1O

35.6K 10.4K 4.7K
                                    

Keadaan berubah hening, terpaku di tempat, melihat ke objek yang sama. Mereka semua memikirkan hal yang sama, siapa dia? Kenapa dia mirip sekali dengan Jihoon?

Kalau dia makhluk halus, pasti Yoshi bisa merasakannya. Tapi ini tidak, dia malah diam saja.

Orang yang mirip sekali dengan Jihoon itu melirik kesana kemari dengan gelisah. Yoshi pun berdiri dari duduknya, berjalan ke arah orang itu.

"Suka banget jadi temen gue. Oh ya, bau lo aneh, kayak habis minum... itu," ujarnya santai.

Jihoon palsu itu mengepalkan kedua tangannya, menatap Yoshi dengan bengis. Sebelum mendorong Yoshi sampai menghantam dinding, kemudian berlari kabur dari sana dan menghilang ketika ia berbelok ke lorong.

Tak percaya dengan apa yang dia lihat, Yoshi berlari mengejarnya. Berbelok ke arah yang sama demi mengetahui siapa orang itu.

Tapi orang itu tidak ditemukan, hanya lorong sepi yang ia lihat. Yoshi berjalan maju, melihat sekelilingnya waspada seraya mengepalkan tangan kanannya.

"Yoshi, lo cari apa?"

Oh, ternyata Yoonbin dan Asahi.

"Kalian darimana?" Bukannya menjawab, Yoshi balas bertanya. Yoonbin mengangkat burger dan kopinya, menunjukkan kalau dia dan Asahi dari kantin.

Asahi menyadari kalau Yoshi terlihat cemas dan mencari sesuatu. Kalau dilihat-lihat, jarang sekali loh melihat Yoshi seperti itu.

"Gue mau bahas sesuatu," kata Asahi tiba-tiba.

"Tumben."

"Asahi lagi mode banyak omong," celetuk Yoonbin.

Asahi mendengus. "Gak lucu."

"Jangan kaku gitu dong, liat Yoshi tuh."

Asahi menoleh ke temannya itu. Yoshi terlihat bingung menatapnya, memiringkan kepala penuh tanda tanya.

"Hhh, gue mau bahas sesuatu."

Yoshi semakin bingung. "Tentang?"

"Tunggu, kita harus ajak Yedam. Karena dia orang yang cocok untuk diajak diskusi."

"Ohh, kebetulan ada yang mau gue omongin juga. Kalau gitu ayo ke-"





PRANG!




Pecahan kaca terdengar, para perawat dan dokter berlarian menuju lokasi kejadian. Mereka bertiga saling pandang, memikirkan hal yang sama.

Sebelum berlari kencang menuju tempat Doyoung dirawat.









































"Jagain Yedam, To!"

"Gue udah jaga sejak tadi woi, lo tahan dia dong! Sakit nih badan gue kena kaca!"

Mashiho mengerang frustasi, tak menyerah menarik Hyunsuk, memisahkannya dari Yedam yang dicekik oleh teman tertuanya itu.

Panik melanda mereka, apalagi Hyunsuk mengamuk mengacungkan pecahan kaca dari gelas yang ia pecahkan.

Yang pasti, mereka yakin Hyunsuk kesurupan.

"Kalian semua harus mati!" Teriak Hyunsuk semakin gencar mengincar Yedam.

Yedam tak bisa bergerak sedikitpun dari posisinya, kakinya lemas. Hyunsuk terlihat menakutkan.

"Blasteran Jepang-Jawa itu kemana sih?!" Tanya Haruto keras-keras.

"Tadi kan ngejar Kak Jihoon palsu!" Jawab Mashiho ikut berteriak.

Haruto ikut frustasi. "Gue mau bacain doa tapi kasian Kak Hyunsuk!"

"Bacain aja buruan, lo mau dia kenapa-napa?!"

