Dance: Killer x Reader

1.3K 118 12
                                    

Highschool AU!

.

“Jadi, kau [full name]? Murid kelas 2-A, yang mengalami kesulitan menari?”

Aku menoleh ke belakang, pada seseorang yang tiba-tiba berbicara kepadaku, seraya mencibir kepadanya. Orang itu tersenyum padaku, tubuhnya bersandar ke dinding kayu, menatapku jahil dengan mata birunya. Siapa dia? Kenapa dia bisa tahu namaku, serta kekuranganku?

“Jangan terkejut begitu, [last name]-san. Aku Killer, murid kelas 2-C yang ditugaskan Viola-sensei untuk membantumu mengatasi masalahmu,”Dia bangun dari posisi bersandarnya, dan berjalan menghampiriku. Rambut pirangnya yang panjang berayun pelan mengikuti langkahnya. Dan aku mengakui, dia punya rambut yang indah untuk seorang laki-laki.

Aku mengamatinya duduk di depanku, dan menopang sikunya ke meja. Dia masih menatapku dari sela-sela rambutnya.

“Jadi, apa masalahmu?”

“Bukankah kau sudah tahu?,”aku kembali mencibir, menatapnya kesal. “Aku memiliki masalah di bidang tarian. Aku terancam tidak naik kelas karenanya.”

Dia menganggukkan kepala. Rambutnya berayun pelan mengikuti anggukannya.

“Kenapa kau punya masalah di bidang tarian? Itu adalah bidang yang sangat mudah, bahkan anak kecil pun bisa melakukannya.”

“Uugh, aku sejak awal tidak berbakat menari, jadi apa masalahmu?”Aku mulai meradang, emosi menyekat tenggorokanku sampai aku ingin berteriak dan memukulnya. Semua orang selalu berkata seperti itu kepadaku!“Bagiku menari itu sangat sulit, karena itu aku tidak bisa melakukannya! Aku akan sangat berterima kasih jika aku tidak perlu mengikuti kelas semacam itu, dan aku akan merayakannya dengan minum sampanye tujuh botol!”

Dia tidak terkejut dengan kemarahanku, sebaliknya dia tetap tersenyum. Dia kemudian tertawa kecil saat aku selesai marah-marah. “Minum sampanye tujuh botol? Itu adalah hal yang barbar dilakukan oleh seorang gadis SMA.”

Dia bangun, berjalan ke sebuah pengeras suara mini di seberang ruangan. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyambungkannya ke pengeras suara tersebut. “Kau tahu, jika kau berpikiran menari itu susah, maka saat praktik pun akan jadi susah. Coba buang sebentar pemikiran tersebut, ganti dengan pemikiran menari itu menyenangkan, pasti kau akan dengan mudah mempraktikkannya.”

Dia menyalakan sebuah musik, yang dari intro-nya kuketahui bahwa musik ini sangat lembut. “Lihat aku.”
Kemudian, dia mulai menari. Aku terpaku melihat tariannya, begitu indah dan luwes untuk seorang pria. Lagi-lagi rambutnya yang panjang berayun-ayun mengikuti gerakannya. Rambutnya seakan menjadi nilai plus untuk penampilannya.

Seakan hal-hal berpusat padanya. Pada gerakannya. Aku tidak mampu mengalihkan pandanganku sedikitpun darinya. Ketika musik berakhir, dia menyelesaikan tariannya dengan membungkuk padaku. Aku tidak sadar bahwa aku masih memandanginya takjub, sampai dia tiba-tiba berada di depanku dan tersenyum, mengulurkan tangannya.

"Kulihat kau begitu terpesona pada tarianku," katanya lembut. "Itu adalah contoh tarian yang paling mudah. Kau pasti bisa mempelajarinya dalam waktu singkat. Mau mencobanya bersamaku?"

Apalagi yang bisa kujawab selain kata: ya?

.

"Bagus, tarianmu sudah bagus," dia membimbingku dengan sabar meski aku berbuat banyak kesalahan. "Letakkan kakimu di sini, tanganmu disini. Ya, bagus, sekarang ulangi."

Aku kembali mengulangi gerakanku. Masih kaku, tapi setidaknya ada kemajuan. Killer hanya mengangguk saat melihatku. Sepertinya dia puas hasil ajarannya tidak sia-sia. Sudah dua jam kami berada disini, dua jam pula aku sudah menari dan memaksa otakku untuk mengingat semua gerakannya.

One Piece Short Story CollectionWhere stories live. Discover now