24;unpredicted.

281 57 4
                                    

• 𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝 •
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
•°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐧𝐲𝐚•°

• 𝗨𝗻𝗽𝗿𝗲𝗱𝗶𝗰𝘁𝗲𝗱 •

"Vero!"

Veronika yang tengah memperhatikan roti-roti mungil di hadapannya, seketika menoleh ke asal suara.

"Sini."

Veronika mengangguk, berjalan mendekat pada Kakak kelasnya yang tengah berdiri di depan etalase yang di baliknya terdapat beberapa kue.

"Lo suka yang mana, coklat, strawbery atau pisang?" tanya Kenzo pada Veronika.

"Emm—" Veronika mengetuk-ngetuk dagunya mengunakan telunjuk, memperhatikan satu-persatu kue-kue di hadapannya itu seraya berpikir keras.

"Gua sukanya ...," Veronika menoleh pada Kenzo, "elo kak, Hehehe."

Kenzo menggelengkan kepalanya, Adik kelasnya ini benar-benar.

"Gak ada Elo, adanya coklat, strawbery sama pisang. Jadi ... lo suka yang mana, Ve?" tanya Kenzo, berusaha sabar menghadapi Veronika.

"Coklat sama pisang," jawab Veronika dengan nada sedikit sebal.

Kenzo mengangguk, dan beralih pada pelayan yang sedari tadi menunggunya itu.

"Coklat dua sama pisang dua yah Mba," ucap Kenzo.

"Tunggu sebentar Mas," balas si Pelayan yang duangguki oleh Kenzo.

"Kak!" panggil Veronika.

"Hmm?"

"Lo beneran pacaran sama Kak Amira?" tanya Veronika langsung.

Kenzo mengangguk sebagai jawaban.

Helaan napas keluar dari mulut Veronika, helaan nafas yang terdengar begitu kecewa.

"Sejak kapan?"

"Sejak tiga tahun yang lalu," ujar Kenzo, mengambil uang lima puluh ribu sebanyak empat lembar dari dompetnya, dan meletakannya di atas meja kasir setelah si pelayan tersebut menyebutkan totalnya.

"Buat lo," kenzo menyodorkan satu pelastik pada Veronika.

"Makasih," ucap Veronika, berusaha terlihat biasa saja dengan memberikan senyuman pada Kenzo, padahal sebenarnya ia tengah galau, hatinya seperti baru saja disantet.

"Yuk pulang," ajak Kenzo dan berlalu pergi lebih dulu.

Veronika kembali menghela nafas, kemudian menyusul Kenzo.

"Kak, lo gak ada niatan buat putus sama Kak Amira gitu?" tanya Veronika dengan beraninnya.

Kenzo yang baru saja ingin memakai helmnya itu terhenti, kembali menghadap pada Veronika. "Niatan buat putus? Ada," jawab Kenzo dengan santainnya.

Tentu saja itu membuat Veronika bersemangat, karna jika Kenzo sendiri memiliki niat untuk putus, dengan senang hati Ia akan membantunya.

"Tapi itu dulu, De. Bahkan beberapa kali pernah ada niatan. Tapi untuk sekarang ... gua mau serius sama dia," tambah Kenzo, membuat raut wajah Veronika yang semula bersemangat, kini datar tidak berekspresi.

"Tiga tahun ngejalanin hubungan kalo endingnya pisah, buat apa? Cuman buang-buang waktu selama tiga tahun itu. Mending serius," kata Kenzo, naik ke atas motor dan memakai helmnya.

"Yuk De," ajak Kenzo dengan tangan terulur—guna membantu Veronika naik ke atas motornya.

▪︎▪︎▪︎

Veronika menajatuhkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamarnya dengan helaan napas berat yang terus saja keluar dari mulutnya.

Hari ini dirinya merasa lelah, bahkan sangat lelah. Bukan hanya lelah karna bazar, tapi juga karna sebuah kenyataan, kenyataan di mana ia tak pernah bisa menjadikan Kenzo miliknya sekekeuh apapun niatnya.

Ucapan Kenzo beberapa menit yang lalu begitu serius, bahkan sorot matanya begitu terlihat jelas jika yang pemuda itu mau hanya Amira, bukan orang lain.

Veronika beranjak dari kasur. duduk di depan meja riasnya—menatap pantulan dirinya di cermin.

"Gua emang gak secantik Kak Amira, dan gua juga gak bisa ngerebut Kak Kenzo dari Kak Amira. Tapi, bukan berarti gua gak bisa ngedeketin Kak Kenzo," ucap Veronika dengan menatap pantulan dirinya sendiri.

"Kalo gua gak bisa milikin Kak Kenzo, gua masih bisa cinta sama dia, deket sama dia, cari perhatian dia. Siapa tau dia bakal berubah pikiran dan beralih ke gua." Veronika tersenyum puas, dirinya benar-benar terobsesi pada Kenzo, hingga tak memperdulikan caranya itu jahat atau tidak, dirinya terlalu jatuh cinta pada Kakak kelasnya itu, hingga tak memperdulikan apa yang nantinya akan ia dapat.

▪︎▪︎▪︎

Harusnya ini ada lanjutannya, tapi pas disalin udah ilang. Ajim! Rasanya kaya jadi ironman.

𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang