Bab 1. Who dis?

93 16 80
                                    

"Sumpah, kenapa nilai gue merah terus sih?"
-Cia-

©nurpratiwihm

🍭

Jakarta, Indonesia

Suara bel tanda berakhirnya proses belajar mengajar terdengar sangat nyaring hingga memenuhi sudut-sudut bangunan sekolah. Kerumunan siswa berlarian keluar kelas menuju satu tempat yang sangat di gemari penghuni Sekolah, sebut saja tempat itu Kantin.

Terlihat kelas X.IPA 1 sedang lengang, hanya beberapa siswa yang bertahan diruangan itu, seperti Ketua Kelas yang sibuk menghapus catatan dipapan tulis, Sekretaris yang sibuk mengisi absen kelas, para siswi yang membawa bekal dan si rajin yang membawa novel untuk dibaca.

Tak terkecuali seorang wanita yang masih setia menatap selembaran kertas ditangannya, wajah sedihnya terus nampak kala matanya menangkap angka-angka mengerikan dikertas tersebut.

"Masih belum ikhlas?" Sahut lelaki yang berada didekat wanita tersebut,

Bibirnya melengkung kebawah secara sempurna, "Gue kudu bilang apa nih sama Mama?"

"Bilang aja lo dapat nilai merah, gitu aja ribet."

"Nyet, Lo mau liat gue dibunuh mama kalau jujur dapat nilai segini?" serunya ngotot

"Emang mama lo bakalan tega? Gak usah lebay deh Cia,"

"Ini nih namanya sakit tapi tak berdarah, huaaa...,nilai gue ancur." histerisnya lagi,

"Cia, udah deh. Lu cengeng apa lebay?"

Bukannya berhenti wanita itu malah berlarut-larut dalam peran kesedihannya. Penghuni kelas yang melihat adegan itu menjadi tak peduli karena menurutnya hal itu sudah biasa terjadi.

Namanya Nazia Azzalea Endaru, kalian bisa memanggilnya Cia. Umurnya sekitaran 16 tahun, memiliki hobby nonton oppa-oppa Korea, dan cita-cita ya bertemu dengan idola K-popnya. Cia juga punya hobby memasak, gangguin abangnya dan jadi fans bubble gum. Siapa itu bubble gum? Nanti Cia kasih tau ya, tungguin aja. Cia tipikal orang yang gak bisa jaga image, kagak pedulian sama omongan orang, yang terpenting dia hidup, dah itu aja. Oh iya, info terburuk tentang Cia itu ya masalah nilainya. Cia benar-benar buruk di akademi, padahal Cia punya Abang yang number one di sekolah. Jadi ini Cia kenapa punya otak bloon? Jawabannya tentu saja karena kemalasan. Dasar manusia jaman jigeum.

Mata Cia menatap lelaki disampingnya dengan pandangan memohon, "Bantuin Cia ya." dengan jurus mata yang dikedip-kedipkan tapi bukan kelilipan. Ngerti gak sih?

"Ogah, nanti malah gue yang diceramahin mama lo, ih ngebayanginnya aja gue jadi ngeri." tolok lelaki yang kini beranjak dari duduknya. Baru saja kakinya ingin melangkah pergi, tapi tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh Cia.

"Cia mohon...,em?" seru Cia dengan puppy eye nya.

JIJIK WOI.

Lelaki itu menatapnya datar, "Kagak," tolaknya lagi lalu melepaskan cekalan Cia ditangannya.

"Dino! Yakk! Dinosaurus gilaaa...," teriak Cia seiring langkah lelaki yang dipanggilnya meninggalkan ruang kelas tanpa menoleh kearahnya.

Tepuk tangan untuk lelaki tersebut, hahaha aneh.

Cia mendengus kesal, lelaki itu tak pernah berniat membantunya. Sial! Punya teman tak berguna sama sekali, seharusnya kan jika kita punya teman dan Abang yang pintarnya ngalahin para guru itu, harus bisa bantuin belajar agar mendapat nilai tinggi tapi Cia tak pernah sekalipun diajak belajar sama Abangnya, temannya tadi? Cueknya minta ampun deh. Cia kadang nyesal punya teman kek dia.

Asa Untuk RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang