SEVENTEEN

2.5K 416 56
                                    

Felix senang berada di balkon, memandang indah bias bintang yang menghiasi langit malam, jika tidak ada mereka langit akan gelap dan nampak tak menarik lagi, matanya berbinar karena sedari dulu ia percaya ketika seseorang mati maka akan menjadi bi...

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Felix senang berada di balkon, memandang indah bias bintang yang menghiasi langit malam, jika tidak ada mereka langit akan gelap dan nampak tak menarik lagi, matanya berbinar karena sedari dulu ia percaya ketika seseorang mati maka akan menjadi bintang di atas sana.

"Sudah malam, ayo masuk." Pundaknya di tepuk pelan, ia mendesah kecewa meski di lubuk hatinya ia masih ingin berada disini untuk memandangi langit.

"Sebentar lagi, aku masih merindukan ayah dan ibu." Ia bergumam pelan, Hyunjin berdiri mematung di belakangnya. Hatinya teremat sakit mendengar perkataan Felix.

"Aku percaya bahwa jika aku mati nanti aku akan menjadi bintang disana." Felix tersenyum tipis, sebelum ia menatap kosong ke arah langit malam. "Sebentar lagi aku akan bertemu ayah dan ibu, juga yang lainnya. Aku tidak sabar juga sedikit sedih karena tidak bisa menjaga dia bersamamu Hyun." Felix menyentuh perutnya yang semakin membuncit karena memasuki bulan bulan terakhir, Hyunjin memeluknya dari belakang sambil menggenggam erat lengan nya.

"Tidak akan ada yang mati Felix, kau akan tetap disini." Ia berujar dengan penuh penekan, Felix terkekeh kemudian membalikan badannya "jangan egois, yang kamu lakukan pasti ada ganjaran nya dan aku yang menerima ganjaran itu." Felix mendorong pundak Hyunjin pelan hingga pria itu mundur beberapa langkah.

"Maaf." Hyunjin memeluk Felix erat, ia memejamkan matanya menikmati pelukan yang mungkin akan menjadi saat saat terakhir bersama pria di hadapannya.

"Hyunjin, kau tau kan aku begitu menyukai langit? Jika nanti dia lahir beri nama dia Haneul, itu artinya langit boleh kah?." Hyunjin mengangguk cepat, Felix tersenyum tipis kemudian ia melepaskan pelukan Hyunjin dan memasuki kamar.

Di bawah balkon Somi memperhatikan keduanya, pandangan matanya mengarah pada Hyunjin yang nampak terlihat frustasi.

"Rumit, cinta memang rumit." Setelahnya ia memasuki rumah sebelum Jeongin mencarinya.

"APA YANG KAU KATAKAN?! BAHKAN INI BARU MEMASUKI BULAN KE 8!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


"APA YANG KAU KATAKAN?! BAHKAN INI BARU MEMASUKI BULAN KE 8!." Hyunjin berteriak frustasi saat mendengar perkataan Somi, tadi Felix berteriak kesakitan dan Somi mengatakan bahwa dia akan segera melahirkan.

Nefarious. [✅]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz