangat tinggi.

Dengan perlahan Dara melepaskan pelukannya, ia berjalan keluar. Untung saja jam masih pukul sepuluh malam. Ia turun menuju dapur, tapi langkahnya di kagetkan oleh Zafra yang datang memakai baju khas tidurnya.

"Loh belum tidur sayang?" tanya Zafra.

"Belum nek, nenek lagi ngapain?"

Zafra berjalan menuju kulkas dan mengambil air dingin.

"Mau ambil air, haus." Zafra meneguk air sampai habis.

"Terus kamu lagi ngapain? Udah malam jangan bergadang. Bara gimana?" tanyanya.

"Ini mau ambil kompres nek, Bara lagi tidur. Suhu tubuh Bara tinggi nek, dia nggak mau ke rumah sakit."

"Astagfirullah, panggil Dokter dong sayang kalau nggak mau ke rumah sakit." Dengan gerakan cepat Zafra mengambil telpon genggam yang berada di meja samping dapur.

Sedangkan Dara hanya cengo melihat Zafra yang khawatir dengan Bara.

"Kenapa bengong, ayo ke kamar kamu. Sebentar lagi dokternya datang," ujar Zafra lalu menarik tangan Dara.

Sampai di kamar Zafra langsung mengecek suhu tubuh Bara, ia cukup kaget karena merasakan kulitnya sedikit panas waktu di satukan dengan kening milik Bara.

"Aduh ini dokter lama lagi!" Heboh Zafra. Ia mondar mandir layaknya setrikaan.

Di luar Fadlan baru saja keluar dari kamarnya, ia mendengar teriakan Zafra dari kamar Dara.

DARA'S [END] ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora