The Sameness Within The Change |11| |Birthday Gifts|

6.3K 610 32
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

Ps : jangan lupa lihat trailer cerita ini di ig maurentlavena

***

Bella mendorong bahu Cedric. "Veila sudah pergi."

Cedric menghela napas lalu menegakkan tubuhnya dan menjauh dari Bella hingga lebih dari satu meter.

Bella menatap Cedric dengan tajam. "Ingat janjimu, Ced."

Cedric mengangkat kepalanya, mata abu-abunya menatap Bella datar.

"Jika Veila tidak menemukan pria yang lebih baik darimu dan kamu dan Veila tetap saling mencintai, maka kamu harus menunggu tujuh tahun dari hari ini untuk menyatakan perasaanmu dan memberitahu alasanmu atas semua yang kamu lakukan ini." Bella menjeda sejenak. "Atau aku tidak akan melepaskan kalian begitu saja," lanjut wanita bersurai pirang itu tanpa rasa bersalah.

"Anggap tujuh tahun itu sebagai ganti waktu yang aku habiskan untuk mencintaimu." Bella meneguk ludahnya sendiri. Dahinya berkerut. "Perasaan yang kamu abaikan," lirihnya namun menyimpan amarah.

Cedric menghela napas saat ingatan itu lagi-lagi berputar di kepalanya. Katakan saja ia bodoh karena menyetujui persyaratan Bella. Tetapi sungguh, saat itu ia pikir itu yang terbaik. Meninggalkan Veila agar wanita itu bisa melihat pria lain dan mendapatkan pria yang sepadan serta lebih baik daripada seorang Cedric Wood.

"Mr. Wood," sapa seorang maid ketika melihat Cedric memasuki mansion keluarga Hernadez.

"Di mana Veila?" tanya Cedric langsung.

"Ms. Hernadez belum turun dari kamarnya, Sir."

Cedric mengangguk pelan. "Baiklah. Terima kasih," sahutnya cepat sebelum kembali melangkah dengan kecemasan mulai memenuhi dirinya. Tidak biasanya Veila belum siap di hari bekerja seperti ini.

"Ced."

Cedric menoleh ke sumber suara, ia langsung menemukan Allard yang sedang mengandeng Veila keluar dari lift. Ternyata, perasaan cemasnya terbukti dan terus membengkak begitu ia mendapati wajah pucat Veila. Tidak hanya itu, wanita yang memakai pakaian kerja itu tampak lemas.

Kaki Cedric melangkah cepat menghampiri Veila, lebih tepatnya menghalangi langkah wanita itu. "Kamu mau ke mana dengan wajah pucatmu ini, Vei?" tanyanya dengan penuh ketidaksukaan. Sudah terlihat jelas bahwa Veila sedang tidak sehat.

Tatapan tidak setuju dan tidak suka terpancar dari mata Cedric yang menyusuri pakaian Veila. "Kamu mau bekerja?"

Allard melirik Veila dengan putus asa. "Bujuk dia, Ced. Dia memaksa pergi ke kantor. Aku lelah membujuknya."

Tanpa menunggu lama, Cedric menarik tangan Veila dan merengkuh pinggang wanita itu. "Kembali ke kamar, Veila."

Veila menepis tangan Cedric. "Aku tidak mau," sahutnya pelan, menyerupai bisikan.

"Veila," ucap Cedric tegas, terdengar tidak mau dibantah. Lihat, bahkan suara Veila terdengar lemas!

Veila terus menghindari tangan Cedric yang berusaha memegangnya. "Aku cukup sarapan dan minum obat, Ced."

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Where stories live. Discover now