The Sameness Within The Change |17| |Backstreet Effect|

5.5K 471 33
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Carra membungkuk hormat. "Ms. Hernadez. Mr. Wood," sapanya. Tentu saja, ia mengetahui pria di sebelah atasannya. Cedric Wood, anak dari orang kepercayaan keluarga Hernadez dan sahabat little Hernadez.

Melihat tatapan penuh ketidaksetujuan Cedric, Allard menunjuk Carra sekilas. "Karena sepertinya dia professional, jadi aku memperbolehkannya masuk." Ia menggedikkan bahu lebarnya. "Dan meskipun aku melarangnya, kegiatan kalian pasti tetap terlihat, Cedric, Veila," sindirnya sembari menatap Cedric dan Veila bergantian. 

Veila mengangguk setuju. Diam-diam tangannya menggenggam tangan Cedric di balik selimut. "Dia pegawai VH Hotel yang paling cakap dan profesional."

Allard menatap adiknya menggoda. "Lebih profesional daripada dirimu?"

Tatapan tajam langsung melayang dari mata biru Veila kepada Allard. "Jangan meragukan seorang Hernadez, Sir."

Allard tersenyum lalu menghampiri Veila. Ia mendorong kaki Cedric pelan dan duduk di tepi ranjang adiknya.

Veila menahan tangan Cedric agar pria itu tidak terjatuh.

"Aku tidak mendorongnya terlalu keras, Vei," ucap Allard dengan jengah penuh penekanan ketika melihat pergerakan Veila yang menahan Cedric.

Veila tersenyum tanpa rasa bersalah.

Allard berdecak pelan sebelum mengusap rambut Veila. "Bagaimana keadaanmu?" tanyanya lembut.

"Great," sahut Veila dengan senyum menggembang di wajahnya, tangannya tidak melepaskan tangan Cedric yang balas menggenggamnya.

Allard menghela napas pelan dan mengangguk. "Seharusnya aku tidak bertanya."

Veila menoleh menatap Carra yang terlihat biasa. "Duduklah, Ms. Morris," ucapnya sambil menunjuk kursi di sebelahnya.

"Terima kasih, Miss. Dan Anda bisa memanggil saya Carra," sahut Carra lalu duduk di kursi yang ditunjuk Veila.

"Ah ini." Carra meletakkan sebuah termos di nakas. "Maaf, Ms. Hernadez. Saya tidak membawa apa-apa. Saya hanya membawa bubur buatan saya sendiri."

Veila tersenyum lebar. Matanya berbinar. "Tidak perlu minta maaf, Carra." Matanya sedikit menyipit dan ia sedikit memajukan kepalanya. "Kamu pasti tahu bahwa makanan rumah sakit tidak enak," bisiknya.

Masih sambil menatap Carra, Veila menegakkan tubuhnya. "Jadi aku sangat berterima kasih atas buburmu."

Cedric menatap map dokumen yang dibawa Carra dengan mata menyipit. "Aku harap map hitam itu bukan untuk Veila juga, Ms. Morris," ucapnya dingin.

Carra menangkat dua map di tangan kirinya sambil menatap Cedric tidak enak. "Ada beberapa dokumen yang harus diperiksa langsung dan ditandatangani oleh Ms. Hernadez, Sir."

Veila mengambil dua map dokumen itu. "Terima kasih sudah membawakannya, Carra."

Cedric langsung menahan tangan Veila yang hendak membuka berkas itu. "Sekarang kamu adalah pasien, Veila. Tugas seorang pasien hanya beristirahat, bukan bekerja," ucapnya tegas seraya menatap Veila seakan menunjukkan ia tidak mau dibantah.

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Where stories live. Discover now