27;unpredicted.

289 54 7
                                    

• 𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝 •
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
•°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐧𝐲𝐚•°

• 𝗨𝗻𝗽𝗿𝗲𝗱𝗶𝗰𝘁𝗲𝗱 •

Veronika memperhatikan segerombolan siswa-siswi yang tengah berjoget di lapangan namun terlihat seperti tawuran—begitu rusuh. Di saat semua orang menikmati acara bazar terkahir, Veronika malah ditarik paksa"menghindar dari segerombolan siswa-siswi itu oleh Kasenio.

Veronika ingin bergabung bersama kedua temannya yang juga tengah berjoget bersama yang lain, tapi ... ia malah di pisahkan dan hanya diperbolehkan menonton saja.

Mana asik! ini hari terkahir, seharusnya ia ikut menikmati kebahagiaan seperti yang lain karna bazar selama tiga hari berturut-turut ini sukses, seharusnya ia tengah merusuh seperti yang lain disela-sela mereka berjoget. Tapi sekarang? Ia malah duduk manis seraya menonton saja.

"Kak!" panggil Veronika dengan merengek pada Kasenio.

"Apa?"

"Pengen ikut joget," kata Veronika sambil memohon.

Kasenio menghela napas, di tatapnya Veronika yang tengah memasang wajah memohon.

"Gak boleh, nanti lo ilang, tar lo di injek-injek," ujar Kasenio, kemudian kembali membalas pesan-pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

"Nyebelin! Gua bukan anak kecil, gua pengen nikmatin hari terakhir bazar kaya yang lain!" kata Veronika dengan nada sebal.

"Gak gua izinin, Mamah bakal ngamuk kalo balik-balik lo kaya gembel lagi."

"Kok nyebelin sih!" kesal Veronika.

"Emang," balas Kasenio.

"Mending ikut gua yok," ajak Kasenio sambil memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Engga!"

"Gua mau ketemu sama Kenzo."

Setelah mendengar nama Kenzo, Veronika langsung berdiri dari duduknya, melupakan rasa kesalnya pada Kasenio.

"Ayo, pergi!" ajak Veronika sambil mengandeng tangan Kasenio.

Kasenio hanya bisa menghela napas, sepertinya adiknya ini benar-benar tidak waras, apa segila ini adiknya ini mencintai teman sekelasnya itu? Astaga.

.
.
.

"Lah anjir, Senior semua," gumam Veronika saat mengekor Kasenio masuk ke dalam kelas.

"Gua di sini mau rapat tentang bazar dulu, lo tungguin gua yah," perintah Kasenio.

"Lah? Lo bilang mau ketemu Kak Kenzo, napa–"

"Jangan bawel, duduk aja di sini dan tunggu gua sampai selesai rapat. Nanti baru kita cari Kenzo," kata Kasenio.

Veronika mengangguk pasrah, menurut pada Kasenio yang menyuruhnya duduk manis menunggu pemuda itu hingga selesai rapat.

Sungguh menyebalkan, dikira menunggu itu enak apa. Apalagi Kasenio tidak memberitahunya sampai kapan rapat para senior itu berlangsung, dirinya akan bosan selama menunggu.

Tapi, untuk kabur pun tidak mungkin. Kakaknya itu terus saja melirik ke arahnya untuk memastikan ia tetap berada di tempatnya.

"Berasa buronan gua," celetuk Veronika dengan helaan napas jengah di akhir ucapannya.

Veronika mengeluarkan ponselnya dari dalam saku seragamnya, ia memilih untuk menghabiskan waktu selama ia menunggu sang Kakak dengan bermain game di ponselnya.

𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang