46. Tumbuh besar

5.8K 180 32
                                    

Hari demi hari kini kian berganti bulan, dan bulan berganti tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari kini kian berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Tidak terasa pasangan suami istri yang sangat harmonis sudah melahirkan anak pertamanya, kini umurnya sudah berusia 5 tahun.

Wajah tampannya sangat mirib dengan sang ayah, tapi mata dan bibirnya sangat mirib dengan sang bunda.

Bulu lentik, mata coklat pekat dan memiliki wajah tampan membuat siapa saja yang melihatnya terhipnotis. Tapi, bibir tipisnya tidak pernah melengkung ke atas. Dingin, bisa saja itu mendeskripsikan seorang Edwin Noel Electra. Putra pertama dari Aldebaran Canis Electra bersama Adara Auristela Electra.

Sejak sahnya Adara menjadi istri dari Aldebaran tentu saja marga dari Adara berganti menjadi marga Electra.

Setelah kelahiran putra pertama mereka dan 1 tahunnya mereka kembali di karuniai anak laki-laki, yang bernama Fikri Tahta Electra. Anak ke duanya ini sangat berbeda dengan anak pertamanya, mereka sangat bertolak belakang jika dilihat dari sikapnya.

Edwin Noel Electra yang kerap di panggil Noe oleh keluarganya memiliki sikap dingin dengan orang luar, sedangkan Fikry Tahta Electra yang kerap di panggil Iky memiliki sikap cerewet dan tentunya turun dari sikap sang ayah.

"Bang Noe, ambilin gelas Iky!" teriak bocah berumur 4 tahun yang bernama Iky.

Noe hanya menatap sang adik dengan datar, selalu saja adiknya ini menyuruh dirinya dan selalu menganggu aktivitasnya.

"Hmm." Noe hanya berdeham lalu menyerahkan gelas yang berisi susu coklat itu kepada sang adik.

Iky menerimanya dengan senang hati, kaki mungilnya tidak sengaja menendang cat warna milik Noe.

Noe menatap datar sang adik lalu menghembuskan napasnya pelan. Sudah biasa terjadi dan ia harus sabar, memang itu yang diajarkan oleh kedua orangtuanya.

Sedangkan Iky ia hanya menyengir dan meneguk susunya sampai habis.

Mereka berdua berada di ruang keluarga, Noe yang sedang melukis dan Iky hanya berbaring santuy di atas sofa sambil menonton film kartun kesayangannya, yaitu si bocah kembar botak yang tidak memiliki rambut tapi  Upin si baju kuning memiliki rambut sedikit.

Noe sangat serius melukis, ia melukis sepasang suami istri yang tersenyum bahagia. Siapa lagi kalau bukan kedua orangtuanya.

Iky berdiri dari sofa, dan senyum licik terpampang jelas di sudut bibirnya. Ia menendang kuas milik Noe lalu berlari terbirit-birit, sedangkan Noe mengelus dadanya sabar.

Perempuan berumur 22 tahun itu datang dengan perut besar, ia duduk di sofa melihat putra pertamanya sedang melukis. Putra pertamanya ini memang pintar melukis sejak berusi 3 tahun, sejak usianya 3 tahun selalu diajarkan oleh Opa nya sekaligus ayah mertuanya melukis.

"Bang Noe," panggil Dara.

"Iya, Bunda." Noe menghampiri bundanya, sebelum itu ia mengambil tisu basah untuk membersihkan tangannya.

DARA'S [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang