I'm Glad You Came

235 45 3
                                    

Disclaimer : Haikyuu! Furudate Haruichi

A/N :
Yeay part 3! Akhirnya saya punya waktu buat lanjutin ff ini. Terima kasih atas vote, comment, dan dukungannya.

Happy reading!

__________________________

Hampir seumur hidupnya Atsumu berharap kalau Hinata selalu berada di sisinya. Lalu, suatu hari Suna mengatakan kalau Atsumu itu bodoh sampai-sampai mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal. Perkataan yang kasar tapi memang benar adanya.

Atsumu tidak menyukai segala jenis omong kosong, jadi ketika dia menawarkan Hinata untuk tinggal di Inarizaki, Atsumu tidak berbohong ketika dia mengatakan akan melindunginya.

Tanpa syarat.

Atsumu menyukai Hinata, dan tidak akan pernah berubah. Perasaan itu terus tumbuh tanpa bisa dia cegah. Atsumu terkadang benci ketika dia bertingkah seperti remaja perempuan yang sedang jatuh cinta. Tersenyum seperti orang bodoh sampai-sampai pipinya terasa sakit.

Sekarang dia bertanya-tanya bagaimana Hinata bisa tersenyum setiap hari— setiap saat tanpa merasa lelah sama sekali? Seolah-olah senyuman sudah menjadi bagian dari dirinya yang tidak akan pernah hilang.

Mereka tiba di Inarizaki tepat pukul 8 malam, udara dingin sangat menusuk kulit mereka yang berlapis pakaian tebal. Kita-san yang saat itu menginap di kediaman Miya diantarkan oleh Osamu ke kamarnya, sedangkan Atsumu sendiri mengantar Hinata ke kamarnya yang berada di lantai tiga, tepat di paling ujung lorong sebelah kanan.

Hinata terseyum lega, ia mengkhawatirkan sesuatu yang sia-sia. Kamar berukuran sedang, ukurannya memang dua kali lipat dari kamar Hinata sebelumnya.

Tapi, dia menyukainya, interiornya yang sederhana dan hanya ada sedikit sentuhan kemewahan di sana. Hinata tidak pernah terbiasa dengan barang-barang mewah, meskipun Atsumu sering memanjakannya, tetap saja kemewahan adalah sesuatu yang asing baginya.

"Terima kasih, Atsumu-san." Hinata mengatakan itu sambil tersenyum. Ia menyunggingkan senyuman paling tulus karena merasa terkesan dengan usaha Atsumu dalam membuatnya tetap nyaman.

"Sama-sama." Jawab Atsumu pelan, ada semburat merah tipis dikedua pipinya. Tangan Atsumu menempel di mulutnya— berusaha untuk menutupi semburat merah yang menjalari pipinya.

"Selamat istirahat, jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa memanggilku." Dia mencondongkan tubuhnya, wajahnya berhenti beberapa sentimeter dari wajah Hinata dan mengecup dahinya lembut.

Atsumu menarik dirinya kembali, memberikan jarak aman dengan Hinata. Saat dia sedikit menunduk, matanya menangkap rona merah yang menodai kedua pipinya. Terlihat sangat manis dan menggemaskan. Dengan perasaan gugup Atsumu undur diri dan mengucapkan selamat malam kepada Hinata sekali lagi.

●●●●

Hinata mulai bekerja sebagai pelayan di kediaman Miya tepat keesokan paginya. Meskipun disebut sebagai pelayan dia nyaris menyelesaikan tugas-tugas sederhana yang ada di rumah itu.

Bersih-bersih yang secara ajaib ternyata kediaman itu tidak perlu usaha berlebih untuk membuatnya mengilap. Lalu, di rumah kaca yang Atsumu dan Osamu rawat— Hinata juga membantunya menyirami tanaman di sana, dan dia melihat bunga yang Atsumu berikan padanya minggu lalu.

Bunga indah bermahkotakan warna kuning dan putih. Mereka tumbuh dengan sangat baik. Setelah itu, Hinata akan membantu di dapur. Tidak butuh waktu lama— hanya kurang dari satu jam, Hinata sudah menjadi favorit seisi penghuni kediaman Miya.

"Shouyou-kun, tidakkah kau bekerja terlalu keras?"

Hinata termenung sejenak, "apa aku terlihat seperti itu? Bekerja terlalu keras?"

Evil and Goodحيث تعيش القصص. اكتشف الآن