9. Daniel's

256 42 13
                                    

Aku merebahkan diri ini pada kasur kesayanganku. Menarik nafas perlahan, aku menghembuskannya dengan lega. Rasa lelahku terbang saat aku memejamkan mata. Mengabaikan tas yang aku lemparkan sembarang arah, berakhir menyedihkan disudut bawah kasur.

Tenagaku terkuras habis, masih enggan membereskan barang-barang bawaanku. Ah, aku mengurus barangku sendiri, tidak menggunakan tenaga orang lain. Aku tidak mau mereka menyentuh barangku, omong-omong.

Lain hal dengan membersihkan tiap sudut kamarku. Dimana barang itu terletak, harus diletakkan kembali keasalnya seolah tidak pernah tersentuh sedikitpun. Itu yang aku tekankan pada pekerja rumah ini. Khusus untukku saja. Yang lain aku tidak ambil pusing.

Getaran ponselku mengacau sesi istirahatku. Banyak notifikasi masuk. Saat berkemah, aku tidak mengaktifkan data, percuma dihidupakan  signal bahkan tidak ada disana cih!

Merogoh saku celana jeans aku kenakan, aku membacanya dengan malas. Tidak membalas, aku alihkan menjadi panggilan. "hallo hyung, apa tidak bisa di cancel? Aku lelah."

"tsk!! Baiklah-baiklah, aku akan kesana pukul 7, ah benar! tolong jaga chawee ku dengan baik disana, aku akan menggunakan kesayanganku."

"hm, sampai jumpa." klik.

Aku mendudukkan diri, mengabaikan seseorang yang kini dengan lancang berdiri tegak diambang pintu.

Terlalu malas meladeninya. "hyung akan pergi kemana nanti malam? Aku ikut!!"

"tidak." sialnya, aku malah menjawab seruan bodohnya itu.

Aku alihkan pandanganku pada tas, meraihnya. Dengan cekatan aku membuka dan memisahkan semua barang, aku letakkan terlebih dahulu pada kasur.

Memilah pakaian yang bersih dan kotor. Atensiku terjatuh pada sebuah buku bersampul putih polos, tidak ada yang menarik dari sampulnya. Dikotori satu baris kalimat didepan sampul. Aku melemparnya asal diatas meja belajarku. Tidak minat bertanya dari mana asal buku itu.

Sudah jelas siapa yang menaruhnya disanakan?! Bajingan tengik itulah pelakunya!!!

Langkah kaki kecil itu terdengar, dia berdiri dibelakangku. Dia menyentuh bahuku dengan jarinya beberapa kali. "aku mau menempeli hyung kemanapun hyung pergi. Bukti, kalau aku mencintai hyung hehe."

Bodoh sekali. Bukan berarti dia selalu mengintiliku kemanapun aku berada. Seolah-olah dia berniat mempermainkanku. Kekanakan, aku membenci sifatnya yang satu itu.

"kau lancang sekali memasuki kamarku. Keluar, aku akan menendangmu jika tidak keluar sekarang juga." ujarku. Dua helai baju yang masih bersih aku letak kembali dalam lemari. Dia mengikuti setiap langkahku. Seperti anak bebek. Ini risih, sungguh!!!

"aku ikut ya hyung?"

Anggap saja angin lalu. Aku lelah menanggapinya, sepanjang sisa perkemahan sudah mampu menguras tenaga untuk mengumpatinya. Tidak ada yang tersisa untuk kembali memakinya, aku ingin memulihkan dulu kekuatan mulut jika untuk aku pergunakan mengumpatinya.

Melepaskan jaket yang membaluti tubuh, tanpa rasa kasihan yang ada aku tergelak puas setelah melempar jaket itu tepat mengenai wajahnya.

Mendudukkan diri dikursi belajarku, ada tugas yang belum aku selesaikan. Kami diberi 2 hari libur sekolah setelah liburan ini. Baguslah, banyak waktu untuk aku manfaatkan. Berpuas diri keluar malam salah satunya. Memikirkannya saja sudah membuatku semangat bukan main!!! Assa!!

Tanpa memperdulikan gerutuannya, aku memfokuskan diri pada tugasku. Jariku menari dengan lihai menulis angka dengan mudah. Berpikir keras pada jawabannya, lalu menoreh coretan setiap guratan soal.

Nothin' Without You (NIELWINK/PANWINK)√Onde histórias criam vida. Descubra agora