Part 7: New Instructions

23 16 4
                                    

"Kita memang tak pernah tahu rahasia dibalik seseorang. Tapi dengan melihat apa yang ia lakukan, itu sudah cukup untuk menjadi gambaran."

[Different: Dad's Death by navi]

• • •

"Di sini kamu aman, buka penyamaranmu," ucap Yugo. Pemuda itu mengangguk.

Ternyata pemuda itu memang sengaja menyamarkan identitasnya. Mungkin memang wajar untuk seorang detektif.

Perlahan tapi pasti, masker itu terbuka, menampakkan sosok pemuda yang baru saja Steffani kenal dan ketahui adanya.

"Lo?" ucap Steffani refleks.

Yugo menaikkan salah satu alisnya.

"Loh? Udah kenal?" ucapnya.

"Dia murid baru di sekolah Steffy, Pak," sahut gadis itu.

Ya, siapa lagi jika bukan Levin Argantara?

Mengejutkan memang bagi Steffani. Tapi gadis itu tetap mempertahankan wajah datarnya.

"Iya, saya Levin Argantara. Detektif terbaik dari dua puluh detektif terbaik lainnya," ucap pemuda itu dengan nada sedikit mengganggu.

Emm ... terkesan menyombongkan diri.

Steffani memutar bola matanya malas.

Pemuda itu terkekeh. "Bercanda. Gue emang detektif, mungkin gak akan sebagus yang lo pikirin. Tapi, gue bakal berusaha yang terbaik untuk kasus yang gue ambil," ucapnya.

"Bertanggung jawab," batin Steffani. Gadis itu tersenyum tipis, tapi lantas menggeleng kecil dengan cepat.

"Pindah sekolah, Vin?" tanya Yugo yang dibalas anggukan pemuda itu.

"Iya, sengaja nyari tempat yang deket kantor, sih. Jadi kalo darurat bisa langsung gerak cepat, hehe," tutur pemuda itu.

"Dan sekarang sekelas sama Steffy?"

"Jadi namanya Steffy?" batin Levin.

"Iya, sebangku malah," balas pemuda itu setelah terlepas dari lamunannya.

"Wah wah, baguslah. Jadi Levin bisa sekalian jagain ya," ucap Yugo. Pemuda itu tersenyum seraya mengangguk sekali.

Suasana menghening sekejap sampai Yugo kembali membuka suara di antara mereka.

"Jadi Steffy, Levin ini anak dari detektif ternama dan terbaik di divisi saya. Sayangnya, beliau harus menjadi korban di sebuah kasus."

"Tapi setelah itu, Levin menggantikan posisi Ayahnya. Dan ternyata kemampuan dan ketelitian Ayahnya dalam bertugas menurun pada Levin ini. Jadi, dia melalui beberapa tes kemudian direkrutlah di usianya yang bahkan belum lulus SMA," jelas pria itu. Membuat Steffani mengangguk-angguk.

Mereka mulai membahas kasus yang akan mereka hadapi sekarang ini. Steffani merasa beruntung karena ternyata Yugo adalah teman baik Ayahnya dan tidak meninggalkan kasus begitu saja.

Jujur gadis itu merasa bimbang antara menghindari kemungkinan buruk dalam kasus yang terjadi atau menepati janjinya pada sang Ayah. Tapi untunglah Yugo mengingatkannya tentang kemungkinan buruk yang juga akan menghampiri jika kasus ini ditutup dan seakan membebaskan pelaku.

Setelah selesai dengan penjelasannya pada Levin, Yugo meninggalkan kedua remaja itu dan menemui salah seorang polisi yang memanggilnya.

Levin memperhatikan Steffani dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Different: Dad's Death | On GoingWhere stories live. Discover now