The Sameness Within The Change |29| |Togetherness|

4.1K 369 8
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Veila membuka pintu Bentleynya kemudian melangkah mendekati Cedric yang sedang berdiri menghadap hamparan danau.

Veila tersenyum tipis dan mempercepat langkahnya. Ia mengangguk sopan kepada Dominic dan menggumamkan kata 'thank you' ketika Dominic memberi isyarat untuk pamit undur diri.

Hup.

Veila memeluk Cedric dari belakang, tepat ketika pria itu hendak menoleh karena mendengar suara deru mesin Ferrari Dominic.

"Miss me?" bisik Veila.

Cedric tidak berbalik, ia menunduk, melihat tangan Veila yang melingkar di pinggangnya lalu menggenggam tangan itu dengan lembut. Ia berusaha menetralkan ekspresinya agar tidak mendung.

"So bad," lirih Cedric. Di saat-saat seperti ini, rasanya sangat sulit untuk tidak bertemu Veila bahkan sejenak saja. Cedric cukup takut.

Tangan Veila berpindah ke bahu Cedric. Ia berjinjit lalu menunjukkan satu tas makanan yang berada di tangan kirinya di depan wajah Cedric. "Apakah dokter hebat sepertimu bersedia menemaniku makan, dr. Wood?"

Cedric sedikit menoleh sambil tersenyum tipis. "Hanya menemani?"

Veila meletakkan kepalanya di bahu Cedric sebelum menggerakkan kepalanya ke atas ke bawah di sana. "Benar. Cukup melihat dan berada di sampingku."

Veila mengangkat tangan kanannya ke depan wajah Cedric lantas membentuk simbol hati dengan ibu jari dan telunjuknya. "Kamu hanya perlu makan cintaku, Boo," godanya.

Cedric pun tidak bisa menahan tawanya. Ia berbalik kemudian memeluk pinggang Veila dan mencium pipi kekasihnya itu. "Bagaimana jika aku makan dirimu saja?" godanya balik seraya menggiring Veila ke sebuah bangku kayu yang berada di dekat danau tersebut.

Veila sedikit menjauhkan tubuhnya. "Hoho, seorang pria tetaplah seorang pria."

Cedric menggeleng seraya menarik Veila mendekat. "Semua pria tidak sama, Mi Amor."

Veila mengangguk mantap. "Tentu saja. Hanya ada satu Cedricku di dunia."

Cedric berdiri di hadapan Veila lalu mencubit kedua pipi Veila dan sedikit memainkannya. "Hari ini kamu sangat mengemaskan, Mi Amor," ucapnya sebelum menggigit salah satu pipi Veila dengan gemas.

"Cedric! Jangan menggigit pipiku!" seru Veila seraya mempercepat langkahnya untuk mengejar Cedric yang sudah melarikan diri.

Cedric berhenti melangkah tepat di depan bangku yang akan ia duduki. "Lalu apa yang aku gigit?" Ia menangkup wajah kekasihnya yang menyusulnya itu. "Your lips?" ucapnya dengan suara rendah.

Tanpa Cedric sangka, Veila mengangkat paper bagnya sehingga mengenai wajah Cedric. "Makan bekalmu, Boo," ujarnya lembut.

"Mi Amor," protes Cedric lembut sambil memegangi hidung mancungnya yang terpukul makanan yang dibawa Veila. Mata abu-abunya menatap Veila yang menyiapkan makanan mereka berdua.

"Duduklah, Boo," ucap Veila yang langsung dipatuhi Cedric.

Cedric tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Ia hanya tersenyum tipis sembari menatap Veila yang menyiapkan makanan dengan telaten.

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Место, где живут истории. Откройте их для себя