49. Ungkapan rasa

556 36 6
                                    

Hingga tiba-tiba.....

~~~~~~~~~~~~

"Hhhhkk" terdengar Anita menarik nafas. Membuat orang-orang disana sontak terkejut.

"Marta...." Lirihnya. Alina langsung memeluk putri kesayangannya itu.

"Aku disini sayang" kata Gilang.

"Dokter! Panggilkan dokter!" Kata Alina. Andre langsung pergi keluar memanggil dokter.

Dokter bersama 2 perawat lainnya mulai memeriksa keadaan Anita.

"Ini sebuah mujizat, pasien kami nyatakan sudah melewati masa kritis" kata Dokter sambil tersenyum.

~~~~~~~~~~~~

"Nit, maafin aku" lirih Gilang sambil mencium tangan Anita.

Anita mengerjap-ngerjapkan matanya. Dengan selang infus yang masih menempel ditangannya. Dia tersenyum menatap Gilang seraya menyentuh lembut wajah Gilang.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya Anita masih dengan suara lemas. Gilang hanya menggeleng pelan seraya tersenyum.

"Aku minta maaf" kata Gilang. Anita kembali tersenyum.

"Kamu ngapain minta maaf? Kamu gak salah kok disini" kata Anita.

"Seandainya aku percaya sama kamu waktu itu, pasti ini gak akan terjadi" kata Gilang.

"Waktu itu kamu masih di bawah pengaruhnya, jangan salahin diri kamu lagi" kata Anita.

Tiba-tiba Gilang mengecup kening Anita.

Deg!

Anita sempat diam sejenak, lalu setelahnya ia tersenyum senang. "Jangan tinggalin aku lagi ya" kata Gilang.

~~~~~~~~~~~~~

ANITA POV

Pagi ini Marta masih setia menemani ku diruangan ini. "Kamu gak kerja hari ini?" Tanya ku.

Dia menggeleng pelan. "Mau jagain istriku dulu" katanya. Hal itu berhasil membuatku tersenyum.

"Permisi, bu Anita" seorang suster masuk membawa nampan berisi sarapan untuk pasien.

"Selamat pagi, bagaimana keadaan ibu sekarang?" Tanya suster itu.

"Sudah lebih baik sus" jawabku. Sesekali suster itu menatap ke arah Marta.

"Bu, ini sarapannya, dan ini obatnya ya, di konsumsi setelah makan" kata suster itu.

"Baik sus" balas Marta.

"Bapak saudara ibu Anita?" Tanya suster itu. Aku mulai tidak nyaman dengan keberadaannya disini. Ditambah basa-basinya dengan Marta.

"Saya suaminya sus" balas Marta. Suster itu tampak sedikit terkejut.

"Oh begitu ya" balasnya. Marta hanya mengangguk.

"Marta...." Panggilku. Marta menoleh ke arahku.

"Iya sayang?" Tanyanya.

"Haus" kataku.

"Biar aku ambilin air dulu" Marta menuangkan air ke dalam gelas.

"Ini, minumnya hati-hati" katanya. Sebelum meminum air itu aku sempat menatap tajam ke arah suster itu. Hingga membuatnya sedikit menunduk.

"Mari pak, bu" katanya.

"Iya, terimakasih sus" kata Marta. Aku menunjuk ke arah sarapan yang dibawa tadi.

"Mau makan?" Tanya Marta. Aku mengangguk mengiyakan. Marta mengambil nampan berisi sarapan tadi.

"Sambil duduk ya, biar aku suapin" kata Marta. Dia membantuku untuk duduk.

Martanita [END]Where stories live. Discover now