Chapter 8 Missing

2.9K 421 29
                                    

.

Wang yibo berdiri di depan jendela kamarnya, menatap keluar yang sudah gelap, yang ada kilatan lampu jalan dan beberapa mobil lewat.

faktanya kita semua hanya manusia biasa yang mengandal kan mata untuk melihat kebenaran tanpa mengetahui kebeneran di balik nya, yang kita ketahui hanya apa yang ada di depan mata misal nya hitam tetap lah hitan,dan putih tetaplah putih.

sangat Yibo sayang kan,bagaimana pandangan orang lain terhadap weiying. padahal weiying yang selalu mendahulukan orang lain sebelium dirinya sendiri... mengorban kan banyak hal untuk orang lain, apa yang wei wuxian dapat kan selain kutukan dari orang- orang, baik yang mengenal nya atau pun yang tak mengenal nya.

''Aku tak masalah jika semua orang membenciku dan mengnginkan kematian ku, yang aku sesali jika ada orang lain yang menjalani hidup seprti hidup yang aku alami''

.

Wang Yibo masi ingat dengan jelas seperti apa orang-orang yang mengingin kan kematian sang pujaan hati.

.

Waktu terus berlalu, namun sampai saat ini, Yibo belum jua menemukan jejak apapun tentang nya.

Suatu suatu hari Yibo mengunjungi kota Yiling.
Seperti yang kita ketahui, di kota tersebut terdapat museum yang tak kunjung di buka hingga saat ini.

Menurut penduduk kota yiling, museum tersebut sudah lebih dari satu abad. Tapi anehnya, sampai saat ini tak kunjung di buka. Meski begitu semua orang tau jika didalam sana semua hanya tenteng tetua yiling.

Di kota ini Yibo merasa memiliki harapan. Dia ingat jelas pernah berkunjung dengan putranya di masa itu. dan yibo tau penduduk yiling sangat menghormati tetua yiling, itu kenapa yibo memilih tempat ini,

sibuk dengan kuliah nya tapi itu tidak mengurung kan niat nya untuk mencari tau tentang siapa dan dimana weiying berada. yibo sangat yakin,jika dirinya lahir kembali, mustahil jika weiying nya tidak.

Kota Yiling yang dulu kumuh, kini ratusan gedung megah yang berdiri di tengah kota.

Yibo sudah seharian keliling kota Yiling, tapi Yibo hanya berhenti di depan sebuah bangunan kuno dan terlihat tua.

Suasana di sekitar bangunan tersebut, sangat bersih dan terawat.

Di atas bangunan ada Tulisan.

"YILING MUSEUM." Tulisan di tembok tanpa cat.
"THE YILING STORY." Yang tertulis di atas gerbang.

Mata Yibo tertujuh pada tulisan di atas gerbang.

Tak terasa kaki remaja, namun memiliki pemikiran seperti orang 30 an, makin mendekat ke gerbang tersebut.

Tiba-tiba seseorang menahan nya di depan gerbang.
"Anda tidak di perolehkan masuk, ini bukan tempat umum!" kata penjaga, memberi tahu Yibo.

Yibo berkata "Aku seorang sejarawan!" berharap orang tersebut mengizinkan nya masuk, hanya sekedar melihat.

"Tuan, siapa pun anda, kami tidak peduli, tempat ini bukan untuk umum." kata seorang penjaga berusaha bicara selembut mungkin, khawatir menyinggung pengunjung.

"Aku tidak akan masuk, Aku hanya ingin melihat dari jendela saja." kata Yibo masih tak menyerah.

"Tuan, biar ku beri tahu, aku disini sudah 20 tahun, aku sendiri juga belum pernah melihat di dalam sana seperti apa!" kata si penjaga.

Yibo seakan tidak percaya, dengan apa yang dia dengar.
Rupanya tempat ini benar-benar di tutup serapat mungkin, itu berarti dia tidak akan pernah bisa melihat bagian dalam tempat ini.

Lasting Memory |ENDWhere stories live. Discover now