*7: Gakko Academy

86 24 4
                                    

Semua koper dan tas perlengkapan yang akan dibawa Ryoko sudah lengkap dan sudah dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Ibu sedang berbicara di telepon, sepertinya ada panggilan darurat entah dari mana. Gadis berambut panjang itu berdiri dengan tenang di samping mobil keluarga mereka.

“Ryoko, maafkan Ibu. Ada panggilan darurat dari rumah sakit. Apakah kamu bisa berangkat sendiri ke stasiun?” Wajah Ibu terlihat khawatir sekali.

“Tidak apa-apa, Bu. Aku akan naik taksi ke stasiun.” Ryoko menurunkan barangnya dari bagasi mobil tanpa banyak kata. Dia sudah terbiasa melakukan apa pun sendiri. Pergi ke stasiun hanyalah soal kecil.

“Maafkan Ibu, Nak. Kabari setelah kamu tiba di sana, ya?” Ibu memeluk Ryoko dengan hangat, menepuk pipi gadis itu lalu segera melaju menuju rumah sakit.

Ryoko menghela napas lalu mengambil ponselnya untuk memesan taksi. Dering pertama baru saja terdengar ketika ada mobil lain yang berhenti di depan rumahnya.

“Hei! Kenapa semua barangmu tergeletak di sana? Kamu butuh tumpangan ke stasiun?” Hong Li tersenyum lebar. Baru kali ini rasanya Ryoko mau melompat-lompat karena senang bertemu dengan Hong Li. Berkat temannya itu, Ryoko bisa tepat waktu tiba di stasiun.

“Baik-baik di sana, ya? Jangan lupa untuk mengirimkan pesan setelah kamu tiba di sana,” kata Hong Li setelah membantu Ryoko menaruh barang-barangnya di rak barang kereta.

“Ucapanmu persis seperti Ibu. Ya ya, aku akan mengabari kalian berdua setelah sampai di Gakko Academy.”

Hong Li tersenyum dan menepuk pipi Ryoko sebelum mengucapkan selamat jalan dan turun dari kereta. Dia masih berdiri di peron untuk melambaikan tangan sampai kereta yang membawa Ryoko melaju.

“Permisi, nomor kursiku sebenarnya dekat jendela, maukah kamu bertukar tempat duduk denganku? Rasanya barang bawaanku sangat banyak.”

Ryoko mendongak dan melihat perempuan yang sepertinya berusia sama dengannya, berdiri dengan satu tangan membawa sat utas berukuran sedang. Dia mengangguk dan bergeser ke arah kursi dekat jendela

“Jadi kamu mau pergi ke mana? Aku mau pergi ke Gumba Academy of International History.”

Ucapan perempuan di sampingnya membuat Ryoko terkejut. Bagi manusia biasa, Gumba Academy of International History terlihat hanya sebuah Akademi yang menyeleksi ketat murid-muridnya. Bagi Para Penjaga, Gumba Academy of International History berarti Gakko Academy Academy, sebuah Akademi yang melatih Calon Penjaga baru.
Mengingat Gakko Academy sebenarnya tidak pernah menerima pendaftaran, sudah pasti perempuan ini adalah Calon Penjaga. Ryoko meneliti wajah perempuan di sampingnya. Ada getaran energi samar yang menandakan dia memang Calon Penjaga.

“Aku juga akan ke sana,” ucap Ryoko sambil tersenyum.

“Wow, cool. Namaku Steffie.”

“Ryoko.” Ryoko mengulurkan tangannya dan beberapa menit berikutnya mereka sudah mengobrol.

“Menyenangkan rasanya bertemu dengan teman baru tepat dalam perjalanan. Rasanya apa pun yang terjadi di sana nanti, aku tidak akan takut lagi.”

Ryoko tertawa mendengar ucapan Steffie. Perempuan itu tidak terlihat penakut. Sebaliknya dia sangat ceria dan suka mengobrol. Ryoko hanya tertawa, mengangguk dan menggeleng selama beberapa menit terakhir dan dia sudah tahu bahkan separuh keluarga Steffie.

Steffie memiliki rambut berwarna merah gelap pendek yang mencuat ke berbagai arah. Teman baru Ryoko itu bilang kalau rambutnya tidak tertolong lagi. Sejak dia kecil, rambutnya sudah mencuat ke berbagai arah. Itu sebabnya dia menyerah untuk menatanya.

“Tapi rambutmu keren!” Ryoko merasa apa yang ada dalam diri Steffie begitu ceria termasuk rambutnya. Steffie tertawa mendengar ucapan Ryoko.

Untunglah Ryoko sudah bertemu teman dalam perjalanan karena ketika gerbang Akademi di depan mata dengan puluhan orang hilir mudik, tiba-tiba gadis itu merasa gugup. Sepertinya hal yang sama juga dirasakan oleh Steffie. Mereka berdua berdiri tertegun dengan tas di tangan.

In A Magic Crossroads (Completed)Where stories live. Discover now