Part 4: Steffani's Difference

28 17 10
                                    

"Sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, ketika bukti sudah terlihat secara langsung."

[Different: Dad's Death]

• • •

"Permisi, Pak. Kami menemukan kaset ini di dalam kaus korban, masih terjaga karena dibalut plastik. Sepertinya penting," jelas seorang pemuda yang tiba-tiba datang dari arah pintu.

Badan Steffani menegak serta membulatkan matanya kala mendengar itu. Begitu juga yang lainnya.

Dengan cepat, mereka berusaha membuka apa yang ada pada kaset tersebut. Berharap sebuah petunjuk mereka temukan di sana.

"Masih bisa," ucap Yugo.

Di dalam kaset itu terdapat video yang menunjukkan seorang detektif yang tengah diikat di sebuah pohon dalam hutan dengan kondisi yang sudah mengenaskan, persis seperti kondisinya saat ditemukan di sungai.

Perekam itu berkata, "Dendamku untuk Adipura sudah terlampiaskan karena dia sudah mati di tanganku. Hanya saja, hak yang seharusnya milikku belum juga jatuh ke genggamanku.

Sudah ku bunuh pula orang yang hendak ikut campur denganku. Di sini aku bersumpah, siapapun yang terlibat akan bernasib sama seperti dirinya.

Jika kalian bisa melihat video ini, dan dengarkan semua perkataanku itu.

Jagalah orang terdekat Adipura, karena jika dia menghalangiku untuk menguasai semuanya, dia akan bernasib sama."

Semua orang di ruangan itu terdiam. Pandangan Steffani terlihat kosong, entah mengarah kemana. Ada rasa bersalah pada sang paman yang masih menekam di sel tahanan karena kesalahan yang bukan ia perbuat.

Gadis itu merasa bahwa keberhasilan yang akan ia dapat sangat kecil kemungkinannya. Ia tak mungkin bisa mendapatkan pelakunya di waktu yang singkat.

Melihat dari rekaman itu, seakan nyawa hanyalah permainan bagi sang pelaku. Ia rela membunuh siapa saja, dan tanpa perasaan ia juga bisa merekam kondisi mengenaskan seseorang untuk membuat sebuah ancaman.

Steffani masih terdiam, sedangkan yang lain masih sibuk mengotak-atik untuk mencari informasi dari benda itu.

"Nice, semua informasi rekaman dihilangkan. Bagus, semakin menyulitkan," resah Yugo seraya memegang kepalanya frustasi.

"Video sudah di change voice, kita tidak bisa mengenali pelaku."

"Pelaku berbicara di rekaman itu, artinya Om Praja bukan tersangka?" tanya Steffani yang mendapat tatapan mengiyakan dari orang di sekelilingnya.

"Besok kita temui tersangka yang ditahan," ucap Yugo yang dibalas anggukan Steffani.

"Perkiraan korban tewas berapa waktu yang lalu?" tanya gadis itu.

"Kurang dari empat puluh delapan jam," sahut salah satu dari mereka, tepatnya salah satu anggota forensik yang membawa rekaman itu tadi.

Steffani nampak berpikir sekejap. "Pertemukan saya dengan jasadnya," cetus gadis itu lantas melenggang keluar dari ruangan, diikuti Yugo juga beberapa anggota divisi dan ahli forensik.

*

"Apa yang mau Steffy lakuin?" tanya Yugo ketika mereka sampai di depan jenazah Rio, detektif yang menjadi korban tersangka kasus.

Steffani menghela napas panjang, sebelum mencoba menjelaskan apa yang akan ia lakukan.

"Saya tahu mungkin ini kurang masuk di akal. Tapi saya punya kemampuan untuk melihat masa lalu dari seseorang dengan menyentuh telapak tangan," jelas Steffani.

Different: Dad's Death | On Goingحيث تعيش القصص. اكتشف الآن