*10: Saikyo

71 29 0
                                    

Ryoko merasakan semua mata memandangnya dan Steffie penuh rasa ingin tahu. Dia merasakan ketidaknyamanan yang sangat kental dari ruang kelas pertama. Beberapa orang menghampirinya hanya untuk bertanya trik apa yang dia gunakan sampai bisa mendapatkan Naga.

Steffie bahkan lebih parah, orang-orang menjawab pertanyaannya dengan pura-pura berteka-teki. Saat makan siang, Ryoko mendapati Steffie marah-marah karena ada sekelompok anak yang bertanya hal-hal remah seperti apa yang kecil tetapi bisa memenuhi ruangan.

"Tentu saja itu makanan! Dasar anak-anak bodoh!" umpat Steffie kesal.

"Kalau begitu aku termasuk anak bodoh karena sebelumnya aku pun tidak tahu kalau jawabannya makanan," kata Azumi dengan wajah lucu dan akhirnya bisa membuat Steffie tersenyum kecil.

"Aku tahu pasti kamu tidak bodoh, Azumi. Makhluk Gaibmu adalah Griffin yang perkasa. Cocok sekali denganmu." Kalimat itu diucapkan Steffie dengan lembut.

"Aku masih tidak mengerti bagian mananya dari aku yang cocok dengan Naga." Ryoko mendesah lelah.

Sebagian siswa mengetes kebijaksanaan yang dimiliki Ryoko dengan menanyakan pendapat dari banyak peristiwa. Semua itu membuat pelipis Ryoko berdenyut nyeri. Menyebalkan sekali orang-orang.

"Mungkin itu hanya belum terlihat, Ry," Caera menepuk pelan tangan Ryoko untuk memberi semangat.

Benarlah kata orang bahwa teman akan bisa membawa senyuman ke dalam hidupmu di saat terberat.

"Jangan lupa, nanti malam kita akan bertemu dengan perwakilan Makhluk Gaib yang kita jaga. Kira-kira mereka ditaruh di mana, ya?"

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Caera. Bahkan Steffie pun tidak bisa menebak di mana para Makhluk Gaib akan ditempatkan. Beberapa saat mereka sibuk berpikir bagaimana caranya bertemu dengan perwakilan Makhluk Gaib.

Pertemuan dengan perwakilan Makhluk Gaib akan dilakukan malam hari tepat setelah makan malam. Hanya antusiasme akan pertemuan itu yang menahan Ryoko supaya tidak meledak emosinya menghadapi orang-orang yang sibuk mengetes kebijaksanaan apa yang dia miliki.

Di tengah pelajaran Strategi, Profesor Merva memanggilnya ke Perpustakaan. Profesor Vastav dengan senang hati membiarkan Ryoko meninggalkan kelasnya sejenak. Ryoko membuka pintu ganda Perpustakaan dan mencari Profesor Merva.

Ditemuinya Profesor dengan kacamata khasnya yang seperti mata kucing itu di sebuah lorong menuju buku-buku sejarah. Profesor itu menoleh saat mendengar suara langkah Ryoko dan tersenyum.

"Maaf mengganggu di sela kelas Strategi-mu, Ryoko. Aku ingin memberikan ini saat tidak ada siswa lain. Tentu saja Profesor Vastav tahu tentang hal ini." Profesor Merva memberikan buku berjudul Dua Dunia dan Sejarah Klan Naga.

"Koloni Naga adalah Makhluk Gaib terkuat yang pernah ada. Mereka bijaksana sekaligus mengerikan. Ini adalah buku tentang mereka, suatu hari mungkin kamu akan menemukan informasi di dalamnya. Kemudian, tolong jangan terintimidasi akan Aravai atau orang-orang yang meremehkanmu. Sesungguhnya, Ryoko, dalam setiap diri Penjaga ada kekuatan yang berbeda. Tetaplah percaya diri."

Senyum dan ucapan Profesor Merva membuat Ryoko merasa terharu. Dia berterima kasih dan menyimpan buku yang baru saja diterima itu ke dalam tas.

"Sampai berjumpa nanti malam, Ryoko. Oh, kamu boleh bercerita tentang buku ini pada ketiga temanmu, tetapi tidak pada yang lain. Terima kasih sudah menyempatkan diri datang."

Akhir ucapan Profesor Merva seperti isyarat mereka harus berpisah. Ryoko melirik jam yang dikenakannya dan mengerti. Seraya tersenyum dan mengucapkan terima kasih, gadis itu segera keluar dari Perpustakaan.

In A Magic Crossroads (Completed)Where stories live. Discover now