7. Harta, tahta, Samara.

18.2K 2.9K 1.7K
                                    

Ada yang kangen cerita ini gak?

Absen dong kalian dari kota mana aja?

Janji ya mau komen di setiap paragrafnya.

***

Menunggu Jadi Pacarmu - Brisia Jodie

Selamat Membaca Retos!

Selamat Membaca Retos!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harta, tahta, Samara.

***

Menjadi berbeda itu tidak enak, bila boleh meminta dia ingin sama dengan mereka. Mulai dari masuk karena beasiswa, tergolong siswi tidak mampu yang tak diurus oleh kedua orangtuanya. Apalagi dia menjadi korbar rasis atas agamanya.

Tak ada yang ingin berteman dengan gadis bernama Samara Magdalena ini. Selain miskin mereka tidak mau berteman dengan non islam. Samara tak mengerti mengapa mereka tidak memiliki sikap teloransi sedikit pun, padahal dia saja tidak pernah mengomentari atau menyinggung sedikitpun tentang agama mereka.

Bila boleh jujur Samara sudah cape sekolah Jayatri, bila saja dia tidak butuh sekolah gadis itu akan keluar dari pada harus menahan hinaan ataupun segala bentuk pembulian. Tapi, semenjak ada Rasela hidup Samara tidak sendirian lagi. Tuhan sengaja memberi dia ujian terlebih dahulu dan baru dia beri kenyamanan, proses tidak akan mengkhianati hasil.

Rasela adalah segalanya bagi Samara, dia tidak pernah membedakan teman, mau kaya atau miskin, pintar atau tidak, cantik atau jelek, dan apapun agamanya Rasela tak peduli. Meskipun kadang omongan Rasela selalu terdengar kasar, dia begitu melindungi dan menyayangi Samara.

"Sela, udah, ya?" Samara mengeluh kecapean. Karena hari ini kafe tempat Samara bekerja tutup, Rasela membawa Samara ke Mall untuk menemaninya belanja.

Rasela menoleh sebentar, lalu kembali memilah baju yang berjajar di rak. "Baru juga bentar Ra, kita tuh belum ke Zara, H&M, terus store yang lainnya. Please deh, kali-kali jalan jangan kerja terus kaya enggak cape iya," ujar Rasela ucapan yang terakhir dia hanya bercanda, Rasela tidak pernah serius berucap.

"Aku lapar Sela, kamu mau trakhir aku, ayo, Sela," Samara menarik tangan Rasela agar segera keluar dari store itu, tak ada kata selesai bila Rasela berbelanja.

Selesai membawa Rasela keluar dari store itu dengan berbagai upaya dan beberapa berontakan dari Rasela, Samara melepasnya. "Mar, gue belum selesai!"

"Aku lapar Sela, kalo aku pingsan gimana?"

Rasela menghela nafas pelan. "Yaudah hayuk!"

IndestructibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang