Part 6: Full of Mystery

24 16 11
                                    

"Manusia hanya bisa berusaha. Bahkan saat manusia merasa semua usahanya sempurna dengan bantuan orang terbaik di sisinya, semua akan tetap tak berubah jika Tuhan tidak mengizinkannya. Bersabarlah, dan tunggu hingga saatnya tiba."

[ Different: Dad's Death ]

• • •

Jam pulang sekolah kini sudah tiba. Bel berbunyi sangat kencang sampai ke penjuru gedung SMA Glory.

Steffani sudah selesai dengan masalah wanita itu. Ia hanya meminta Steffani untuk menyampaikan pesan kepada keluarganya.

Ya, inilah kebiasaan baru Steffani setelah dia mulai memutuskan menggunakan kemampuannya. Membantu makhluk manapun jika memang ia bisa melakukannya.

Perlu diingat, bahwa yang dimiliki harus digunakan sebaik mungkin.

Itu prinsip seorang Steffani.

Sesuai janjinya dengan Yugo kemarin, Steffani kini melenggang dari gedung sekolah menuju kantor Detektif.

Masih dengan seragam dan almamater sekolah, gadis itu menggunakan motor hitamnya untuk segera menuju tujuan. Dengan suasana jalanan yang agak lenggang dari biasanya, perjalanan gadis itu hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit.

"Eh Steffy masuk, Nak," ucap Yugo menyambut kedatangan Steffani yang dibalas anggukan gadis itu.

"Kamu gak apa-apa masih pake seragam gini? Di sana tempatnya kotor loh," tanya Yugo meyakinkan.

"Gak apa, besok beda seragam," ucap Steffani.

Tak mau membuang waktu, mereka lantas pergi ke tempat kejadian perkara bersama beberapa anggota Polisi dan Detektif.

Suara sirine mobil Polisi terdengar jelas di belakang mobil Yugo yang Steffani tumpangi.

*

Di tempat yang sepi, hanya ada beberapa orang yang hendak hilir berganti melewati jembatan penghubung dua desa itu. Ya, ini hutan yang menjadi tempat berakhirnya riwayat Rio.

Hutan ini adalah pemisah dua desa yang terletak di sebuah bukit. Jadi hanya sesekali orang-orang melintas di sini.

Karena ini sebuah hutan, tak heran Steffani melihat banyak bagian dari mereka yang tengah berkeliaran. Sejauh pengetahuan Steffani, pohon besar adalah salah satu tempat tinggal yang banyak ditempati makhluk-makhluk itu.

Banyak arwah yang menatap Steffani tanpa henti, tapi gadis itu tak mau menggubrisnya. Ia harus menyelesaikan tugasnya di sini, sehingga harus mencampakkan mereka terlebih dahulu.

"Dimana kamu lihat kejadiannya?" tanya Yugo pada Steffani.

Netra gadis itu menyusuri lingkungan di sekelilingnya, mencari letak dimana ia melihat kejadian itu lewat mata batinnya.

Kaki gadis itu melangkah kala melihat pohon yang ia rasa ia kenali. Gadis itu berjongkok, ia temukan noda darah di sana. Ia yakin inilah tempatnya.

Melihat pergerakan gadis itu, beberapa anggota mengikutinya dan memasang garis polisi di sekelilingnya.

Sebelumnya, garis polisi hanya terpasang di sekitar sungai tempat Rio ditemukan. Tidak ada yang pernah tahu bahwa awal kejadian ada di tempat ini.

Tak lama setelah polisi memasang garis pembatas, banyak orang berkerumun untuk melihat dan menyaksikan apa yang dilakukan para penegak keadilan di sana.

Semua orang nampak sibuk dengan kegiatannya, termasuk masyarakat yang penasaran. Tapi satu hal yang menjadi perhatian Steffani, dimana arwah Rio berada? Mengapa dirinya tak terlihat, bahkan untuk sekedar diam di sisi jasadnya?

Different: Dad's Death | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang