chapter 5

13.7K 1.2K 42
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Langit malam kini kembali terlihat, menyembunyikan matahari yang sejak pagi tadi bertugas menyinari bumi.

Jam tepat menunjukkan pukul sebelas malam,namun seorang remaja yang saat ini berusia delapan belas tahun itu masih berkutat dengan buku-buku tebal di dalam perpustakaan sekolah nya, semua siswa dan guru sudah pulang sejak tadi tentu saja, meninggalkan diri nya seorang diri di dalam perpustakaan.

Jimin, dengan jabatan nya sebagai ketua OSIS ia harus rela pulang tengah malam hari ini karena urusan sekolah yang tidak bisa di tunda sampai besok, sehingga ia harus ijin kepada penjaga sekolah agar pintu gerbang nya tidak dikunci.
biarkan saja ia menginap di sekolah toh asrama nya ada disamping gedung sekolah ini.

"Akhirnya ketemu" girang nya seorang diri,buku tebal dan kertas-kertas usang yang entah apa isi nya itu akhirnya Jimin temukan.

Jimin membuang nafas panjang pasrah, sebenarnya Jimin tidak ingin menjabat sebagai ketua OSIS,namun ia tidak bisa menolak karena jabatan nya langsung di tentukan kepala sekolah,tidak ada pungut suara seperti sekolah lain nya.
Alasan Jimin tidak ingin jabatan nya adalah ia tipe orang yang tidak ingin ribet dalam hidup dan jabatan nya ini lah yang membuat hidupnya selama tiga tahun sekolah menengah atas menjadi ribet.

Jimin meregang kan ototnya yang terasa keram, kemudian ia memasukkan buku-buku tebal dan kertas usang yang baru di temukan nya ke dalam tas.
Setelah sampai asrama Jimin harus menyalin tulisan yang ada di kertas usang dan memberikan nya kepada kepala sekolah besok, seperti nya Jimin akan lembur kembali malam ini.

Setelah mengunci perpustakaan dengan segera jimin pergi dari sana, suasana malam di dalam gedung besar ini terasa mencekam,gelap dan minim cahaya.
Cukup mengerikan sebenarnya, bahkan beberapa kali Jimin sempat tersentak kaget karena tikus-tikus berisik di atas langit-langit koridor.

Jalan menuju gerbang pun terasa sangat panjang, jujur saja pekerjaan nya satu ini membuat nyali Jimin menciut,jika saja kepala sekolah nya mengijinkan nya mengerjakan tugas nya besok Jimin pasti sudah tidur dikamar asrama nya.
Kata 'tugas rahasia' membuat Jimin merasa tertantang, apalagi saat kepala sekolah Kim itu mengatakan hanya mereka berdua saja yang boleh tau membuat jiwa petualang Jimin tertantang.

'srekk srekk'

Jimin menghentikan langkahnya sejenak,ia mendengar sesuatu seperti digusur dilantai.
Sesuatu di ujung koridor sana dan mengarah ke arah tempat dimana Jimin berdiri saat ini.

Jantung Jimin berpacu dua kali lipat, kedua tangan nya bahkan meremas tali tas nya.
Jimin memundurkan tubuhnya secara refleks, tubuh nya bahkan mulai bergetar saat suara gusuran itu semakin mendekat.
Nafasnya memburu dengan keringat dingin di sekujur tubuh nya, apa ada hantu disana?

Untuk informasi sebenarnya Jimin bukan remaja penakut, bahkan ia menyukai tantangan,namun kali ini berbeda,hawa yang Jimin rasakan sangat mencekam.

'bruk'

Sesuatu terlempar ke arah Jimin membuat Jimin semakin memundurkan tubuhnya.
Jimin membekap mulutnya dengan kedua tangan nya saat kedua mata nya melihat seonggok tubuh tergeletak tanpa kepala, sekedar untuk berteriak pun Jimin sudah tidak bisa.
Kaki nya lemas tidak kuat untuk bergerak.
Pakaian  yang sudah dipenuhi dengan darah itu,jimin mengenal pakaian itu.
'Penjaga taman sekolah'
Pria berusia lebih dari lima puluh tahun sekarang tergeletak tanpa kepala dihadapan Jimin.

Jimin bahkan tanpa sadar meneteskan air mata nya sangking takut nya, perasaan mual pun turut dirasakan Jimin.
Pelaku pembunuhan itu mulai mendekat, keluar dari kegelapan menghampiri Jimin yang sudah siaga ingin lari.

Pria dewasa yang sejak awal Jimin kenal memang terkenal selalu mengenakan pakaian serba hitam sehingga kontras dengan kulitnya yang putih seperti susu, pria itu mengenakan masker kali ini dan ia mulai membuka maskernya dihadapan Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pria dewasa yang sejak awal Jimin kenal memang terkenal selalu mengenakan pakaian serba hitam sehingga kontras dengan kulitnya yang putih seperti susu, pria itu mengenakan masker kali ini dan ia mulai membuka maskernya dihadapan Jimin.
Perlahan senyum seringai terbentuk dibibir pria itu membuat bulu kuduk Jimin merinding.

Jimin kembali tercengang saat melihat pria itu mengangkat kepala ditangan kiri nya dan sebuah Kampak besar berlumuran darah ditangan kanan nya,senyum seringai itu bahkan tak luntur sejak masker nya dibuka.

Dengan cepat Jimin berlari,entah kemana kaki nya membawa nya asal tidak mati ditangan pria itu.
Pintu besar berwarna coklat,itu perpustakaan yang baru beberapa menit lalu Jimin tinggal, akhirnya Jimin memilih kembali masuk kedalam ruangan itu, sempat kesulitan membuka kunci karena tangan bergetar namun akhirnya ia berhasil masuk,tak lupa pintu nya ia tutup dan kunci,dari jauh Jimin dapat melihat pria itu mengejar nya, masih dengan Kampak ditangan nya.

'brak brak brak'

Jimin semakin ketakutan saat pria diluar sana menghantam pintu besar perpustakaan menggunakan Kampak.

"Ya Tuhan lindungi aku"
Gumam Jimin mencari tempat perlindungan diantara rak buku.

Jimin sejak dulu memang kurang suka dengan pria diluar sana, pria misterius dengan wajah dingin itu selalu menatap lekat kearah nya.
Entah kenapa Jimin pun tak tahu, bahkan Jimin sampai bertanya kepada teman-teman nya apa ada yang salah dengan nya?
Dan semua teman nya menjawab tidak.

Mungkin ini lah alasan nya, pria bernama min yoongi yang bekerja sebagai penjaga sekolah yang berada diluar sana berencana ingin membunuh nya, mungkin sejak awal ia sudah di incar.
Tapi kenapa harus dirinya?

'brak'

Pintu berhasil dibuka, membuat jimin semakin berkomat kamit membaca do'a,Jimin memejamkan matanya erat saat ia mendengar suara gesekan Kampak dan rak-rak buku,Bahkan Jimin sampai menahan nafas nya.
Jimin semakin memundurkan tubuhnya ke sisi rak buku supaya pria itu tidak menemukan nya,namun nasib baik seperti nya sedang tidak berpihak kepada nya,pria itu berhasil menemukan Jimin karena bayangan Jimin yang tampak nyata sedang bersembunyi di ujung rak buku.

Yoongi berjalan perlahan, sengaja ia gesekkan kampak berlumuran darah itu di lantai, membuat darah pria tua tadi berceceran.

"Kena"

Tubuh Jimin menegang saat ia mendengar bisikan halus ditelinga nya, dengan cepat Jimin mendorong tubuh dihadapannya namun Yoongi lebih cepat menusuk kan sesuatu ke arah leher Jimin, seperti jarum suntik yang sudah diisi bius seperti nya.

Tubuh Jimin melemas dan terkapar pada akhirnya,senyum dibibir Yoongi semakin melebar.

"Kudapatkan juga akhirnya kau park"

🐯

Pasti dah pada tidur nih.
Gk papa deh kalau baca nya baru besok dan yang baca malam ini gimana nih?
Dah seram belum?
Yg niat tulis di komentar ya🤗

Criminal  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang