5 - Pesona Raseki

23 4 0
                                    

Batinku tersiksa.

Untung saja Iris sudah menghilang dari hadapanku, jadi aku bisa bernapas dengan lega untuk tidak terlalu memikirkan perkataan Iris.

Apa-apaan dengannya? Aku sampai tidak bisa bernapas sangking terkejutnya bukan main.

Yah, karena dia yang mendatangiku barusan aku jadi berakhir dengan seorang bodyguardku di tengah keramaian festival ini.

Banyak sekali orang yang berlalu-lalang disini. Aku tidak pernah melihat keramaian yang seperti ini sebelumnya. Sangking ramainya, aku sampai tak sadar ada seseorang yang menabrakku dari arah yang berlawanan.

Bodyguardku dengan sigap menangkapku sebelum aku berhasil mencium tanah dengan wajah yang menyentuh terlebih dulu.

Berbeda dengan orang yang menabrakku, orang itu sukses terjatuh mencium tanah tanpa ada yang menolongnya.

"Ma, Maafkan aku." Aku berujar saat menyadari dirinya yang terjatuh.

"Tidak apa," balasnya dengan mengibaskan yukata yang ia pakai setelah bangkit dari jatuhnya.

Aku tertegun begitu melihat yukata yang ia pakai. Cukup lama memang, karena aku tidak pernah melihat hal baru seperti yukata tentunya.

Kehidupanku yang lalu juga seperti itu. Aku tidak pernah sekalipun melihat yukata secara langsung dalam hidupku.

Terima kasih Tuhan! Berkat anugerah yang kau berikan padaku, aku jadi bisa melihat hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah bisa ku lihat di kehidupanku yang lama.

"K, Kenapa kau memandangku seperti itu?" Tanya gadis itu. Sepertinya ia malu ketika aku menatapnya.

Karena dia yang bersikap seperti itu, tentu saja aku juga jadi malu dibuatnya. Kalau sebutan dari kehidupanku yang dulu, bisa dibilang sikapku sekarang ini adalah salting.

"Ah, tidak apa kok--"

"Namaku Hayami, Takahashi Hayami."

Aku terdiam lagi untuk kedua kalinya.

Oke, ini tidak masuk akal.

Sudah ketiga kalinya ada seseorang yang memperkenalkan dirinya padaku sebelum aku menanyakannya. Mulai dari Eviana, Iris, dan bahkan sampai Hayami juga.

Hey, kau. Seorang anak yang bernama Raseki di luar sana. Terima kasih karena pesonamu bisa membuat semua gadis langsung memperkenalkan dirinya padaku sebelum aku menanyakannya.

Aku tidak terlalu memusingkan hal ini. Asalkan Resada bisa hidup bahagia, hal itu sudah cukup bagiku.

"Namaku Raseki." Aku mengulurkan tanganku yang dibalas dengan uluran tangan pula oleh Hayami hingga kami berakhir dengan jabatan tangan.

Sial, dia terlalu imut bagiku yang berjiwa dewasa. Aku bersyukur wujudku terlihat seperti anak berusia 4 tahun. Jika tidak, aku akan dicap sebagai pedofil setelah berjabat tangan dengannya.

Air turun secara perlahan, membasahi kami yang berada di bawahnya.

Tak berperasaan sekali. Padahal aku ingin menikmati jabatan tangan dari gadis imut seperti dirinya.

"Ikuti aku!" Gadis yang berjabat tangan denganku barusan berseru sebelum menarik tanganku paksa untuk menjauh dari tempat festival diselenggarakan.

Aku hanya bisa mengikutinya menarikku, disusul dengan bodyguard yang mengejarku dari kejauhan.

Sepertinya, dia ingin aku untuk berlindung dari hujan bersama dengannya. Terlihat jelas tempat yang ia tuju saat ini adalah sebuah cafe yang tidak terlalu ramai. Cafe itu juga terlihat cocok untuk berteduh.

"M, Maaf, aku seenaknya membawamu kemari." Gadis tersebut berujar setelah melepaskan genggaman tangannya dariku.

"Tak apa. Berkat kau, aku jadi tidak terlalu basah kuyup. Aku juga lupa untuk membawa payungku."

Aku tersenyum cerah padanya, seperti yang biasa ku lakukan pada Eviana, Iris, dan Viktor. Tentu saja kedua orang tuaku ku perlakukan hal yang serupa pula.

Wajah Hayami memerah, sampai di kedua telinganya pun begitu. Apa ia demam? Kalau benar begitu, bisa saja akan gawat bagi dirinya.

"Raseki!"

Ah, rupanya orang tuaku berhasil mengetahui lokasiku dengan mobil limosin mereka. Karena bodyguardku senantiasa menemaniku kemanapun, tak heran jika kedua orang tuaku berhasil menemukanku.

"Maaf, aku harus pulang sekarang. Semoga kau sehat selalu." Aku berujar pada gadis itu sebelum berlari menerjang hujan untuk masuk ke dalam mobil.

Ku lihat gadis itu masih berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya juga sedikit bergetar. Apa ia sejenis dengan Iris yang tidak tahan dingin?

Dilihat dari pakaiannya, memang seharusnya ku pinjamkan saja jaketku untuk kedua kalinya pada orang lain. Bukannya meninggalkannya begitu saja di tengah hujan seperti ini.

"Aku memang benar-benar bodoh."

Aku terbaring lemah dipangkuan Eviana. Kebetulan sekali tempat duduk yang Eviana duduki bersebelahan denganku.

Walaupun Viktor juga tepat berada di sebelahku, tapi posisi Viktor sama sekali tidak enak untuk dijadikan bantalan untukku berbaring. Alhasil, aku lebih memilih pangkuan Eviana untuk menyanggah kepalaku.

"A, Apa yang kau lakukan?!" Eviana menjerit saat melihatku terbaring lemah.

"Pinjam pahamu sebentar."

"H, Hah? Pergi sana! Kakiku geli!"

Biarpun Eviana mengatakan demikian, dirinya juga tidak berniat untuk mengusirku.

Dasar, dia termasuk dalam kategori Tsundere rupanya. Ia lucu sekali ketika malu-malu kucing seperti saat ini.

Tapi sepertinya, aku menggodanya terlalu berlebihan. Kami masih anak kecil, jadi ku pikir dia tidak akan malu jika aku memperlakukannya seperti ini.

.

To be continue ....

750 word

Resada_Akarika

Done = Selasa, 15 September 2020

[ ⏸️ ] Save a Heroine's SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang