*4: Griffin

113 33 3
                                    

Ini sudah ketiga kalinya Ryoko datang ke lereng Himalaya. Kali ini dia harus membantu Suma dan yang lainnya untuk memindahkan Koloni Yeti ke sisi lain pegunungan. Gangguan akan keberadaan Yeti terancam bukan hanya karena manusia melainkan juga Pemburu.

Pada malam Ryoko mengucapkan Almueadal, sekelompok Pemburu datang. Seperti Penjaga, Pemburu juga memiliki kekuatan dan daya tahan tubuh yang bagus. Mereka datang di tengah badai salju yang diciptakan Suma dan para Yeti.

Ryoko ingat sekali saat itu Saisho mendorongnya masuk ke dalam portal yang mengarah langsung ke dalam rumah untuk menyelamatkannya. Chimera itu bilang kalau keberadaan Ryoko hanya akan mengganggu jika terjadi pertempuran.

Beribu-ribu tahun lalu, sebelum Penjaga diciptakan, Pemburu adalah sosok yang paling ditakuti para Makhluk Gaib. Mereka adalah manusia terlatih yang bertekad untuk membinasakan Makhluk Gaib atau mengambil keuntungan darinya.

Banyak Pemburu yang kemudian hidup dari keuntungan membunuh Makhluk Gaib. Bisa Acromantula misalnya, bisa terjual belasan keping emas hanya untuk lima mililiter. Banyak pula Makhluk Gaib yang diperbudak untuk keuntungan mereka.

Ryoko belum diajari bagaimana cara membedakan Pemburu dengan manusia biasa. Namun dia diajarkan untuk selalu berhati-hati, apapun yang terjadi. Itu sebabnya Ryoko tidak memiliki banyak teman di sekolahnya. Dia berusaha berhati-hati dan menjaga jarak.

Dilempar begitu saja ke dalam portal membuat Ryoko kesal. Apalagi sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu. Kalau ada hal yang menyebalkan, tentu saja itu adalah menunggu.

Setelah tiga jam menunggu, akhirnya dia melihat berkas sinar portal kebiruan. Ibu mendapatkan lebam memanjang di tulang pipinya, Ayah juga terlihat berdarah di lengan dan Suma terlihat mengenaskan. Mereka pasti bertarung habis-habisan.

"Di mana Saisho, Yeo dan Manche?" tanya Ryoko dengan bibir bergetar.

"Tertidur karena lelah," jawab Ayah.

Ryoko mengambil kotak obat Ibu dan mulai membantu mengobati. Ucapan Ayah membuatnya sedikit lega. Bagaimana pun rumah ini tidak akan cukup jika berisi tambahan tiga Makhluk Gaib.

Saat Makhluk Gaib tertidur, mereka biasa mengecilkan diri agar penjaga dapat melindungi mereka. Tanpa diberitahu, Ryoko mengetahui keberadaan tiga Makhluk Gaib tersebut. Rasanya ada energi yang terasa oleh Ryoko tanpa sadar.

"Ry, masalah Almueadal, sebaiknya tidak kamu bicarakan dengan siapa-siapa. Bahkan juga dengan Dewan Penjaga," ucap Ibu saat Ryoko membubuhi memarnya dengan obat.

"Aku tahu. Itu sebabnya aku dan Kakak tidak mengucapkan apa-apa."

"Almueadal adalah Sang Pengubah. Menurut legenda, Almueadal hanya akan turun jika terjadi hal mengerikan. Jika itu adalah kamu, kita harus bersiap akan kemungkinan terburuk." Nada suara Ayah terdengar sedikit khawatir.

Ryoko mengangguk. Kemarin dia sempat mencari tahu tentang Almueadal dan menemukannya dalam perkamen tua di ruang kerja Ayah. Dalam ribuan tahun hanya ada tiga Almueadal. Muncul ketika dunia berada di masa kritis. Tetap saja, tidak ada satu pun Almueadal yang mampu menyelesaikan pertikaian antar koloni dan permusuhan antara Pemburu-Penjaga.

Para Dewan Penjaga menganggap Almueadal adalah kutukan akan terjadinya sesuatu hal yang mengerikan. Sebenarnya hal ini juga membuat hati Ryoko gentar. Pikiran tentang menjadi pembawa malapetaka, membuat hatinya riuh akan gelisah.

Itu sebabnya, sebisa mungkin gadis itu membantu apa saja yang dapat mengalihkan pikiran. Membantu perpindahan Koloni Yeti adalah salah satunya. Dia mengikuti Suma yang mengucapkan mantra Perlindungan di berbagai tempat dan belajar menghapus jejak mereka supaya tidak terlihat oleh manusia atau Pemburu.

In A Magic Crossroads (Completed)Место, где живут истории. Откройте их для себя