I'd Give Up

209 40 7
                                    

Disclaimer : Haikyuu! Furudate Haruichi

Happy reading!

_________________________

Ketika Suna membawa Hinata pergi, Atsumu merasakan deja vu yang aneh. Ya, sepertinya dia tahu—ini sama ketika Atsumu membawa Hinata pergi. Sekarang ia berada di posisi yang sama dengan Sakusa dan hatinya terasa pedih sekali seperti ada yang mencongkelnya keluar.

Ia menyingkirkan harga dirinya dan memberikan kabar itu kepada Sakusa. Setelah itu dia datang dengan keadaan yang sangat tidak Sakusa—berantakan dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Sakusa Kiyoomi yang selalu terlihat tenang tidak terlihat di mana-mana tergantikan oleh Sakusa yang penuh amarah.

Kedatangan mereka disambut baik oleh Suna. Seolah-olah tidak merasakan kemarahan yang meluap, Suna hanya berekspresi setenang air mengalir dan menyediakan teh untuk mereka.

"Tidak perlu terlalu tegang." Ucap Suna sambil menyesap teh chamomilenya.

"Apa yang kau lakukan pada Shoyo?" Tanya Sakusa dingin.

"Aku hanya memberikan cincin kutukan itu pada Hinata," kata Suna matanya menerawang jauh ke depan. "Cincin yang secara turun-temurun diwariskan keluarga Hinata, tapi kini berada ditanganku—ah, tidak lagi kini berada di tangan pemilik aslinya."

Sorot mata Atsumu menggelap, Suna memang suka seenaknya tapi ini adalah yang terburuk. "Kembalikan Shoyo-kun." Tatapan mata Atsumu yang mengancam sedikit mengusik ketenangan yang susah payah dipertahankan oleh Suna sejak awal.

"Aku sudah mencoba untuk melepas cincin itu, tapi bukan aku yang dimaksud oleh cincin itu." Suna meletakkan cangkir tehnya dan menatap Sakusa dan Atsumu bergantian lalu tersenyum lebar seperti rubah. "Mungkin salah satu dari kalian. Ingin mencobanya?"

Keheningan yang mencekam menyelimuti mereka, "Asal kalian tahu aku membantu Hinata di sini," desah Suna. "Mungkin dengan cara ini, dia bisa menerima dirinya lagi apa adanya. Anggap saja ini sebagai balas budi karena telah memperlihatkan pertunjukkan yang menarik."

Suna memejamkan matanya mengingat kembali mimpi-mimpi berisi rangkaian cerita mengenai Hinata, mulai dari ia dilahirkan sampai sekarang. Melalui cincin itu Suna bisa melihat jauh ke dalam diri Hinata, dan ia tidak bisa membiarkan takdir menuntunnya kembali ke jalan yang dingin tanpa ada siapa pun di sisinya.

Suna bersimpati dengan Hinata dan ini adalah langkah terakhir yang bisa ia lakukan untuknya. "Akan aku antarkan, kalian ingin bertemu dengannya bukan?"

○°○°○°

Wajah putih pucat yang nyata, tertidur seperti seonggok mayat dan tidak bergerak seinchi pun. Ketegangan menghiasi wajah Atsumu dan Sakusa.

Ketika ujung jari Atsumu menyentuh pergelangan tangan Hinata, tubuhnya sangat dingin, seakan-akan tidak ada kehidupan yang tersisa di sana. Namun, kemudian Atsumu tersenyum lega, setelah bisa merasakan denyut jantungnya yang sangat lemah melalui pergelangan tangannya yang pucat.

Sakusa menatapnya dengan sorot mata yang menyakitkan. Beban cincin yang ada di dalam sakunya terasa sangat berat. "Bagaimana kalau Atsumu yang dinginkan oleh Hinata dan bukan dirinya?"

Sakusa menggelengkan kepalanya, "jika itu yang terjadi maka aku harus melepaskannya."

"Suna." Panggil Atsumu dia berdiri dan mendekat ke arah Suna. Sebuah pukulan manis dan menyakitkan dilayangkan oleh Atsumu ke pipi kiri Suna.

Menimbulkan sensasi perih dan pipinya kini berdenyut sakit. "Setidaknya aku harus melakukannya sekali," katanya. "Dulu aku ingin sekali melakukannya, tapi aku tidak menyangka kalau sekaranglah saatnya."

Evil and Goodحيث تعيش القصص. اكتشف الآن