Chocolate: Ichiji x Reader

1K 108 7
                                    

chapter kali ini dibuatkan oleh RyukiAo. Makasih ya sayang ❤❤

.

Kring! Bunyi bel pintu berdenting menandakan ada pelanggan yang datang. Seorang pemuda bersurai merah dan berkacamata hitam berjalan masuk, melintasi pintu dan terus berjalan ke kasir. 

"Selamat datang! Anda siap untuk memesan?"

Pelayan tersenyum dengan ramah dari balik meja kasir. Pertanyaan tadi sekedar basa - basi sebagai formalitas seorang pelayan. Iya, basa - basi

Karena, setiap pelayan hingga manager yang bekerja di kafe ini tau apa yang akan pemuda ini pesan, Americano. Simpel, pemuda ini, Vinsmoke Ichiji namanya, adalah pelanggan tetap sejak 2 tahun lalu saat kafe ini buka tepat di seberang jalan New World University, tempat Ichiji kuliah. Dan ichiji selalu memesan Americano, sangat jarang ia memesan yang lain.

"A—"

"—Americano satu, total 30 ribu, baik! Silahkan duduk, akan kami antarkan segera!"

Ichiji tidak kaget tentu saja. Dengan segera ia mengeluarkan kartu pembayaran dan menyerahkannya pada pelayan. 

"Baik, terima kasih!"

Ichiji hanya mengangguk, ekspresi wajahnya tetap datar saat dia  mengambil kembali kartunya.

Meja ketiga di sebelah kiri dari pintu masuk persis di samping dinding kaca yang menghadap ke jalan raya menjadi tempat favorit Ichiji. Dan entah kenapa setiap kali ia datang, tempat itu selalu kosong. 

Setelah duduk dan mengeluarkan laptopnya, Ichiji memperhatikan sekeliling cafe. Diam-diam dia mencari keberadaan seorang gadis yang bekerja disini. 

"Apa hari ini [name] tidak masuk? Tapi perhitunganku tidak pernah salah, hari ini jelas bukan hari liburnya."

Pelayan yang sedang melayani pengunjung persis di belakang Ichiji memperhatikan ekspresi lain di balik muka datar itu. Si pelayan tahu persis apa yang Ichiji cari. Siapa lagi kalau bukan [name].

"Dia cuti hari ini, ada urusan kampus katanya," Si pelayan berucap ramah saat singgah di meja Ichiji. Ichiji sejenak merasa malu, karena pelayan ini begitu mudahnya menebak apa yang dia cari. Namun dia hanya mengangguk, dan pelayan itu pamit undur diri.

"Aku hanya kurang beruntung."

Ichiji menghela napas lalu menyesap Americanonya yang baru saja datang dan melanjutkan pekerjaannya. Sesekali ia menatap cangkir Americanonya dan mulai berpikir, mengapa ia begitu menyukai minuman berwarna hitam kecoklatan ini dan berasa agak pahit ini. Padahal, dia bisa saja memesan minuman lain. Cokelat panas misalnya, yang jelas-jelas lebih nikmat dan manis jika dibandingkan dengan Americano.

"Cokelat?" Ichiji bertanya pada dirinya sendiri. "Haruskah aku mencobanya?"

Tapi sejak kecil, ichiji tidak menyukai cokelat. Dalam bentuk apapun itu. Namun, tidak menyukai bukan berarti membenci bukan? Sejak menjadi pelanggan setia di kafe ini dan mengenal [name], Ichiji kembali familiar dengan cokelat. Setiap kali dia datang, dan sedang jam pelayanan [name], [name] selalu memberinya secangkir kecil cokelat panas, secara cuma-cuma tentu saja. Dan belum pernah sekali pun Ichiji mencobanya. Bukan, Ichiji bukanya tidak menghargai pemberian [name], hanya saja Ichiji benar-benar tidak tertarik dengan cokelat. Lebih seperti, cokelat memang tidak ada di dalam jalan takdir hidup Ichiji. Berlebihan.

"Dia selalu menghabiskannya setelah Ichiji pulang. Habis mau bagaimana lagi, sayang bukan kalau dibuang begitu saja?" ucap seorang pelayan yang tanpa sengaja di dengar oleh ichiji pada suatu kesempatan. Ichiji sedikit merasa bersalah. Ya, daripada sayang cokelat lezat itu dibuang, lebih baik dihabiskan saja oleh [name] sendiri, bukan?

One Piece Short Story CollectionWhere stories live. Discover now