Bab 4 - When Slytherin makes woo

5.8K 410 45
                                    


Anak-anak tolong GO AWAY !!!


CHAPTER 4

PLAYING BY THE FATE

.

.

Mata Hermione mengerjap kala pagi hari datang, dia merasakan nafas Draco yang hangat menerpa lehernya, lengan Draco melingkari perutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Hermione mengerjap kala pagi hari datang, dia merasakan nafas Draco yang hangat menerpa lehernya, lengan Draco melingkari perutnya.

Tidur bersama sudah menjadi kegiatan rutin bagi Hermione dan Draco. Gerakan bangun Hermione menyadarkan Draco—dia mengeratkan rangkulan lengannya di perut Hermione, hidung Draco semakin dalam menyusup di leher dan rambutnya.

Hermione mengusap lengan Draco yang melingkar diperutnya, merasakan lehernya sudah meremang karena hembusan nafas Draco. Beberapa lama mereka diam dalam di posisi itu—hingga akhirnya, Hermione pun bangun, urgensinya membawa dia harus ke kamar mandi.

Setelah Hermione cuci muka dan gosok gigi, Hermione melihat Draco menyusulnya ke kamar mandi.

"Kau mau mandi?"

"Aku mau dimandikan olehmu"

"Dasar manja, biasanya juga dibantu peri rumah"

"Lantas aku tidak boleh bermanja-manja denganmu?"

Hermione memutar bola matanya.

"Oh..baiklah. Mengingat besok kita harus kembali ke Hogwarts, maka aku berbaik hati membantumu"

Draco menyeringai, tatapan nakal memenuhi matanya. Hermione mendengus. Mereka berdua pergi ke kamar mandi.

"Duduklah, biar kulihat bekas lukamu, ini harus diolesin ramuan lagi sebelum mandi"

Draco menurut dan duduk membelakangi Hermione, di bangku berbungkus kulit yang terletak di terletak di sisi bath tub kamar mandi mewah kamar Draco.

Draco membuka kancing atasan piyamanya dan Hermione membantu melepaskannya. Berkali-kali Hermione menatap punggung Draco dengan perasaan terluka seolah ia ikut merasakan sakit yang dideritanya selama ini, lalu Hermione mengoleskan ramuan perlahan-lahan di setiap inci lukanya.

Tak disadarinya, kini ia meneteskan air matanya, entahlah Hermione merasa sedih dan iba. Sedikit terisak membuat Draco menangkap tangannya dan memutarkan badannya menghadap Hermione.

"Kau kasihan padaku?" Draco menatapnya. Ia seolah paham, apa alasan Hermione menangis.

Hermione menggeleng, "Aku kagum padamu"

Draco menaikkan alis—tak mengerti.

"Baru kusadari, Draco—Kau begitu banyak mengalami penderitaan waktu itu. Kau mengalami banyak siksaan, Siapa yang melakukannya?"

Draco kembali membelakangi Hermione.

"Apa Voldemort?"

"Ayahku, bibiku dan makhluk brengsek itu" jawab Draco pelan sambil menunduk.

PLAYING BY THE FATE | Dramione | COMPLETEWhere stories live. Discover now