EIGHTEEN

2.6K 445 75
                                    

Hyunjin melirik ke arah Felix yang menggigil kedinginan memang beberapa kali guntur kilat terdengar tanda akan hujan, namun ia tidak bisa melakukan banyak hal karena Jeongin terus menyerang nya tanpa ampun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin melirik ke arah Felix yang menggigil kedinginan memang beberapa kali guntur kilat terdengar tanda akan hujan, namun ia tidak bisa melakukan banyak hal karena Jeongin terus menyerang nya tanpa ampun.

Hyunjin mencakar punggung Jeongin hingga tersungkur kesakitan, buru buru ia membuka pakaian nya hingga ia menyelimuti Felix dan bayi nya, tak memiliki pilihan lain selain cara itu karena ia tidak mungkin juga membawa Felix ke kediaman nya, Felix akan mati jika begitu caranya.

"Hyun, dia kedinginan." Felix berbicara lirih, menggenggam lengan Hyunjin yang berjongkok di sebelahnya, Felix melirik ke arah bayi yang baru di lahirkan beberapa jam itu kemudian merengkuh nya dalam dekapan, berharap bisa menghangatkan tubuh mungilnya.

"Maaf, maafkan aku. Jika aku tidak melawan Jeongin kau akan mati maafkan aku Felix." Hyunjin kembali berlari menyerang Jeongin, pria itu nampak belum tumbang bahkan cakaran Hyunjin begitu menganga di punggung nya.

"Aku tidak akan mati!! Aku tidak akan menyerahkan tahta itu padamu Hwang sialan!!." Hyunjin berdecak kesal.

"Ambil! Ambil saja posisi itu namun jangan ganggu kami lagi, jangan pernah sekalipun bahkan aku sudi di asingkan asal kalian tidak menganggu ku dan istri anak ku." Jeongin menerjang tubuh Hyunjin kemudian ia terbahak kencang, Hyunjin melirik ke arah langit dimana rintik hujan mulai turun, memaksa Felix berlari pun tidak mungkin, tenaganya terkuras habis karena melahirkan tadi.

"Aku harus membunuh mu agar bisa naik tahta! Karena kau hidup pun mereka tetap akan menyerahkan semuanya padamu." Hyunjin benar benar muak, yang ia inginkan sekarang adalah menyelamatkan Felix juga putranya, tak lebih dari itu.

"Hentikan pertengkaran nya anak anak." Suara berat menyapa pendengaran Hyunjin juga Jeongin, Hyunjin membulatkan matanya saat putranya di gendong Suzy juga Felix dalam gendongan Jinyoung yang nampak tak memiliki tenaga sedikit pun.

"LEPASKAN MEREKA!! AKU MOHON." Hyunjin hendak berlari namun tubuhnya di tahan oleh Jeongin, sungguh ia panik luar biasa sekarang di tambah putranya yang menangis kencang.

"Lepaskan mereka ibu, ayah. Aku mohon!!."

"Nak! Kami tidak mau kehilangan mu, kami tidak akan pernah rela kehilanganmu!!." Jeongin mengepalkan tangannya menatap tajam ke arah kedua orangtuanya yang ada di hadapannya.

"LALU AKU BAGAIMANA?! Pernah kah kalian memikirkan perasaan ku huh? Pernahkah kalian memandang ku sebagai seorang putra layaknya kakak?." Jeongin bersimpuh di atas tanah, pria itu menangis tersedu-sedu dengan isakan pilu yang terdengar menyakitkan.

"Bagaimana dengan aku? Aku sudah berusaha semaksimal mungkin agar kalian melirik ku namun kenapa!! Kenapa kalian tidak pernah memperhatikan ku hah?!!!." Pria itu menatap sendu ke arah Hyunjin, maniknya terus mengeluarkan bulir air mata.

"Aku iri padamu, aku juga putra mereka namun tidak pernah mendapatkan perlakuan sepadan." Jeongin mengusap air matanya yang mengalir deras.

"Karena kamu bukan putra kami!." Jeongin membulatkan matanya, mendongak menatap ke arah ayahnya yang berbicara dengan lantang, atau mungkin bukan ayahnya?.

Nefarious. [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang