*22: Maz Cracazen

53 13 0
                                    

Buku ini terlalu menarik untuk ditinggalkan. Dia melihat nama penulisnya sekali lagi, Maz Cracazen. Penulis ini sangat terkenal di dunia Penjaga dan Pemburu dalam dua sisi. Penjaga mengenalnya sebagai manusia yang luar biasa berani, seorang mantan Pemburu yang bertobat dan mengabdikan sisa hidupnya untuk berjuang membantu Para Penjaga.

Sebaliknya Para Pemburu menganggapnya sebagai pengkhianat. Padahal Maz Cracazen adalah keturunan dari generasi kesekian sang Pemburu Pertama, Raz Cracazen. Atas tindakannya, Maz dikucilkan dan dia meninggal di Gakko tanpa keluarga.

Buku yang ditulis Maz menceritakan awal mula Raz membenci Makhluk Gaib. Diceritakan awalnya dia tidak membenci para Makhluk Gaib, bahkan Raz bersahabat dengan Snallygaster yang sering ditemuinya dalam hutan. Sampai seekor Nundu menghampiri desa tempat tinggalnya dan menghembuskan napas maut.

Istri dan anak Raz meninggal dalam serangan penyakit ganas yang mewabah. Desa-desa lain tidak berani menolong karena takut tertular wabah. Maka desa yang terkucil itu berakhir hanya dengan tiga orang tersisa, termasuk Raz.

Raz merasa dunia memperlakukannya dengan tidak adil. Dia sudah memperlakukan Makhluk Gaib dengan baik, sebagai balasannya kematian merengut keluarga dan sebagian besar penduduk desanya.

Kesedihan nyaris membuat laki-laki itu gila. Setiap hari dia meratapi kepergian anak dan istrinya sampai akhirnya kesedihan itu membangkitkan kebencian. Raz mulai memburu Makhluk Gaib dari yang terlemah sampai yang terkuat.

Pembawaannya yang keras, membuat orang-orang takut. Dia dikenal sebagai orang yang bertahan. Jarang ada yang selamat dari napas maut Nundu. Dua orang yang juga bertahan dari kematian, ditinggalkan oleh Raz.

Semakin hari, Raz semakin terkenal. Bukan hanya karena kemampuannya yang meningkat dalam menghadapi Makhluk Gaib, tapi juga kemampuannya mempengaruhi orang lain. Dalam waktu singkat, dia memiliki banyak pengikut.

Mereka juga mulai menyulut kebencian masyarakat, menyebarkan rumor betapa berbahayanya Makhluk Gaib. Fairy mulai bersembunyi, Niffler menghilang dan akhirnya seluruh ras Makhluk Gaib mengasingkan diri.

Hanya saja, Raz tidak puas dengan menghilangnya Makhluk Gaib. Dia mulai mencari cara agar dapat menemukan persenyembunyian lalu membunuh mereka. Beberapa pengikutnya mulai menjual sisa tubuh Makhluk Gaib di Pasar Gelap untuk mendapatkan uang.

Jemari Ryoko berhenti di satu halaman. Sepanjang kebencian dan ambisinya untuk membunuh semua Makhluk Gaib, hanya sekali dia tidak gagal. Diceritakan saat itu dia menghadapi Phoenix. Nyanyian Phoenix bersifat magis, dapat mengembangkan keberanian mereka yang berhati tulus dan dapat mendatangkan ketakutan untuk mereka yang berhati jahat. Raz tidak takut, tetapi pedangnya tidak mampu membunuh Phoenix yang indah.

Setelah itu Raz tidak lagi terlihat. Maz menulis kalau beberapa orang percaya Raz jatuh dalam kepedihan mendalam karena gagal membunuh Phoenix dan mengasingkan diri. Banyak orang mengira kalau Raz tidak lagi memiliki penerus, sampai seorang anak laki-laki bernama Taz muncul.

Di sinilah semua berubah. Taz adalah anak yang tidak diinginkan oleh Raz. Dia lahir dari perempuan yang ditemui Raz hanya untuk sekedar menyalurkan hasrat. Menurut Taz, meneruskan usaha Raz untuk membunuh semua Makhluk Gaib adalah salah satu cara untuk terhubung dengan ayahnya.

Taz mendirikan Organisasi Pemburu, melatih orang-orang yang memiliki kebencian pada Makhluk Gaib atau sekedar hanya ingin menjadi Pemburu Bayaran. Kharisma Raz menurun pada Taz dan digunakannya dengan baik. Kemudian dunia semakin tidak seimbang sampai akhirnya Naga Kukulkan dan Phoenix memisahkan dua dunia.

Ryoko menutup buku yang dibacanya sejak usai makan malam. Dia melirik jam di nakas yang menunjukkan angka 12 malam. Tidak terasa dia sudah menghabiskan waktu tiga jam untuk membaca buku ini.

Gadis berambut hitam panjang itu berdiri untuk merenggangkan tubuh. Dia menarik tangan ke atas kepala sambil berjalan menuju jendela. Dia harus segera tidur supaya besok tidak terlambat bangun. Semua teman sekamarnya sudah tidur. Steffie malah sudah berubah posisi tidur.

Sebuah gerakan di sudut hutan mengalihkan perhatian Ryoko. Dia bisa melihat dari bentuk tubuh dan rambut cokelat yang diikat tinggi itu adalah Hellena. Rasa ingin tahu menyergap Ryoko. Apalagi setelah dilihatnya Hellena berbelok ke arah Istal.

Disambarnya sebuah jaket berwarna hitam dan dengan terburu-buru, Ryoko memakai sepatu. Dia juga mengambil topi berwarna gelap milik Steffie yang tergeletak begitu saja di gantungan dekat pintu masuk kamar.

Sambil mengendap-endap supaya tidak bertemu dengan Penjaga Keamanan, Ryoko menyusuri lorong yang sepi dan dingin. Dia berhasil keluar tanpa halangan berarti lalu bergegas menuju Istal.

Gakko memiliki pelajaran berkuda dan Istalnya adalah satu bagian yang mengagumkan. Bangunan berwarna putih dan cokelat itu berdiri megah dengan puluhan kuda karena beberapa anak membawa kuda mereka masing-masing.

Perlahan Ryoko mengulurkan tangannya untuk membuka pintu Istal, berharap tidak ada derit yang ditimbulkan dari pintu itu. Doanya terkabul. Sepertinya Mr. Lund rajin memberi minyak pada engsel pintu.

Istal itu memiliki penerangan yang remang dengan banyak bilik tempat kuda-kuda Gakko dan murid tinggal. Bau kandang bercampur dengan jerami segar menggelitik indera Ryoko. Dia melangkahkan kaki dengan hati-hati sambil berusaha menajamkan pendengaran.

Terdengar isak tangis di sudut Istal. Langkah kaki Ryoko diarahkan ke sana. Dia bersembunyi dalam kegelapan dan melihat Hellena sedang mengelus kuda yang dibawanya dari rumah sambil menangis.

Penampilan Hellena terlihat menyedihkan. Sepertinya pakaian hitamnya juga ternoda. Ryoko bisa melihat lumpur mengotori pakaian hitam itu. Pikirannya langsung dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan. Apa yang dilakukan Hellena sampai larut malam begini? Sendirian di hutan dan menangis di Istal? Apakah ada yang terjadi dengan kedua orang tua gadis itu?

Terdengar langkah kaki beberapa orang di luar Istal. Ryoko segera menyelinap ke dalam kandang kuda terdekat dan menyembunyikan diri di bagian yang gelap sementara isak tangis Hellena terhenti.

Suara lirih terdengar saat menemukan pintu Istal sedikit terbuka. Dalam hati Ryoko merutuki tindakan cerobohnya yang lupa merapatkan pintu. Kemudian terdengar lagi percakapan dua orang. Sepertinya itu Mr. Lund dan Mr. Thropen.

"Coba kita cari di sana!" seru suara berat. Ryoko mengenali suara Mr. Thropen yang berat. Sesekali terdengar suara batuk dari laki-laki paruh baya itu.

"Tidak ada siapa-siapa di sini," sahut suara lain. Itu adalah Mr. Lund dengan suaranya yang lembut dan tenang.

Mereka berdua sempat berbincang sejenak tidak jauh dari tempat Ryoko bersembunyi. Gadis itu merasa dadanya berdebar keras. Dia bahkan tidak merasakan ketika kuda di bilik tempatnya bersembunyi menampar tubuh gadis itu beberapa kali.

Rasanya bertahun-tahun kemudian baru kedua laki-laki paruh baya itu memutuskan tidak ada apa-apa di Istal dan keluar. Ryoko menghela napas lega sebelum ingat kalau Hellena juga ada di sana.

Takut jika ketahuan membuntuti Hellena, Ryoko memutuskan untuk menunggu sampai gadis itu keluar terlebih dulu. Dia duduk di pojok setelah memastikan tidak ada kotoran kuda di sana. Lalu duduk sambil terkantuk-kantuk.

Baru saja mau tertidur, Ryoko mendengar langkah pelan di depan biliknya. Dia mengintip dan melihat Hellena mengendap-endap keluar dari Istal. Ryoko berdiri, membersihkan celananya lalu mengibaskannya perlahan.

Dia menunggu beberapa menit kemudian sebelum mengikuti jejak Hellena. Perlahan di dorongnya pintu Istal. Ryoko mendongak dan menatap langit yang bersih dari awan sungguh indah dengan bintang-bintang yang bertaburan. Sejenak dia terpana sebelum menoleh samping dan bersiap berjalan menuju asrama.

"Kenapa kamu mengikutiku, jelek?"

Hellena berdiri bersidekap sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding Istal. Wajahnya dingin dan penuh kebencian sampai bulu kuduk Ryoko meremang.

In A Magic Crossroads (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang