*6: Pegasus

94 24 1
                                    

“Kamu pasti salah lihat,” kata Yeo dengan santai saat dia mendengar cerita Ryoko bahwa seekor Pegasus terlihat di langit pada tengah hari.

“Baiklah, mungkin aku salah melihat. Sepertinya itu burung merpati.” Ryoko meninggalkan Ibu dan Yeo, yang terus bersikeras kalau Ryoko salah lihat.

Ryoko menghentakkan kaki dengan kesal. Daripada membuang waktu dengan orang dan makhluk yang tidak percaya padanya, lebih baik dia berkemas. Bagi manusia biasa, Ryoko akan melanjutkan sekolah di sebuah Universitas kecil bernama Gumba Academy of International History. Universitas ini terletak di sudut pedesaan jauh dari kota dengan alasan supaya semua siswa bisa belajar dengan tekun. Hal yang tidak terungkap adalah tentu saja Universitas itu sebenarnya adalah Gakko Academy, Akademi yang melatih Para Penjaga.

Mendaftar ke Gakko Academy berarti melalui jalur resmi Gumba Academy of International History. Tidak banyak manusia biasa yang mendaftar ke Universitas tersebut karena jurusannya dianggap tidak populer. Kalaupun ada, tentu mereka akan tersortir lebih dulu karena mereka sebenarnya tidak menerima pendaftaran. Nama siswa di sana sudah terdaftar secara otomatis begitu seorang anak tumbuh dengan kualitas Calon Penjaga.

Ryoko baru saja mengisi formulir pendaftaran asrama. Setiap siswa tahun pertama wajib untuk tinggal di asrama karena mereka akan berlatih secara intens sebelum kemudian belajar mandiri. Lagipula Ibu mungkin akan lega karena terbebas dari keharusan menjaga Ryoko di rumah. Terdengar pesan masuk ke dalam ponselnya.

Hong Li: Apa yang sedang kamu lakukan?

Ryoko: Berkemas. Aku memutuskan akan tinggal di asrama dan pulang setiap akhir pekan saja.

Hong Li: Wah, aku pasti akan kesepian tidak ada mainan yang bisa diusili.

Ryoko: Pergilah mencari mainan baru.

Hening kemudian. Mungkin Hong Li sudah bosan bertukar pesan dengannya. Ryoko meneruskan pekerjaannya membereskan barang-barang yang akan dibawa dan mencocokkannya dengan daftar yang datang bersama dengan surat dari Gakko Academy.

Beberapa buku yang diperlukan sudah diambil Ryoko dari kamar Suma dan Jiro. Kedua kakaknya pasti tidak akan keberatan kalau dia mengambil buku-buku itu. Setelah mengemas semuanya, dia duduk di ambang jendela dan melamun sambil menatap matahari yang mulai tergelincir dari peraduannya.

Makhluk yang tadi siang terbang di langit-langit kota, sudah pasti Pegasus. Tidak ada Merpati yang seukuran kuda dewasa. Anehnya, Ibu tidak melihat makhluk itu atau merasakan auranya. Ini juga cukup aneh.

“Apa aku hanya mengkhayalkannya, ya?” gumam Ryoko.

“Mengkhayalkan apa?”

Suara bariton itu sukses membuat Ryoko kaget dan berdiri tiba-tiba sampai terantuk ambang jendela. Dia berpaling dengan kesal dan menatap Hong Li yang berdiri tanpa rasa bersalah.

“Kamu mengagetkanku!”

“Kamu yang kerjaannya melamun terus sejak tadi siang,” balas Hong Li santai sambil duduk di pinggir tempat tidur Ryoko.

“Bagaimana kamu bisa masuk ke sini?” tanya Ryoko penasaran.

Matanya berkeliling menyapu kamar, kalau-kalau ada benda terlarang yang masih berserakan. Syukurlah, sepertinya semua sudah aman terkendali.

“Aku membuka pintu, menutupnya, menaiki tangga, mengetuk pintu kamarmu yang terbuka dan hanya disambut oleh keheningan karena pemilik kamar sedang sibuk melamun ….”

“Bukan, bukan itu. Maksudku apakah Ibu yang membukakan pintunya?”

Kali ini Hong Li menatap Ryoko dengan pandangan luar biasa heran. Laki-laki itu tertawa geli. Suara tawa Hong Li biasanya menular tetapi kali ini Ryoko hanya memandang kosong.

In A Magic Crossroads (Completed)Where stories live. Discover now