GUDRITON

66 17 0
                                    

Naga itu meraung sangat keras.

"Cyaelia, segera jadi buku"
"Gak usah kau bilang aku dah tahu"

Setelah merasakan buku tertempel, aku mengeluarkan katanaku.

"Tunggu.. jangan langsung serang"

Aku memasukan katana ku ke storage.

"Halo paman naga, aku mau ke lantai 4, boleh kah?"
"Oh mau lewat.. silahkan"
"Oh trima kasih"

Aku berjalan ke pintu di belakangnya.

Tiba tiba ekornya menutupi jalan ku.

"Kau kira aku benaran mau kasih kamu lewat"
"Lah.. katanya boleh, kok jadi gak boleh"
"Kau juga percaya aja"
"Makanya lain kali langsung jawab gak usah kek gini"
"Bangsat, aku dimarahi manusia"
"Jelaslah, kamu gak tahu apa gimana rasanya di kasih harapan palsu"
"Lalu kamu gak takut sama aku??"
"Gak"
"Benaran?"
"Iya"
"Sunguhan?"
"Mau sampai kapan kamu nanya?"
"Bwahahahahahaha, baru kali ini ada manusia yang tidak takut padaku"

'jujur saja ya, aku lebih takut ketemu polisi saat aku lagi pakai motor gak pakai helm dan stnk'

"Jadi aku boleh lewat"
"Tidak bisa sebelum aku di beri izin oleh pemimpin dungeon ini, atau aku di buat pingsan atau di bunuh"
"Oooh"

Aku mengeluarkan pisau dan mengarahkan nya ke naga itu.

"Kamu tahu kan apa maksud mengarahkan pedang ke naga"
"Maaf saja ya ini pisau"
"Huuuh..."
"Tapi aku lagi gak mau melihat darah hari ini"

'tittle, leader of Phiren, aktif'
'key'

Naga itu tiba tiba batuk.

"Apa mataku salah lihat???"
"Tanya aja sama Sraid"

Lalu naga itu batuk lagi.

"Maafkan aku"
"Gapapa"

Aku berjalan lagi, laku ekor nya menghalangi jalan ku lagi.

"Kalau kamu benaran pemimpin sekarang, kamu harus bisa membuktikan kekuatan mu"
"Ngomong dari awal kek"

Aku mengambil katanaku.

"Ooh pedang yang unik"
"Benarkah?, Pembuatnya hebat loh"

Aku langsung melompat mundur ke belakang untuk mengambil jarak.

Naga itu terbang ke atas dan mulutnya ada bola merah.

"Oi curang turun kao kesini"

Dia menembakkan bola api sebesar roda truk tronton itu, karena ukurannya sebesar itu aku berani untuk menangkis nya.

"Memangnya kau gak bisa sihir?"
"Aku hanya bisa duri sama tombak sihir"
"Lalu bagaimama kamu bisa ke sini???"
"Si Sraid antar"
"Sudahlah tetap saja kau harus mengalahkan ku"
"Cih"

Aku membuat pijakan dengan sihir.

"Woaah..."

Aku melompat ke atas mendekati dia lalu dia memukul ku dengan tangan cakarnya.

Aku langsung membuat penahan tubuhku dengan sihir.

"Apa!?? Tidak terlontar!??"

Aku merasakan penahan transparan ku mulai retak dan akhirnya...

Prank*

Aku terlontar dengan cepat ke tanah, bahkan aku hanya mengkedipkan mata sekali saja.

Aku langsung keluar dari badan ku. Dan menyembuhkan luka di tubuhku dan masuk lagi.

i can do anything i want in another worldWhere stories live. Discover now