Rain Surprise: Kid x Reader

825 92 29
                                    

Pukul setengah delapan pagi dan [name] baru bangun dari tidurnya. Kesiangan? Justru itu masih terlalu awal untuk bangun di hari Minggu ini. Apalagi saat ini langit tengah mendung, angin bertiup kencang dan dingin pertanda akan turun hujan. Bertambahlah alasan untuk tetap tidur dan melanjutkan mimpi—

AKU BAGAI BUNGA DI DINDING RUMAHMU. KAU PUN DATANG MENGUSIR TAKUTKU, SEPATUMU BAGUS ITU RAYUANMU PADAKU~

Shit. [name] langsung membuka matanya lebar-lebar saat mendengar dering ponsel yang bernada tidak santai itu. Salahnya juga sih kenapa menaikkan volume sampai full. Terpaksalah dia bangun, berguling ke sisi ranjang yang satunya dan menyambar ponselnya.

Yang Bakal Ngasih Nama Eustass [name] sent you a voice note.

“Ha?”Mata [name] langsung melebar selebar mungkin. Voice note di pagi-pagi begini? Apa yang bakal dibicarakan olehnya, ya? Seumur-umur, pemuda bersurai merah itu belum pernah mengiriminya voice note, kalau mau chat saja paling cuma buat basa-basi: lagi dimana? Sibuk tidak? Mau pergi kemana? Udah makan? Selebihnya dilakukan dengan telepon atau langsung ketemu saja. Seorang Eustass Kid yang suka membicarakan apa saja langsung, kini mengiriminya pesan suara?

“Lagi mimpi yah aku,”racau [name] sambil tertawa sendiri. Mencubit pipinya sendiri, lalu meringis kesakitan. “Yah, bukan mimpi. Cuci muka bentar ah.”

Dengan langkah bak zombie dia berjalan menuju kamar mandi. Rambutnya mengembang bagai singa ketika dia bercermin, yang sama sekali tidak dipedulikan olehnya, dia langsung membasuh wajah menghapus sisa-sisa kenistaannya selama tidur.

Saat dia kembali, notifikasi pesan masih sama. Yang Bakal Ngasih Nama Eustass [name] sent you a voice note.

Dia pun mengeklik pesan yang dimaksud dan memutar rekaman.

Bangun, [name]. Meski ini hari Minggu, bukan berarti kamu bisa bermalas-malasan. Cepat bersiap, ada tempat yang ingin kudatangi bersamamu.”

“Apa ini? Cara ngajaknya sama sekali tidak romantis,”gerutu [name], seraya memutar ulang rekaman itu. Tetap sama, ajakan pergi ke suatu tempat dengan suara datar (tapi seksi khas Eustass Kid) dan membuat [name] ingin menggelosor ke lantai.

Jadilah dia berjalan ke kamar mandi setelah menarik handuk demi melaksanakan tugas yang diberikan padanya. Duh, padahal saat ini sempurna banget buat malas-malasan. Memangnya Kid mau mengajaknya kemana? Mana hari mau hujan lagi.

Beberapa saat kemudian, [name] sudah siap. Sudah rapi mewangi, memakai celana kain warna hitam dan sweater berkerah turtleneck warna merah sewarna rambut kekasihnya, dan mengalungkan tas kecil. Siap berangkat! Namun, yang nyuruh dia tadi kok malah ‘menghilang’ setelah ditunggu beberapa menit. Hujan sudah turun di luar, suara air yang menghantam bangunan dan jalan menggema sampai ke dalam. [name] memandang ponselnya dengan gusar, menanti panggilan atau chat masuk dari Kid.

Tetap tidak ada.

Halo?”Suara Kid terdengar serak-serak seksi gitu dari seberang begitu [name] menelepon.

“Jangan halo-kan aku, Kid!”[name] mulai geram. “Katanya kamu mau membawaku ke suatu tempat. Aku udah dandan cantik-cantik begini malah nggak datang!”

“…Hah? Kapan aku ngajak?”

[name] semakin menggeram marah. “Dengar, ya, Kid. Jangan main-main terus, bisa gak? Tadi kamu ngirimin aku pesan suara, nyuruh aku cepat bersiap karena ada tempat yang mau kamu datangi bersamaku! Aku jadi rela bangun di hari Minggu yang hujan ini!”

Kid menguap di seberang. “Nah, tau pun sekarang lagi hujan,”Menegaskan maksudnya, hujan di luar entah kenapa malah bertambah deras. [name] semakin gondok.”Jadi ngapain mau pergi? Hujan-hujan gini enaknya tidur,”Lalu terdengar suara kasur berderit, mungkin yang punya lagi sibuk bergulingan kesana-sini. Tiba-tiba bayangan seorang Eustass Kid yang topless,tubuh bagian bawah tertutup selimut dan rambut acak-acakan khas orang bangun tidur terbayang di pikiran [name].

One Piece Short Story CollectionWhere stories live. Discover now