kerja

884 104 6
                                    

Hari ini masih sama, Jungkook yang sibuk kerja dan Taehyung yang sibuk ga ngapa-ngapain.

Bedanya, sekarang mereka ada hubungan.

Bedanya lagi, sekarang mereka lagi cekcok karena ucapan Taehyung.

"Udah, jung. Lo berhenti kerja aja, gue bayarin idup lo."

"Kaya gue mau aja?"

"Harus mau, gue pacar lo."

"Bukan tuhan gue, jangan ngatur."

Jungkook geram karena itu, Taehyung terus paksa Jungkook biar berhenti kerja. Geram sekali sampai Jungkook berhasrat untuk injak jakun Taehyung.

"Lo bisa ngomong gitu. Terus seumpama kita putus, gue gimana? makan jangkrik sampai akhir hayat?"

"Ya, jangan putus. Lo negatif mulu pikirannya."

"Negatif pala lo, gue mikirin masa depan ya, bangsat."

Demi tuhan, ini baru sebulan semenjak jadian, kenapa udah ribut aja? buat Jungkook pening.

Awalnya Taehyung ga se-serius ini suruh Jungkook berhenti, tapi lihat seminggu terakhir dia jatuh sakit, Taehyung minta buat berhenti.

"Yaudah, lo lepas salah satu pekerjaan lo."

"Gamau."

"Seminggu kerja di 3 tempat berbeda itu terlalu keras, jung."

"Kalau gaji gue cukup, ga bakal kaya gini."

Taehyung menghela nafas, "Berhenti jadi penjaga toko."

Jungkook melotot kaget, "Baru 2 minggu, anjing. Gaji aja belum turun."

Taehyung pilih itu karena jadi penjaga toko bikin Jungkook sakit, meskipun cuma 4 hari dalam seminggu tapi berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 9 malam, cukup buat Taehyung rindu.

Selain jaga toko, jadi pelatih cheer sama vocalist live music itu ga terlalu berat. Ga makan banyak jam, dan rindu Taehyung ga numpuk makin banyak.

"Gue khawatir sama kesehatan lo, lo mana paham. Taunya duit aja."

"Sekarang emang gitu, dunia paksa lo punya duit, walaupun sakit-sakitan. Ga ada duit, lo ga idup."

Taehyung tarik Jungkook mendekat, menangkup wajahnya dengan kedua tangan, elus pipinya sesekali. "Gue khawatir. Gue ga suka lihat lo sakit, gue ga suka raut cape lo saat baru pulang, gue ga bisa. Gue gantiin aja, ya?"

"Gue yang kerja, lo diem dirumah." Lanjut Taehyung.

Maksud Jungkook, dia ga mau ketergantungan. Kalau mereka putus dikemudian hari, Jungkook ga panik cari kerja saat itu juga.

"Ga perlu, Taehyung. Gue masih bisa."

"Gue ga mau lo sakit, jangan sakit." Dekap Jungkook erat didadanya, ciumi pelipisnya, "Ga suka lihat muka pucet lo. Sayang lo banget, berani mampus."

Sesayang itu Taehyung sama dia, total terdiam karenanya, "Sebulan."

"Apa sebulan?"

Jungkook menengadah menatap Taehyung, "Gue selesain sebulan. Biarin gaji gue cair dulu. Janji, gue bakal lepas setelahnya."

Dalam sekejap, Taehyung menubrukkan bibirnya pada bibir Jungkook. Lumat pelan, benar-benar halus penuh cinta. Sampai Jungkook menjauh karena pasokan udaranya semakin tipis.

"Kalau nurut gini, lo kelihatan makin cantik."

"Gue cowo."

"Cowo juga ada yang cantik, loh." Tatapan heran diberikan oleh Jungkook. "Jungkook contohnya."

Hancur sudah. Senyumnya muncul begitu saja tanpa komando. Betulan malu.

"Taehyung," yang dipanggil hanya berdeham, "Gue lemah banget ya. Kerja aja sakit, kelihatan banget alay."

"Kesehatan lo bukan sesuatu yang bisa dikatain alay atau gak. Jangan ngomong aneh-aneh, atau gue perkosa lo malem ini."

Amerta, vk ✔Where stories live. Discover now