6. Jihoon's

248 40 1
                                    

Teriakan itu sangatlah besar untuk diukuran lapangan kecil ditengah hutan ditambah semua orang berkumpul di sini. Kata-kata yang sudah biasa aku dengar tapi itu tetaplah kata yang sangat menyakitiku. Kalimat yang sanggup menyesakkanku.

Melihatnya berpendarkan pandangan, aku ragu ingin menyusulnya ditenda kami. Ah~ tenda kami? Hehe.

Tenda kami ya? Hehe. Benar, aku setenda dengan Daniel hyung untuk dua hari kedepan. Aku tidak pernah berada didekat hyung pada jarak kurang dari semeter, tidur bersama ditenda yang sama, dadaku bergemuruh tanpa sadar saat aku melihatnya menunjukkan undi menunggu partnernya datang. Dan itu aku. Hehe.

Dan sekarang, aku tidak yakin Daniel Hyung tidak akan menyakitiku saat tidur melihatnya marah pada Guanlin seperti itu.

Pandangan kami bertemu, badanku kaku melihatku dengan tatapan dengan kentara akan kata 'menjijikkannya' padaku. Tersenyum kecil, Daniel Hyung membuang wajahnya, kulihat Hyung pergi dari sana dan menuju hilir sungai tidak jauh dari kamp kami.

Aku mendekati Guanlin yang menggerutu, memukul kepalanya kuat. "sial ji! Pukulanmu sakit!!"

"apa yang kau katakan pada Hyung sampai marah seperti itu?!" sulutku menuntutnya. Aku terus mengguncang tubuh besarnya yang duduk sedangkan aku tetap berdiri berusaha membawa tubuh besarnya untuk bangun.

"aku tidak mengatakan apapun, Daniel Hyung saja yang sangat sensian. Tenang, dan duduklah." Guanlin menarik tanganku otomatis tubuhku mengikutinya dan mendudukkan diri ditempat Daniel Hyung sebelumnya.

Guanlin tanpa sadar membuang nafasnya kasar dan menatap padaku sambil memperbaiki kupluk hitam yang ada dikepalaku, "Daniel hyung ingin bertukar dengan teman setendaku. Dan aku menolaknya."

"aku hanya berusaha membuatnya untuk berdamai dengan jiwa bencinya padamu Ji, tidak ada salahnya aku terus menasehatinya bukan? Beruang menyebalkan."

Aku mengalihkan pandanganku pada api besar yang dikerumuni siswa, memandang percikan api yang terbang hingga hilang tak terlihat, aku tersenyum kecil.

"kau tidak perlu melakukannya lagi,"ujarku sambil menepuk bahunya dua kali.

"Guan..."

"hm?"

"kau selama ini tahu bagaimana....perasaanku pada hyung kan?"

"ti-tidak!! Aku tidak tahu sungguh! Ba-bagaimana memangnya? A-aku tidak tahu dan tidak mau tahu." aku tertawa melihatnya yang gugup. Hei seharusnya aku yang gugup disini bukan? Cih Guanlin brengsek.

"aku tahu ini tidak boleh. Bahkan kami bersaudara, lebih tepatnya tiri. Tapi, jantungku tetap berdegup kencang jika hanya melihatnya. Makiannya saja bisa menbuatku jatuh cinta lagi padanya, aku tidak bisa menghentikan perasaanku hehe"

"dasar gila! Aku anggap aku tidak mendengarkan ucapanmu, aku pakai sepatu lihat!"

"tidak ada hubungannya sialan!!" aku berusaha untuk tidak tertawa, percuma. Suaraku sudah menggema ditendaku bersama Guanlin.

Tepat mataku tidak sengaja bersitatap dengan Daniel hyung bersama Somi, aku menghentikan tawaku. Seperti biasa, dia akan membuang wajahnya, tetap melangkah mengikuti tarikan primadona sekolah itu.

Tanpa sadar aku mengerutkan dahiku dan mendengus tidak suka, "cemburu ya?" godaan Guanlin untuk pertama kalinya padaku, selama ini dia pasti menahan untuk tidak menggoda perasaanku pada Daniel Hyung.

Guanlin disela tawanya mengusap kepalaku sebentar. "aku sudah lama mengetahuinya. Tidak perlu khawatir aku akan tetap merahasiakannya," Guanlin membuat pergerakan mengunci mulut dengan tangannya dan berpura-pura membuang kunci. Aku terkekeh kecil.

Nothin' Without You (NIELWINK/PANWINK)√Donde viven las historias. Descúbrelo ahora