28

31.8K 9.6K 4.6K
                                    

"Lepas! Gue mau balik!"

"Jangan gila lo, Kyu! Mashiho yang pingin kita pergi!"

"Kita bisa selamatin Mashiho, seharusnya lo tinggalin gue aja! Gue cuma beban buat kalian!"





BUGH!





"Gue paling gak suka yang kayak gitu, ya," ujar Jihoon dingin.

Junkyu mengusap pipinya, pukulan Jihoon kuat sekali. Dia yang telentang di tanah berdiri dengan sigap walau tak tahu Jihoon ada dimana.

"Gue bener, kan? Gue buta, gue luka, gue aneh, gue cuma beban buat-"





BUGH!






"BISA DIEM GAK?! UDAH BAGUS DISELAMATIN, GAK TAU TERIMA KASIH YA LO?! FOKUS KABUR, GAK USAH PIKIRIN YANG LAIN!" Bentak Jihoon meledak-ledak.

"J-Jihoon..."

"LO TUH YA, GAK NGERTI LAGI GUE SAMA LO. LAMA-LAMA GUE MALES NGELADENIN LO YANG GAK JELAS KAYAK GINI! KENAPA LO GAK MATI AJA HAH?!"

Deg!

Junkyu terbelalak, sangat terkejut mendengarnya. Hatinya... sakit. Jihoon ingin dia mati?

Jihoon yang baru sadar akan apa yang dia ucapkan langsung panik. "K-Kyu, maaf. G-gue gak bermaksud-"

"Jadi gitu ya, hehehe," kekeh Junkyu dengan mata berair. "Selama ini sikap peduli lo itu... bohong? Semuanya palsu? Haha."

"K-Kyu, gak kayak gitu. Tolong percaya sama gue..."

"Lo temenan sama gue biar dicap sebagai anak baik-baik, kan? Lo temenan sama gue untuk nutupin masa lalu lo, kan? Hahaha, gue kayak alat ya digunain sama orang, apalagi digunain temen sendiri."

Kalimat yang terlontar dari mulut Junkyu adalah tamparan keras bagi Jihoon. Ucapan Junkyu menusuk hatinya, membuatnya diam seribu bahasa.

"Lama-lama gue gila kali ya gara-gara kejadian ini, mungkin setelahnya gue gak bakal percaya lagi sama orang lain."

"Junkyu... maaf, maaf..." lirih Jihoon memohon-mohon, tapi Junkyu tak mendengarkan.

"Seharusnya lo biarin aja gue dibunuh sama badutnya, buat apa gue hidup kalau temen gue sendiri gak pingin gue hidup."

"Bagus deh lo tau."

Doyoung datang dari kegelapan, cahaya senter menyorot wajahnya. Ekspresinya dingin, melangkah lebar-lebar menghampiri Jihoon.

Tanpa basa-basi lagi, dia langsung menonjok Jihoon, berkali-kali.

"Lo gak pantes dimaafin."





BUGH!





"Lo pikir gue gak tau lo berniat bunuh gue?"





BUGH!





"Gue paling benci sama orang kayak lo. Kira-kira gimana ya reaksi Kak Yoonbin dan Kak Yoshi setelah tau semuanya?"

"Bangsat."





BUGH!





Pukulan di wajah membuat Doyoung mundur. Sudut bibirnya ia usap, darah mengalir dari sana. Ayolah, Doyoung tidak akan takut hanya dengan pukulan seperti itu.

"Badut itu pasti kesini, itu kesempatan buat lo untuk mati, kan?" Sarkas Doyoung, memancing kemarahan Jihoon.

"Yoonbin sama Yoshi pasti kesini, gue gak bakal mati," balas Jihoon berusaha tidak takut.

Clown | Treasure ✓Where stories live. Discover now