Seo (Lee) Felix
Seo Changbin
Kisah semanis permen antara Changbin dan istri mungilnya; Seo Felix.
___________________________________________
"Kak ini perlu dibawa juga?"
"Ah gak usah Fel, nanti kakak yang ngangkut."
Cemberut sekilas, tanpa mempedulikan ucapan yang lebih tua, pemuda manis itu seketika mengangkat satu buah kardus berukuran besar yang tentu saja terasa cukup berat. Namun jangan salah, manis manis begitu, tenaga Felix tentu tak bisa diremehkan.
Melangkah cepat guna mensejajari sang dominan, Felix lantas ulas senyum lebar begitu Changbin menoleh ke arahnya, kernyitkan kening sekilas sebelum akhirnya melontarkan kata, "Kan kakak bilang jangan ikut ngangkutin barangnya."
Si bandel menggeleng pelan, mana mau dia bersantai santai sedangkan di sisi lain, sang suami tengah sibuk membawa masuk kerdus berisi berbagai hal untuk diletakkan pada rumah baru mereka nanti.
Iya benar, Changbin serta Felix baru selesai melaksanakan pernikahan sekitar seminggu yang lalu, dan hari ini, pemuda kelahiran Agustus itu mengajak sang istri untuk pindah ke rumah baru yang tentunya lebih luas, setelah sekian lama tinggal di apartement, Changbin akhirnya berhasil mengumpulkan uang untuk membeli tempat ini. Tak terlalu mewah, namun cukup nyaman untuk ditinggali.
"Gak mau, aku mau bantuin Kak Changbin pokoknya."
Keras kepala, tapi- Changbin menyukainya.
Percayalah, apabila nanti tangannya pegal, pasti Felix akan mengeluh lalu berakhir dengan Changbin harus kerepotan memijit si mungil.
Menghela nafas sekilas, Changbin memilih untuk anggukkan kepala singkat, iyakan saja lah biar cepat, masih ada beberapa barang yang harus dikeluarkan dari mobil.
Beberapa menit berlalu mereka habiskan dengan mengangkut serta menata benda benda tersebut di kediaman baru, belum semua karena pada kenyataan, Changbin serta Felix malah merasa kelelahan terlebih dulu.
"Fel, istirahat dulu yuk."
Yang lebih muda menoleh, memberi isyarat setuju atas saran Changbin barusan.
Tanpa aba aba, si pencinta hitam itu segera menarik tubuh Felix mendekat, mengubah posisi sang istri yang semula duduk di atas lantai sembari mengeluarkan furniture kecil yang akan dipajang di ruang tengah- kini berada di gendongannya.
"Ihh kak, aku bisa jalan sendiri." Felix tentu saja terkejut ketika badannya melayang selama sepersekian detik, refleks lingkarkan lengan pada leher sang dominan guna mencegahnya supaya tak terjatuh. Sebelah tangan Felix memukul main main pundak Changbin, membuat sang empunya terkekeh pelan akan tingkah menggemaskan isrtinya.
"Udah gak apa, kakak kan mau ngemanjain kamu sesekali."
Menurut, Felix pada akhirnya memilih untuk pasrah, membiarkan dirinya digendong menuju sofa hitam yang terletak di dekat sana, duduk berhadapan dengan sang suami di pangkuan lelaki tampan tersebut.
Merasa nyaman, layaknya kukang pemalas yang menemukan pohon nyaman untuk bersandar, Felix seketika bergelendot di tubuh Changbin, menduselkan wajah pada ceruk leher yang lebih tua.
"Cup cup, tidur aja ya kalau capek." Changbin berbisik pelan, arahkan bibir ke samping telinga Felix sembari tangan yang sibuk menepuk pantat sintal itu layaknya tengah menenangkan seorang bayi- iya benar, bayi besar.
"Humm..." Felix bergumam pelan, tak berminat untuk menyahuti ucapan tadi karena rasa kantuk yang perlahan menyerang. Sungguh, pindah rumah itu benar benar menguras tenaga, si mungil tentu merasa kelelahan.
Mengecup lembut surai si koala, Changbin lantas tarik tubuh Felix semakin mendekat kala merasa yang lebih muda sedikit merosot dari pangkuannya. Sungguh, melihat betapa manis sosok di hadapan, Changbin menjadi tak tega untuk mengusiknya, padahal bilah delima itu terlihat begitu menggoda untuk dikecup berkali kali.
Ah ya, posisi Felix itu menyandar di pundak kokoh Changbin sembari menghadap ke sang suami, membuat wajah mereka berada dalam jarak terlampau dekat, bahkan hembusan nafas hangat itu beberapa kali menyapa permukaan kulit sang dominan.
Lama diam dalam posisi tersebut, Felix benar benar jatuh terlelap, menumpukan badan sepenuhnya kepada Changbin.
Yang lebih tua tentu tak merasa keberatan, lagipula rasanya cukup menyenangkan memperhatikan Felix meski setengah jam sudah berlalu.
Tepukan lembut tangan Changbin pada punggung sang sumbisive seketika terhenti, Felix melenguh pelan, bergerak kecil dengan alis yang sedikit bertaut. Ah mungkin si manis mulai merasa tak nyaman.
Melihat tingkah sang istri, Changbin lantas terkekeh pelan, hatinya terasa menghangat dengan kehadiran sosok malaikat tanpa sayap yang Tuhan kirimkan hanya untuknya.
Chupp...
Mengecup kelias permukaan wajah Felix, Changbin lantas berancang ancang untuk bangkit serta membawa Felix masuk ke kamar baru mereka, mungkin si mungil akan lebih nyenyak jika berada di atas tempat tidur.
"Koala."
Changbin bergumam pelan, menyadari betapa miripnya hewan abu abu satu itu dengan istri manisnya. Mungkin mulai sekarang ia akan lebih sering memanggil Felix dengan sebutan barusan.
"Koala manisnya kakak."
Terkekeh sendiri bak orang sinting, Changbin lantas memutuskan untuk ikut beristirahat, memeluk guling ternyaman di dunia sembari berharap jika hari hari mereka selanjutnya akan tetap seindah ini.
To Be Continue
P/s : judul gak terlalu nyambung dengan cerita :)
Jadi urutan ff nya nanti itu (kalau gak ada perubahan) : changlix, minsung, hyunjeong, chanmin.
Ah ya, masing masing judul akan punya konflik ringan, lebih banyak kejunya. Alur singkat dan jumlah bab gak lebih dari 15. Jadi kane lah dibaca pas senggang.
Voment jangan lupa dan- semoga suka (゚▽^*)☆
Tertanda, 25/12/2020
Bee, selamat natal
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluff Series [🌲] ✔
Fanfiction[chanmin, minsung, changlix, hyunjeong] Kumpulan fanfiction seringan bulu untuk menemani hari. ★━━━━━━━━━🍒━━━━━━━━★ ❝Kisah semanis permen antara Changbin dan istri mungilnya; Seo Felix.❞ ↬Candy. ❝Kisah tentang Minho si pemilik toko coklat dan pegaw...