The Sameness Within The Change |19| |Fail|

5.2K 427 17
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Tidak, Boo. Jangan!"

Cedric yang baru keluar dari kamarnya langsung menghentikan langkahnya. "Tidak masalah, Mi Amor. Aku akan minta tolong kepada Allard."

"Tidak, Boo. Aku harus bisa tidur tanpa dekapanmu. Bagaimana jika Daddy dan Mommy sudah kembali? Tidak mungkin mereka membiarkan putri kesayangannya tidur dengan seorang pria selain Allard."

Kaki Cedric kembali melangkah, namun menuju ke dapur. Ia menghela napas pelan. "Hmm. Aku tidak berfikir sejauh itu, Mi Amor."

"Bukankah kamu selalu berfikir jauh? Seperti hubungan kita hingga memiliki anak?"

Cedric tidak bisa menahan senyumannya saat mendengar candaan Veila. "Aku hanya terlalu antuasias untuk melihatmu, Mi Amor," jawabnya sebelum meletakkan ponselnya di tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya menuang air dingin.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Boo?"

"Karena aku sudah keluar dari kamar, jadi aku memilih minum air dingin daripada langsung kembali." Cedric meminum air dinginnya lalu menyandarkan tubuhnya ke kitchen set. "Jadi Veila, aku bisa menyimpulkan bahwa kamu merindukanku juga?"

"Kamu masih perlu bertanya, Ced?!"

Senyum Cedric melebar. "Kalau begitu cukup."

"Apa?"

"Aku akan lebih mudah tidur dan aku semakin ingin mengajakmu berkencan." Cedric mencepit ponselnya di antara kepala dan bahunya sambil mencuci gelasnya.

"Berkencan?"

Lagi-lagi senyum Cedric melebar mendengar suara Veila yang sedikit malu-malu. Bahkan ia bisa membayangkan ekspresi wajah Veila yang memerah. "Selama kita resmi berpacaran, kita belum benar-benar berkencan, Mi Amor."

Selesai mencuci gelasnya, Cedric kembali memindahkan ponselnya di telinga kanan. "Jadi apakah kekasih saya yang sangat saya cintai bersedia?" tanyanya dengan perlahan.

Hening sejenak.

"Apa kamu benar-benar tidak tahu jawabanku, Boo?"

Cedric tersenyum. "Kali ini aku membutuhkan kata-kata langsung, Mi Amor."

Selama beberapa saat, keheningan kembali melanda.

"My pleassure, dr. Wood."

Cedric tersenyum hingga deretan giginya yang rapi terlihat. "Lalu, haruskah kita tidur sekarang agar hari itu akan segera datang?"

"Hoho, kamu belum mengatakan waktunya, Boo."

Cedric mengigit bibirnya untuk menahan senyumnya yang hendak kembali melebar seperi orang bodoh. "Bagaimana kalau sekarang?"

"Cedric!"

Pada akhirnya, Cedric tetap tidak bisa menahan bibirnya untuk melengkung semakin ke atas. "Kamu akan membangunkan Leony jika kamu berteriak seperti itu, Mi Amor. Terlebih, kasihan tenggorokanmu."

The Sameness Within The Change [COMPLETE]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz