O3

49.7K 12K 7.4K
                                    

Tok tok tok

Doyoung mengetuk pintu rumah Hyunsuk dengan tempo cepat dan keras. Selain khawatir, dia takut. Dia merasa sedang diawasi, tapi tidak ada siapa-siapa.

Masa iya badut yang dimaksud Junghwan?

Ceklek!

"Eh Kak Doyoung, maaf lama. Kak Hyunsuk gak berani ditinggal," kata Junghwan sembari membuka pintu.

Doyoung mengintip ke dalam, rupanya ada Hyunsuk yang berbaring di sofa dengan selimut tebal menutupi badannya.

"Kok gak di kamar?"

"Katanya serem, kalau ada apa-apa gampang kaburnya."

Doyoung mengangguk saja, masuk ke dalam menghampiri Hyunsuk dan duduk di atas karpet menghadapnya. Menyadari ada orang lain, Hyunsuk menoleh ke kanannya, membuka mata sedikit untuk melihat.

"Dia pengen tau lebih jelas tentang tadi malem," ujar Junghwan memberi tahu.

"Oh, ya udah ceritain aja. Gue pusing."

"Gws, Kak Hyunsuk."

"Iya, makasih banyak."

Junghwan ikut duduk di karpet, duduk bersila di samping Doyoung. "Jadi gini, tadi malem Kak Hyunsuk ke rumah gue. Dia pengen nugas, gak taunya ada yang ketuk pintu. Pas dicek gak ada, kita berdua langsung ke kamar, terus ada badut muncul di jendela. Kak Hyunsuk lari duluan, gak taunya ada air di depan pintu. Dia kepeleset dan selanjutnya yang gue bilang di telpon."

Hyunsuk menyingkap sedikit kaosnya memperlihatkan pundaknya yang membiru, melihatnya membuat ngilu.

"Kenapa gak ke dokter?"

"Takut..."

Doyoung paham, Hyunsuk itu punya trauma sama hal-hal menyeramkan Karena sewaktu masih kecil, Hyunsuk pernah demam karena menonton film horor. Tidak tahunya kebawa sampai sekarang, makanya kalau mereka bertigabelas ingin menonton film horor bersama, Hyunsuk pasti absen karena takut.

Haruto juga penakut sih... tapi dia masih mau jika diajak, walaupun harus dipaksa. Itupun disogok pakai seblak.

"Kak Doy."

"Apa?"

"Gue pingin kasih tau sesuatu, tapi jangan bilang ke siapa-siapa ya," pinta Junghwan serius, begitu juga Hyunsuk.

Doyoung bingung. "Tentang apa? Kok yang lain gak boleh tau?"

"Badut itu sempet bilang sesuatu, katanya dia bakal bunuh kita semua sesuai perintah tuannya. Yang jadi pertanyaan, kalau korbannya kita semua berarti tuannya... orang yang kenal kita, kan?"

Doyoung terkesiap, menjentikkan jarinya. "Gue paham, maksud lo bisa aja tuannya itu salah satu di antara kita bertigabelas, kan?"

"Iya, gue sama Kak Hyunsuk udah diskusi dan netapin empat orang tersangka."

"Siapa?"

"Jeongwoo, Jihoon, Jaehyuk, dan Junkyu. Salah satu di antara mereka berempat, tapi sebenernya gue curiga sama lima orang," jawab Hyunsuk, terlihat yakin dengan ucapannya.

"Siapa yang kelima?"

Hyunsuk tak menjawab, tetapi malah melirik ke kanannya, dimana tempat Junghwan berada.



















































"GAK MAU, GUE TAKUT WOI! JANGAN TARIK-TARIK!"

"Ayo ikut gue, kita bahas sama-sama. Kalau begini terus gimana mau selesai, cepetan!"

Haruto memegang gagang pintu kuat-kuat menahan tarikan Yoshi yang memaksanya keluar rumah. Tenaganya tidak main-main, sepertinya Yoshi kesal.

"DI SINI KAN BISA, GUE TAKUT TAU!"

"Ribet kalau lewat telpon, mending ketemuan langsung. Cepet lepas!" Suruh Yoshi agak berteriak.

Haruto menggeleng, malah makin memperkuat pegangannya. Yoshi geram, ini anak harus diapain ya biar ikut.

"渡辺春虎 急ぎます!!!"

"やだ よ ー!"

"行こう!"

"AISH, GUE BILANG GAK MAU YA GAK MAU!!! TAKUT SU!"

Reflek tangan Yoshi menampar mulut Haruto sampai Haruto kejedot tembok. "Mengko tak suwek cangkemmu."

Tamparan Yoshi keras sekali, bibir Haruto sampai berdenyut-denyut dan diyakini merah. Yoshi itu kalau sudah marah pasti tenaganya tidak main-main, makanya tidak ada yang cari gara-gara sama dia.

"Haruto..."

"DIBILANG GAK MAU!" Seru Haruto dengan wajah memerah, menghadap Yoshi dengan marah.

"Haruto, ikut sekarang," perintah Yoshi dingin.

Haruto terdiam, dia merinding. Dia merasa hawa di sekitarnya berubah mencekam. Eh tunggu, apa itu? Kenapa ada sedikit asap hitam keluar dari tubuh Yoshi?

Clown | Treasure ✓Where stories live. Discover now