13. Ancaman

52.2K 5.7K 206
                                    

19-12-2020
22-11-2021

⚎⚎⚎⚎⚎⚎⚎ˠ

Part Ini Mengandung Kata-kata Kasar dan Tindakan yang Tidak Patut Ditiru! Harap Bijak dalam Membaca. Terima Kasih.

⚎⚎⚎⚎⚎⚎⚎


☘☘☘☘☘

Menjelang sore hari, Kyra termenung memandang wilayah kediamannya yang cukup luas. Tanah dikediamannya ini bisa menapung sekitar sepuluh rumah penduduk sedang. Tapi meskipun begitu, paviliunnya bukan lah paviliun yang sederhana. Bahkan kediamannya itu tidak bisa dikatakan sebuah paviliun, lebih cocok dikatakan sebuah gubuk tua kecil yang berdiri kokoh ditanah luas yang dipenuhi rerumputan kecil.

Kediamannya jauh dari paviliun anggota kerajaan lainnya tapi dengan begitu Kyra bisa keluar masuk istana lewat tembok besar yang menjulang dibelakang istana. Toh, tidak ada satu penjaga pun yang berjaga dikediamannya, banyak penjaga yang diperintahkan untuk mengawal dikediaman permaisuri dan putri Lan Shi jadi ia bisa dengan leluasa dihalamannya.

Saat ini Kyra tengah duduk bersandar dibawah pohon rindang dihalaman paviliun miliknya. Halaman paviliun Dingin sangatlah indah dan asri, itu karena Kyra dan Mingmei membersihkannya. Jika tidak dibersihkan pasti halamannya akan seperti kapal pecah karena memang putri Azkia dulu sangatlah pemalas dan jarang keluar dikediamannya. Mingmei juga berinisiatif untuk menanami wilayah kediaman paviliun Dingin ini dengan berbagai jenis tumbuhan dan berbagai jenis bunga.

Ada juga satu pohon besar dengan daun lebat yang dapat menghalau sinar matahari. Kyra bersender nyaman dibawah pohon rindang yang berbentuk jamur itu. Disinilah tempat putri Azkia menangis saat mendapatkan siksaan dari Permaisuri dan putri Lan Shi.

Kyra terdiam dengan raut wajah sedatar tembok, sedangkan matanya menatap kosong kearah paviliunnya yang berjarak sekitar 30 meter dari tempatnya duduk saat ini. Kyra sedang bergelut dengan semua pemikiran nya. Segala pertanyaan kini berkecamuk dikepala cantiknya.

Kenapa dia bertransmigrasi ke zaman ini? Kenapa ia tidak langsung mati saja? Dan time travel itu---ia pikir itu tidak lah nyata didunia ini, tapi itu semua nyata. Tapi apakah ada orang lain yang sama dengannya? Apakah di zaman ini ada juga orang yang bertime travel seperti dirinya? Ntahlah ... Tapi Kyra bersyukur bisa hidup untuk kedua kalinya. Tidak semua orang bisa seperti dirinya, bukan?

Mingmei yang melihat junjungannya melamun pun merasa bingung, tidak seperti biasanya junjungannya melamun seperti itu dan jujur saja Mingmei masih belum terbiasa dengan perubahannya yang tiba-tiba.

Mingmei berjalan mendekat, ia tidak pandai menghibur seseorang tetapi ia akan mencoba agar junjungannya tidak terlalu banyak pikiran.

Kyra tidak melihat Mingmei mendekatinya karna masih sibuk dengan pikirannya, lalu ia memejamkan matanya.

"Putri maaf mengganggu, tapi sebentar lagi matahari terbenam. Apa putri tidak akan masuk? Nanti putri bisa sakit jika terlalu lama diluar," tutur Mingmei lembut.

Kyra membuka matanya sebentar mendengar ucapan Mingmei. "Nanti saja, Mingmei. Aku sedang tidak ingin diganggu," sahut Kyra sembari menyilangkan tangan didepan dada. Mingmei menghela nafas sejenak kemudian duduk disamping Kyra.

Saat tengah bersantai, terdengar suara teriakan yang melengking dari kejauhan diiringi derap langkah kaki yang lumayan banyak sedang berjalan mendekat.

"DASAR JALANG!!"

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang