Bab 7 - Slytherin Princess

4.4K 352 51
                                    


Ujian NEWT telah berakhir, para siswa kelas tujuh—termasuk Hermione dan Draco, merasa sangat lega sekarang. Beban ujian yang menggayut di keduanya kini terangkat sudah.

Tinggal menunggu hasil ujian keluar dan pengumuman nilai ujian akan keluar dalam 2 minggu setelah ujian berlangsung.

Hermione masih tetap gelisah—cemas bila hasil ujiannya buruk. Sementara Draco terlihat santai dan relaks, baginya ujian tersebut memang melelahkan—menghabiskan waktu berminggu minggu untuk belajar bersama Hermione.

Hubungannya dengan Astoria sama sekali tak berubah bahkan tak ada kemajuan, walau mereka akan melangsungkan pernikahan tapi Draco seolah mengabaikan keberadaan gadis itu.

Draco lebih sering menghabiskan waktunya dengan Hermione—dengan alasan bahwa dia harus konsentrasi dengan belajarnya dan tidak mau diganggu.

Agaknya Astoria tidak punya pilihan untuk memprotesnya, walaupun Astoria sempat curiga akan kedekatan calon suaminya dan Hermione tapi teman seasramanya—Pansy selalu mengatakan, bahwa Astoria hanya termakan perasaannya saja dan toh akhirnya Astoria akan mendapatkan Draco, jadi kenapa Astoria harus gusar.

Astoria percaya dengan omongan Pansy—tidak ada mencurigakan, putusnya.

Pansy berusaha mendekatkan diri dengan Astoria dan Daphnee agar kedua kakak adik ini tidak ikut campur atas kedekatan Draco dan Hermione.

Pansy selalu membela Draco—bukan tanpa alasan, selain Pansy menyayangi Draco tapi karena Pansy merasa lelah dengan permasalahan menjaga kemurnian pureblood ini.

Dia merasa dunia yang dibentuk para pureblood sangat tak adil. Mereka menentukan nasib seseorang tanpa memperhatikan hak untuk berbahagia. Ia sudah sering menyaksikan berapa banyak pasangan yang menikah tapi tak bahagia karena dijodohkan.

Para anak-anak pureblood hanya mampu menerima keputusan keluarga tanpa bisa protes. Dia juga merasa muak dengan sikap gadis-gadis pureblood yang tipikal, mereka bersikap bagai barang yang siap dijual oleh orang tuanya.

Tak perlu otak yang pintar dan sekolah hanya dijadikan formalitas, toh mereka hanya berakhir jadi istri, melahirkan keturunan dan menghabiskan uang suaminya. Jika mereka tidak bahagia dengan pasangannya, mereka tinggal berselingkuh dengan siapapun yang mereka mau.

Jadi apa nilai positif dari perjodohannya itu?, bila pada akhirnya mereka tak setia satu sama lain. Banyak hal yang membuat Pansy berubah jadi feminis dan anti pureblood society.

Salah satu alasan terkuat adalah karena tewasnya ayah Pansy di tangan Voldemort—yang kemudian diketahui Pansy, bahwa ayahnya menjadi korban dari hasutan para petinggi Pureblood Society—korban dari kotornya politik perkumpulan itu.

Demi menjaga nyawa mereka tetap utuh dari kemarahan Voldemort akhirnya mereka mengkhianati rekannya sendiri—membuat ayah Pansy menjadi kambing hitam dan dibunuh oleh Voldemort.

Kasus ini membuat Pansy semakin membuka mata dan membenci obsesi para tetua pureblood sangat absurd dan cenderung memaksakan. Kepercayaan atas doktrin pureblood ini telah runtuh di pikiran Pansy.

Draco juga memberikan pengaruh besar agar Pansy mau membuka diri bahwa dirinya seorang yang merdeka dan bebas menentukan pilihan, tidak terkungkung oleh peraturan mengekang Pureblood.

"Everyone have right to choose for their own happiness, Pans" perkataan Draco terngiang di pikirannya.

Namun sungguh ironis dikala Draco berapi-api mengutuk semua ambisi pureblood tapi dia sendiri malah terjebak dengan perjanjian tersebut.

PLAYING BY THE FATE | Dramione | COMPLETEWhere stories live. Discover now