The Evil Witch

495 70 0
                                    

A/N :
Warning : Death character! Blood! Abuse! Etc. Di ch ini ada adegan kekerasan dan saya tidak tahu apakah saya sudah menggambarkannya dengan baik atau tidak. Terima kasih bagi yang sudah membaca, walaupun hanya sekilas.

Happy reading!

----------

Atsumu sudah memakai pakaian miliknya kembali. Bersiap untuk diantar pulang oleh Hinata. Dia membayangkan betapa ributnya kediaman Sakusa karena menganggap dia hilang. Sebenarnya Atsumu tidak peduli, tapi setelah dia pikir-pikir itu berdampak buruk pada keadaan Hinata.

Jadi tepat setelah dia menghabiskan sarapannya, Hinata akan mengantarnya pulang ke rumah Sakusa. "Atsumu-kun, bisa kau ceritakan secara spesifik di mana kau tinggal? Nama jalan atau apapun itu."

"Kediaman Sakusa. Aku tinggal di sana untuk sementara." Jawab Atsumu. Hinata yang sedang mencuci piring bekas sarapan mereka, menghentikan kegiatannya sejenak setelah mendengar nama yang tidak asing. "Sakusa?" Dia memastikan apa yang tadi dia dengar dari mulut Atsumu. "Iya, Sakusa, apa kau mengenal mereka?" Atsumu dapat mendengar nada keraguan dari pertanyaan Hinata.

"Ya, tentu," lanjutnya. "Siapa yang tidak mengenal Sakusa di kota ini?" Jawab Hinata sambil melepaskan apron yang melingkari tubuhnya. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, "Sudah saatnya kita pergi."

○•○•○

Jalanan yang mereka lewati masih basah tergenang oleh air hujan. Ada beberapa genangan air yang terbentuk dibagian tanah yang berlubang. Hinata dan Atsumu sedikit memperlambat jalan mereka, "Shoyo-san, selain bunga matahari apa lagi yang kau suka?" Tanya Atsumu sambil sedikit menggoyangkan tangan kanannya yang digenggam oleh Hinata.

"Umm, mungkin menyulam?" Jawab Hinata ragu, "Awalnya aku tidak terlalu menyukainya, tapi perlahan aku bisa mengisi waktu luangku dengan menyulam. Lagipula dengan menjual hasil sulamanku, aku bisa hidup di kota ini." Atsumu mengamati raut wajah Hinata yang tersenyum senang, "Apa suatu hari nanti aku bisa mendapatkan hasil sulamanmu itu, Shoyo-san?"

"Tentu, aku akan memberikan sulaman terbaikku untukmu." Ucapnya dengan penuh semangat. Mereka terus melangkah menapaki setiap jalan yang dilalui. Sesekali terdengar senandung nyanyian kecil yang dilontarkan oleh Hinata. Tidak ada kata-kata yang keluar dari nyanyian itu, hanya senandung merdu yang dapat membuat Atsumu terbuai dalam tidur tanpa mimpi miliknya.

"Shoyo-san, ada yang ingin kuketahui." Tanya Atsumu tiba-tiba.

"Silakan kau bisa menanyakan apapun."

"Saat kau meminjamkanku pakaian waktu itu, apa itu milikmu?"

Hinata menganggukkan kepalanya, "Pakaian yang waktu itu aku berikan padamu adalah saat aku berusia 10 tahun," katanya. "Aku tidak pernah membuang barangku, walaupun tidak pernah aku gunakan lagi." Atsumu yang mengerti arti dari jawaban yang baru saja Hinata lontarkan, hanya memegang erat tangan Hinata. Dia paham kenapa Hinata masih menyimpan seluruh pakaiannya sampai dia beranjak dewasa.

Karena itu adalah kenangan miliknya yang tersisa.

Pesannya sangat jelas, Atsumu bersyukur dia memiliki kepekaan yang tinggi terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.

Saat Atsumu ingin menanyakan beberapa pertanyaan lagi, sebuah suara memanggilnya dengan keras. "Atsumu!" Terlihat dari jauh Komori, Sakusa, Osamu, dan Kita berlari menghampirinya. "Kau! Baru satu minggu kita berada di sini dan sudah membuat orang lain kerepotan." Kata Osamu sambil menatap saudara kembarnya. Atsumu hanya tersenyum tidak berniat untuk mengatakan sesuatu seperti kata maaf atau bentuk penyesalan lainnya.

Evil and GoodWhere stories live. Discover now