6 - Teman Terbaik

13 4 0
                                    

"Aduh!"

Raseki terjatuh saat ingin turun dari mobil. Viktor dan aku yang melihat itu berusaha mati-matian untuk tidak tertawa didepan Raseki.

"Kamu lagi mabuk ya? Tidak ada apa-apa di depanmu, kau malah jatuh." Viktor lebih dulu bertanya dengan tangan yang menutup mulutnya rapat-rapat, berusaha untuk tidak tertawa.

"Apaan sih? Ini pasti karena aku yang sudah dikutuk makanya jatuh."

"Kau mau bilang kalau ini adalah perbuatan hantu, begitu?" Aku bertanya dengan pipi yang masih mengembung ingin tertawa, "Sudah ku bilang, hantu itu tidak ada."

"Cih, jangan salahkan aku kalau kamu menangis di hadapanku karena melihat hantu tanpa kepala." Raseki mengelus kepalanya yang terbentur cukup keras.

"Bweee, nggak akan!" Aku menjulurkan lidahku, meledek Raseki yang masih dengan tampang kerennya ketika ku lihat.

Kenapa aku suka sekali memandang Raseki seperti ini? Seakan pesona dirinya sangat berbeda dengan pesona Viktor.

Memang benar sih berbeda, karena mereka adalah orang yang berbeda. Tapi pesona yang Raseki keluarkan sangat sangat berbeda dari kebanyakan teman laki-laki yang ku temui.

Seperti, ada suatu aura yang membuatnya setiap saat terlihat tampan.

Aku curiga, apa ia meracuniku dengan sesuatu?

Sepertinya juga tidak.

Kalau memang benar Raseki meracuniku dengan sesuatu, aku tidak akan pernah bisa berada di tempat yang sama dengan Raseki saat ini.

Banyak sekali barang pemberian atau makanan yang diberikan Raseki pada, dan seharusnya aku juga sudah mati dari dulu.

"Ngomong-ngomong soal hantu, mau dengar cerita seram tidak?" Tante atau lebih tepatnya ibu Raseki bertanya pada kami, tepat di depan wajah kami bertiga.

"Apa itu?" Tanya Raseki cepat. Sepertinya ia penasaran dengan apa yang akan diceritakan tante.

Berbicara tentang hantu, sebenarnya hanya Raseki seorang yang terlihat penasaran. Rasa keingintahuannya terhadap makhluk halus sangatlah tinggi, tidak sepertiku dan Viktor yang masa bodoh dengan cerita mistis seperti itu.

Kami sama-sama tidak tertarik tentang hal itu, dan kami sama-sama setuju untuk tidak akan pernah tertarik dengan itu.

Tante hanya terkekeh pelan mendengar pertanyaan dari rasa penasaran Raseki sebelum menjawab pertanyaannya.

"Kalian tau? Hotel ini ada hantunya lho~"

Deg!

Napasku tercekat, terdiam cukup lama setelah mendengar penuturan Tante.

"Benarkah?" Viktor bertanya dengan alis berkerut. Sepertinya, ia mulai penasaran dengan cerita ini.

Aku? Jangan tanyakan pendapatku. Saat ini, aku sulit sekali untuk menghirup udara segar.

Terkejut sih terkejut. Tapi aku tidak takut dengan hal-hal mistis seperti itu! Mereka juga tidak pernah menampakkan dirinya saat ku minta!

Tante mengangguk untuk menjawab pertanyaan Viktor.

"Kalau tidak salah, hantu itu akan menampakkan diri mereka jika seseorang berdiri di depan teras hotel seperti ini jam 8 malam."

Tunggu, apa?!

T, Tante bercanda kan?!

Kami kan sudah berada di lokasi seperti yang Tante katakan!

Tenang Eviana, tenang dulu. Mungkin saja jamnya berbeda bukan?

Aku melirik dimana jam tanganku senantiasa bertengger di pergelangan tangan kananku. Ku lirik jarum jam yang ada, seketika itu juga pelipisku mengeluarkan keringat dingin sangking terkejutnya bukan main.

