19

51.5K 1.6K 26
                                    

Janu

"Jagad jadi ikut gak?" Aku menghampiri Jagad yang sedang bermain ipad di ruang tamu. Dia sudah berpakaian rapi, namun belum memakai sepatu.

"Jadi papa..."

Aku berkacak pinggang menatap Jagad "Terus kenapa sepatunya gak di pakai?"

Jagad menatapku sekilas sebelum akhirnya kembali menatap ipad "Pakein" Jagad berujar sambil menggoyang - goyangkan kedua kakinya.

Aku berdecak kesal namun tetap berjongkok membantu Jagad memakai sepatu yang teronggak di atas karpet.

"Pamit dulu sama eyang sana" aku berujar menarik ipad yang ada di tangan Jagad, tentu saja mendapatkan pelototan dari anakku "Ah papa... Jagad kan lagi main"

"Nurut gak? Atau papa tahan ipadnya?" Jagad turun dari sofa, berlari kearah dapur walaupun dengan gerakan menghentak - hentakan kedua kakinya ke lantai.

"Udah..." Jagad berteriak nyaring sambil berlari menuju kearahku.

Jagad menarik tanganku sedangkan satu tangannya yang lain menarik ipad yang sedang ku pegang.

"Ayo papa cepetan nanti kita telat..." Jagad semakin kuat menarik tanganku keluar rumah, aku hanya menghembuskan nafas pasrah melihat kelakukan putraku.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Hanna

Mas Janu
Kamu kemana sore ini?

Aku mendapatkan pesan dari mas Janu pagi tadi saat sedang sarapan bersama orang tuaku di restoran hotel.

Yohanna Jasmine
Gak kemana - mana sih mas, kenapa?

Mas Janu
Om sama tente pulang naik kereta jam berapa?

Yohanna Jasmine
kereta jam 1 siang mas.

Mas Janu
Hari ini grand opening cafe, kamu mau ikut? Saya bawa Jagad juga.

Aku menghembuskan nafas pelan, menimbang - nimbang ajakan mas Janu.

Aku cukup terkejut pagi ini mendapatkan pesan dari mas Janu. kemarin malam saat mas Janu datang menemuiku ke hotel aku hanya diam sama sekali tak menjawab permintaan mas Janu.

Mas Janu hanya menatapku tersenyum sebagai respon, lalu pamit pulang. Membuat aku sedikit merasa bersalah padanya.

Aku kembali menatap pesan yang dikirimkan mas Janu, mulai mengetikkan pesan balasan.
---------------------------------------------------------------------------------------------
"Duduk di depan aja" Mas Janu berkata sesaat setelah aku membuka pintu belakang penumpang.

Aku hanya tersenyum menanggapinya "Gak usah mas dibelakang aja, biar Jagad yang di depan"

mas Janu menatapku lama tidak setuju dengan penolakan ku, namun akhirnya memutuskan mengalah.

Di sepanjang perjalanan beberapa kali aku merasakan mas Janu melirikku dari kaca spion, tentu saja hal itu membuatku salah tingkah, aku memilih membuang muka, menatap jalanan melalui kaca jendela.

"Jangan tidur Gad, bentar lagi kita sampai" Terdengar suara mas Janu memecahkan keheningan di antar kami.

"Kepala Jagad pusing papa.."

Mas Janu berdecak kesal "Tadi kan papa udah larang main ipad di mobil, kami mala ngambek."

Aku menyandarkan kepalaku pada kaca mobil, tersenyum mendengar perdebatan antara mas Janu dan Jagad.

Ketika Aku Jatuh CintaWhere stories live. Discover now