Hyunsuk berteriak, melepas pegangan Mashiho dalam sekali sentakan. Haruto melotot kaget, kuat sekali. Hyunsuk cosplay jadi hulk!

"Bukan main..."

"Haruto, awas!"

Haruto pun tersadar, tangannya refleks bergerak menarik Yedam menghindar dari serangan Hyunsuk. Mashiho kembali menahan Hyunsuk dari belakang sekuat tenaga, mulai menggumamkan kata doa.

Tapi itu tak berpengaruh sama sekali, justru Hyunsuk semakin menjadi-jadi. Haruto berani taruhan kalau Hyunsuk terlihat seperti psikopat yang tak sabar ingin membunuh targetnya.

Dasar hantu, kenapa suka sekali merasuki tubuh orang sih?!

"Kita harus gimana?!"

Mashiho terengah-engah, menelan salivanya. "Haruto, bawa Yedam keluar."

"Gue sih mau aja, tapi lo gimana?!"

"Gue bakal baik-baik aja, Kak Hyunsuk ngincer Yedam. Cepet keluar!"

"MATI!" Teriak Hyunsuk lebih keras dari sebelumnya, menancapkan pecahan yang ia pegang ke lengan kanan Mashiho.

Sontak saja Mashiho mengerang dan pegangan pun terlepas. Disaat itu juga, Hyunsuk berjalan cepat menuju Yedam yang berada di balik tubuh tinggi Haruto.

"K-Kak Hyunsuk, na-nanti dimarahin Kak Asahi," ucap Haruto menakut-nakuti.

"Ha-Haruto..." panggil Yedam takut-takut.

"Lo diem aja, dia ngincer lo tau!"

Sret!

Hyunsuk berbalik badan secara paksa ketika tubuhnya ditarik ke belakang. Ia pun terbelalak, berkontak mata dengan Doyoung yang terlihat marah, tak peduli kondisi tubuhnya yang sekarang.

"Jadi lo yang bikin masalah, ya," desisnya.

Tanpa aba-aba, Doyoung mencengkram kuat leher Hyunsuk, mendorongnya ke dinding dengah sorot mata tajamnya.

Tentu saja itu memancing keterkejutan Mashiho, Haruto dan Yedam.

"LO GILA YA?! LEPAS!" Perintah Haruto seraya meraih lengan Doyoung.

"Mundur!"

"GUE TAU LO KESEL SAMA HANTUNYA, TAPI JANGAN CEKIK ORANG SEMBARANGAN GITU DONG!"

"GUE BILANG MUNDUR YA MUNDUR!"

Tak hanya Haruto yang terkejut, Mashiho dan Yedam pun sama terkejutnya begitu melihat apa yang ada di depan mata mereka.

"KIM DOYOUNG, SADAR!"

Hyunsuk mengerang kesakitan berusaha melepas cekikan di lehernya, sementara Doyoung terus melanjutkan apa yang ia lakukan.

"Duh, kenapa jadi kacau begini!" Keluh Mashiho yang lagi-lagi berperan menarik orang.

Yedam diam melihat keluar, dokter dan perawat berlarian ke ruangan mereka. Dia juga melihat Yoonbin, Asahi, dan Yoshi berlari mengikuti di belakang.

Lalu ia melihat ke depan, Mashiho dan Haruto masih berusaha keras memisahkan kedua temannya yang tak kunjung berhenti juga.

Nafasnya tercekat, sesak.

"Bang Yedam! Bantuin dong, jangan diem a-"

Yedam masih diam, mundur perlahan dengan kaku berpegangan ke dinding.

"YEDAM!"

Pintu ruangan terbuka, orang-orang bergegas masuk untuk membantu menghentikan keributan sebelum ada korban. Namun, mereka terlambat.

Karena saat ini, Bang Yedam terbaring tak bernyawa di lantai, dengan badan kaku dan pucat disertai urat-uratnya yang menghitam. Dan seseorang tertawa melihat itu semua.

Clown | Treasure ✓Where stories live. Discover now