"Ada apa, Eviana?" Raseki bertanya padaku setelah aku selesai dengan jarum jam yang ku lirik.

Astaga, Raseki benar-benar orang yang sangat peka terhadapku. Sepertinya karena perubahan raut wajahku itulah yang membuat Raseki khawatir dan bertanya padaku.

Betapa beruntungnya aku mempunyai teman seperti Raseki, tidak seperti teman tak tau diriku yang satu itu. Pantas saja kami sering sekali bertengkar.

"S, Sekarang sudah jam 8 malam." Aku menjawab dengan tangan yang bergetar.

Ku lirik Viktor yang berada di samping kananku, ia dengan tak tau malunya menertawakan aku tepat di hadapanku. Berbeda dengan Raseki yang sudah menepuk pelan kepalaku.

Seperti biasa, ia sedang mencoba untuk menghiburku.

Aku sedikit merasa lega setelah mendapat ketenangan dari yang Raseki berikan. Namun disisi lain, aku juga tidak bisa tenang begitu saja ketika hawa dingin menyeruak di leherku.

A, Apa ini? Seperti ada yang meniupku dari belakang.

Aku terlalu takut untuk memastikan, namun aku juga tidak bisa bergantung lebih banyak lagi pada Raseki untuk terus menenangkanku.

B, Bukannya aku takut! Aku hanya merinding ketika mendapat perlakuan seperti ini!

Aku menoleh, terus menolehkan kepalaku untuk dapat melihat siapakah yang ada di belakangku.

Viktor sepertinya juga sudah mengeluarkan keringat dingin ketika melihat sosok yang ada tepat di belakangku. Aku jadi semakin mengkhawatirkan jantungku ketika melihatnya.

"GRAAW!!!"

"KYAAA!!!"

Hantu! Aku melihat hantu!

Benar-benar nyata! Aku melihatnya di belakangku!

Aku dan Viktor menjerit ketakutan saat sosok tersebut mengeluarkan suara mengerikan miliknya. Kami juga sama-sama terduduk lemas.

Aku sudah tidak kuat!

"Ayah, hentikan itu sekarang juga. Ayah membuat mereka takut." Aku tak sengaja mendengar protesan dari Raseki.

Tunggu, Ayah?

Jadi, ini perbuatan Om?

"K, Ku pikir aku akan mati."

Hei! Seharusnya itu kata-kataku, Viktor!

Aku masih berusaha mengatur napasku yang tak karuan. Jantungku juga berdetak sangat kencang. Sulit sekali untuk menetralkan detak jantungku seperti semula.

"Kamu tak apa, Eviana?" Raseki menghampiriku lalu bertanya dengan raut wajah khawatir.

Sial, kenapa aku bisa mendapatkan teman sebaik dan selembut Raseki? Rasanya, aku jadi ingin menangis.

Raseki masih menatapku khawatir. Ia lalu melepaskan lilitan syal merah miliknya dan melilitkan syal itu ke leherku. Aku terkejut bukan main saat melihatnya.

Apa maksudnya ini?

"Itu untukmu. Pakai saja untuk menyeka air matamu sekaligus menenangkan dirimu."

Ah, aku mengerti sekarang.

Aku semakin menangis saja karena ulahnya. Betapa baik dirinya padaku yang penakut seperti ini.

Aku ingin sekali memeluknya, namun hal itu pasti akan menarik perhatian. Aku tidak ingin kami akan menjadi pusat perhatian. Raseki pasti akan malu denganku.

Beberapa kali aku selalu ditolong olehnya, tapi aku sama sekali tidak pernah menolongnya dalam kesulitan.

Terima kasih banyak, Raseki. Terima kasih karena sudah menjadi temanku. Aku akan menjaga barang pemberianmu ini dengan baik.

.

To be continue ....

915 word

Resada_Akarika

Done = Rabu, 16 September 2020

[ ⏸️ ] Save a Heroine's SisterWhere stories live. Discover now