O8

36.6K 10.8K 6.3K
                                    

Dalam sekejap, rumah sakit berubah menjadi tempat lain. Mereka panik, mereka kok bisa pindah tempat?! Doyoung yang terbaring lemah pun tidak ada, mereka benar-benar pindah tempat.

Tapi, badut itu masih ada, di depan sana memegang gergaji mesinnya.

"Bukan sulap, bukan sihir," kata Junkyu mengacungkan jari jempolnya.

"Ini kayak bangunan kosong," sambung Jihoon berpura-pura tidak takut. Harus berani dong, masa kalah sama Haruto yang diam saja, padahal biasanya teman Jepangnya itu mengoceh tanpa henti kalau takut.

"Haruto, lo gak apa-apa, kan?" Tanya Yedam khawatir, soalnya Haruto pucat sekali sampai gemeteran.

"Heh badut kurang kerjaan, lo bawa kita kemana? Kalau mau jalan-jalan ajak pacar dong, jangan ajak kita," kata Jeongwoo marah, padahal dia takut.

"Pacar? Hahaha, gak punya," tawa si badut.

"Kasian hahahaha! Sama..."

Jihoon langsung menjitak kepala Jeongwoo. "Jangan bercanda dong, nanti badutnya marah terus badan kita dipotong-potong gimana?!"

Mashiho bergidik membayangkannya, jangan sampai terjadi, jangan sampai...

Di sisi lain, Junkyu khawatir melihat Hyunsuk memejamkan matanya seraya merapalkan kalimat doa sambil mencengkram kuat baju Asahi.

Dia pucat sampai berkeringat dingin, Junkyu jadi khawatir trauma Hyunsuk semakin parah.

"Sayang sekali tidak semua berkumpul disini. Tapi tidak apa-apa, kalian semua akan saya bunuh hari ini juga," ucap si badut, membuat bulu kuduk mereka meremang.

Asahi diam saja memperhatikan sekitar, berusaha mencari senjata atau jalan keluar. Karena mereka berada di dalam ruangan sempit, badut itu ada di pintunya. Kalau mereka tidak segera keluar, maka habislah nyawa mereka.

"Gue gak percaya kita dibawa ke alam lain," kata Yedam seyakin-yakinnya. "Pasti kita dibawa ke tempat yang jauh, karena kalau kita dibawa ke alam lain, kita pasti liat banyak arwah dan lain-lain."

Badut itu tersenyum lebar. "Wah, pintar sekali. Kalau begitu, kamu saya bunuh duluan deh."

Gergaji mesin menyala, suaranya memekakkan telinga. Mereka melangkah mundur bersama, waspada dan takut disaat yang bersamaan.

Teriakan Haruto dan Hyunsuk tak dapat tertahankan, keduanya ketakutan sampai tak berani melihat. Jeongwoo marah, memberi kode ke yang lain untuk mengikuti apa yang akan ia lakukan.

Tapi hantu badut itu, juga melakukan hal lain. Mulutnya membisikkan kalimat demi kalimat, senyumannya tidak hilang, setia ia pertahankan.

"ARGHHHHH!!!!"

Mereka semua terkejut, menoleh ke belakang bersama-sama.

"YOSHI!"

Dia berteriak, mencengkram pergelangan tangan Junkyu kuat-kuat. Junkyu meringis, cengkraman Yoshi tidak main-main, tangannya seperti akan diremukkan.

"Lebih baik kalian diam saja kalau kalian tidak ingin melihat teman kalian seperti itu," ujar si badut berhenti membisikkan sesuatu.

Yoshi berhenti berteriak, badannya hampir saja oleng jika tidak ditahan Junkyu. Yedam berhenti membaca doa, rupanya itu tidak berefek apa-apa terhadap badut itu.

Jangan-jangan, kalimat yang diucapkan si badut tadi adalah penangkal? Tapi, mana mungkin dia bisa menangkal doa?

"Nah, kita mulai dari dia, si rambut blonde."

Blonde? Satu-satunya yang berambut blonde kan...

"Asahi, mundur!" Seru Jihoon karena temannya itu berdiri paling depan dari posisi yang lain.

Asahi menatap datar si badut. Bukannya takut, dia malah tersenyum miring.

"Siapa tuan lo?"

Haruto melotot. "Hoi, jangan berani gitu dong! Nanti mati gimana?!"

Jihoon refleks menampar bibir Haruto. Malah jadi ajang balas tampar-menampar bibir.

"Gak mau kasih tau, ya?" Asahi mengangguk-anggukkan kepala. Ekspresi badut itu berubah, melirik seseorang yang terdiam di pojok ruangan.

Asahi menoleh ke arah sana, dia terkejut. Masa iya sih... dia?

"Hei badut."

Deg!

Loh, kok...

"Ngapain kamu bawa teman saya kesini?" Tanya Yoonbin yang entah sejak kapan ada disana bersama mereka.

Mashiho menjerit, Yoonbin ada di sampingnya secara tiba-tiba! Seperti hantu saja.

"Kamu kok bisa ada disini?!"

"Kamu lupa saya siapa? Saya ini Yoonbin, pergi ke tempat ini adalah hal mudah bagi saya," jawab Yoonbin menyombongkan diri.

Ctik!

Dalam sekali jentikan jari, ruangan kumuh dan kotor berubah menjadi gudang. Badut itu tidak ada lagi di depan mereka, Yoonbin membawa mereka ke dunia nyata.

"Maaf terlambat, gue harus pastiin Doyoung dan Jaehyuk aman. Nah, sekarang ayo keluar, badut itu gue tahan disana, gak bisa lama-lama."

"Tadi kita ada dimana?"

"Nanti gue jelasin, sekarang ayo keluar. Kasian Kak Hyunsuk dan Haruto," kata Yoonbin menjawab pertanyaan Yedam.

"Kak Yoonbin," panggil Asahi.

Yoonbin bingung karena Asahi menariknya keluar lebih dulu dari yang lain, hal yang tidak biasa dilakukan oleh seorang Asahi.

"Kenapa?"

Asahi terlihat serius. "Yang tadi itu... bukan karena si badut."

"Maksudnya?"

"Tempat kita tadi, kita dipindahin sama orang lain, bukan sama badut itu. Iya, kan?"

Clown | Treasure ✓Where stories live. Discover now