13. Daniel's

305 45 9
                                    

Saat aku baru saja membuka mata, ku lihat dia keluar dari kamarku dengan mengendap. Menguap sejenak, aku acuh enggan memanggilnya yang masih mengendap seperti pencuri dirumah sendiri.

Aneh, dia seperti...melupakan sesuatu. Ah! Abaikan saja, dia manusia pertama yang paling aneh yang pernah aku temui! Melihatnya berdiri dengan seragam lengkap membuatku menganga.

Hei, pekikan yang paling nyaring saat pengumuman libur bertambah dialah yang terdepan! Dan apa-apaan pemandangan pagi ini?

Aku menatapnya datar di meja makan saat ini. Ayah dan ibu juga sesekali melirikku.

"kenapa kau pakai garpu saat memakan sup? Kau bercanda." ujarku melihatnya gelagapan disampingku.

"karena kau terus memandangnya Daniel, berhenti menatapnya seperti itu. Jihoon tidak nyaman sampai tidak bisa membedakan mana garpu dan mana sendok." aku mendengus mendengar ayah yang bersuara.

Tanpa membuang waktu, aku melanjutkan acara sarapanku karena sejak tadi aku terus menatapnya tanpa minat. Berhubung hari ini libur, aku merencanakan beberapa hal untuk aku lakukan kedepannya. Sudah banyak hal yang bersarang dikepalaku saat ini.

"ada yang harus ayah beritahu pada kalian." seru ayah membuyarkan euphoriaku dalam imajinasi, tergantikan fokusku yang menatapnya datar.

"ayah ada dinas diluar kota. Ibu kalian akan ikut."

Dengan begitu, aku tidak bisa menahan kesenanganku!!!! Hampir saja aku bersorak girang dihadapan mereka. But, yeah, gengsi tentu saja. Tetap cool, jangan tampakkan ketertarikan yang lebih dalam hal yang membuatku bebas kemana saja.

Aku terbatuk kecil menetralkan perasaanku, "kapan ayah akan pergi?" tanyaku setenang mungkin lalu menegak susu hingga habis.

"siang ini. Nak, tolong jaga Jihoon ya? Ibu tidak bisa tenang walaupun sudah beberapa kali meninggalkan Jihoon seperti ini."

"ibu, aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir, aku bisa menjaga diri."

"Daniel, ayah minta tolong padamu. Jaga Jihoon, jangan biarkan dia sendiri dirumah. Ayah tahu apa isi kepalamu saat ini. Jangan sampai tidak pulang kerumah hanya kau berkeliaran tidak jelas selama ayah pergi."

Sial!

Walaupun aku itu pembangkang tingkat akut, ada saat dimana aku tidak bisa tidak menuruti perkataan orang tua. Tapi, hal ini terus dibahas saat ayah akan ada dinas dadakan seperti ini.

Kalian tahu bagaimana akhirnya?

Aku sama sekali tidak menepati janji!

Pernah saat ayah dan ibu bulan madu selama satu minggu, aku meninggalkannya sendiri. Bahkan beberapa hari tidak pulang kerumah. Jelas saja aku mencari kesenangan diluar sana! Dia bukan sesuatu yang harus aku jaga lebih! Kalian dengarkan, dia bilang dia bisa menjaga dirinya sendiri tanpa perhatian khusus dariku.

Memangnya dia siapa sampai harus menahanku terus disekitarnya? Rasa tidak peduli jelas mendominasi sejak dia datang kerumahku.

Huh!

"jika kau tidak bisa menuruti perkataan ayah, Chawee akan ayah angkut dari bengkel ke tempat yang kau tidak ketahui."

"ayah!!!" mataku sontak melebar. Bagaimana mungkin ayah sudah mengetahui tempat persembunyian kesayanganku!?

"turuti kali ini saja, oke?"

"sayang, kau tidak perlu sampai melakukan hal itu." ku lihat ibu membujuk ayah. Perasaan gelisahku terhadap ancaman ayah membuatku tidak bisa berfikir jernih hingga aku berseru nyaring menyetujui permintaan ayah dan ibu begitu saja.

Nothin' Without You (NIELWINK/PANWINK)√Where stories live. Discover now