26

31.2K 9.7K 5.4K
                                    

Kayaknya tuan si badut gampang ditebak deh... :')




Badut itu tertawa, merasakan kesenangan yang luar biasa melihat orang-orang di depannya mundur menjauh darinya, terlihat ketakutan.

Dia keluar sebentar, lalu kembali dengan dua kapak besar di tangannya. Astaga, sepertinya badut itu bersiap mencincang mereka.

"AAAHHH! SINGKIRIN BAMBUNYA!"

"Nah, teman kalian bangun juga."

"Yoshi?!"

"KENAPA BAMBU ITU ADA DISINI?! CEPET SINGKIRIN!" Teriak pemuda Jepang-Jawa itu murka bercampur takut.

Yoonbin melangkah maju, tapi lemparan kapak melewati wajahnya membuatnya berhenti. Dia refleks menahan nafas, jantungnya berdegup kencang. Hampir saja.

"Jangan bantu dia, gitu doang kok minta dibantuin," kesal si badut.

Yoshi ingin sekali meninju wajah badut itu, tapi rantai yang mengikat dirinya menghambat pergerakannya. Rantainya juga seperti menahan kemampuannya agar tidak bisa digunakan.

"Pintunya kebuka," bisik Doyoung pada Mashiho. "Kita harus alihin perhatian badutnya, terus kita keluar dari sini."

"Gak segampang itu." Mashiho balas berbisik. "Badut itu gak bisa dibodohin, harus ada yang tinggal disini untuk cegah badut itu ngejar kita yang kabur."

"Gue bakal tinggal disini, kalian harus lari kalau ada celah," kata Yoonbin mengajukan diri.

"Gue tau ada barang yang bisa bantu kita, tapi lo gak bawa barang itu. Lo harus keluar ambil itu, biar gue aja yang tahan badutnya," tolak Doyoung tak setuju.

"Gak usah sok jadi pahlawan," cibir Jihoon tak suka.

"Kalian ngomongin apa sih? Saya jadi nyamuk disini, tidak enak tahu."

"Siapa bilang nyamuk enak? Udah pernah makan?" Tanya Jihoon nyolot, mendongak angkuh.

"Kamu... selanjutnya."

Kapak diangkat, badut itu melangkah maju. Kecepatan pelan disertai kekehan menyeramkannya, membuat Jihoon merinding. Kakinya lemas, seperti ada paku yang menahan kakinya untuk tidak bergerak.

"Kamu kenapa tidak kabur? Sudah siap mati?"

Jihoon yang awalnya gemetar, kini menyunggingkan smirknya. "Gak, karena gue kan kasih kesempatan ke mereka untuk kabur."

Yoonbin membeku, dalam hati dia memaki Jihoon. Kenapa dia memberi tahu badut itu, sih?!

"Kurang ajar! MATI KALIAN SEMUA!"

"LARI WOI LARI!" Seru Doyoung lebih dulu kabur dari sana.

Mashiho menarik Junkyu yang melongo tak tahu apa-apa. Saking kuatnya tarikan Mashiho, dia hampir menabrak dinding. Untung dengan cekatan tangannya terangkat karena merasakan ada sesuatu di depannya.







BLAM!






Pintu tertutup sempurna. Sial, Yoonbin dan Yoshi tak bisa keluar. Badut itu murka, menyeret kapaknya mendekati mereka.

"Bin, buruan lepas rantainya!" Pekik Yoshi gregetan sendiri.

"Sabar njing, rantainya nyetrum!" Umpat Yoonbin kehilangan fokus.

"Ding dong ku datang padamu~"

Kapak diangkat tinggi, diayunkan ke depan tepat ke arah Yoonbin. Karena Yoonbin sangat peka, dia mampu menghindar dari serangan. Alhasil kapak itu menancap di lantai.

Oh, kapak itu memotong rantai di badan Yoshi!

"Makasih," ucap Yoshi menyeringai, menendang badut itu sampai telentang di lantai.

Yoonbin merasakan aura aneh berdatangan mengelilingi Yoshinori yang terlihat santai dan tak takut pada si badut. Asap hitam berdatangan, angin berhembus kencang.

Bambu terlempar menyerang si badut. Tapi bambu-bambu tersebut menembus tubuhnya, memancing keterkejutan mereka berdua.

Tunggu dulu, bukankah badut itu bisa disentuh?

"Yah, sayang sekali. Saya bukan badut yang asli, hahaha!"

Yoshi menggeram marah. Dalam sekejap mata, dia berada tepat di depan si badut, menyekiknya kuat dengan amarah yang membara.

"Dimana badut yang asli? JAWAB!"

"Yoshi kalau marah serem juga ya," monolog Yoonbin sembari bersiap untuk lari jika ada sesuatu yang terjadi.

"Jawab sekarang atau mati," ancam Yoshi memperkuat cekikannya. Anehnya, badut itu merasakan lehernya seperti terbakar, panas sekali.

"Tidak... akan s-saya beri tahu!"

"Oh, oke."

Tangan Yoshi yang satunya terangkat, munculah sebuah belati berwarna hitam dengan aura tak biasa. Badut jadi-jadian itu baru menyadari setelah belati itu menusuk lehernya.

Yoshinori bukanlah lawan yang setara dengannya, dia jauh berada di atasnya.

"Y-Yoshi..."

Yoshi membiarkan badut itu menghilang menjadi abu, mudah sekali memusnahkannya. Kemudian menepuk-nepuk tangannya, membersihkan abu yang menempel.

"Jadi lo itu..." Yoonbin tak bisa berkata-kata lagi, masih tidak memercayai apa yang ia lihat.

"Maaf gue gak pernah kasih tau siapa gue sebenernya. Ini demi kebaikan kalian," ucap Yoshi dengan mata merah kehitaman serta tanduk di kepalanya.

Meorie ppuri sosa but I love it~

Clown | Treasure ✓Where stories live. Discover now