42.unpredicted.

251 37 0
                                    

• 𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝 •
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
•°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐧𝐲𝐚•°

•••

• 𝗨𝗻𝗽𝗿𝗲𝗱𝗶𝗰𝘁𝗲𝗱 •

Praya terus saja memperhatikan Veronika yang baru saja muncul dan berdiri di hadapannya.

"Lo abis mewek?" tanya Praya dengan kening berkerut.

"Engga, cuman abis ngeluarin air mata doang," jawab Veronika. Meninggalkan Praya dan langsung masuk ke dalam mobil pemuda itu.

"Setres," umpat Praya yang ikut masuk ke dalam mobil.

"Kita mau ke mana?" tanya Veronika setelah mobil yang ia naiki mulai menjauh dari rumahnya.

"Rumah Kak Zo," jawab Praya.

"Eh? Beneran?" Raut wajah Veronika terlihat senang setelah mendengarnya.

Praya mengangguk. "Dia ajak kita buat bakar rumah, katanya."

"Serius tiang!"

"Diem aja, tar juga tau mau ngapain," titah Praya.

Veronika menghela napas sebal, ia membuang mukanya ke luar jendela, pemuda di sampingnya memang perlu diajak perang lagi.

"Denger-denger Kakak lo ribut sama Kakak gua, bener?" tanya Praya yang langsung membuat Veronika kembali menoleh.

"Gimana keadaan Kakak lo sekarang?" tanya Veronika dengan raut wajah serius.

Praya menoleh pada Veronika, "Mereka beneran ribut?"

"Dia baik-baik aja? Gak sampe masuk rumah sakit, kan?"

"Vero! Gua tanya, mereka beneran ribut?" Praya gemas sendiri pada gadis di sampingnya ini. bukannya menjawab pertanyaanya, Veronika malah terus saja balik bertanya.

"Iya tiang! Mereka ribut, terus gimana kabar Kakak lo?"

Praya menggelengkan kepalanya, ia benar-benar tak menyangka pada Veronika yang malah menghawatirkan Kakak gilanya itu.

"Kenapa lo jadi khawatir sama tuh iblis?" tanya Praya.

"Gimana gua gak khawatir, masalahnya Kakak gua—"

"Lo salah orang buat lo khawatirin, Pendek. Harusnya lo khawatir sama Kakak lo yang dikroyok lima orang, bukan malah khawatir sama iblis yang sekarang lagi ketawa-ketiwi kaya orang setres!"

"Kakak lo baik-baik aja, kan?" bukan Veronika yang bertanya, tapi Praya.

"Dia baik-baik aja, cuman muka gantengnya ilang," jawab Veronika.

"Besok dia dikirim ke Villa, buat hidup sendiri beberapa tahun di sana," jelas Praya.

"Lo gak khawatir sama Kakak lo, tiang?" tanya Veronika.

Praya menaikan sebelas alisnya, menatap Veronika dengan raut wajah binggung.

"Kenapa gua harus khawatir sama orang kaya dia?" praya balik bertanya.

"Lo gak tau 'kan kalo Kakak gua juga ngelakuin hal sama ke Kakak lo kaya apa yang Kakak lo lakuin ke gua?"

"Yah terus?"

"Kakak lo cewek dan dia dikasarin sama cowok, lLo gak marah atau khawatir?"

"Haha ... justru gua seneng ajir dia dikasarin, kalo bisa gua pengen liat secara langsung dengan mata gua sendiri."

𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang