5

84.7K 2.2K 384
                                    

Janu

Aku memarkirkan mobil di garasi rumah, mendesah pelan, menatap jam yang ada di pergelangan tangan, hampir pukul 1 pagi.

Sebenarnya aku bisa saja tidak pulang dan lebih memilih menginap di apartemen Hans. Namun entah mengapa, hampir 2 minggu aku kembali tinggal dirumah ini, selama apapun kegiatan diluar rumah, aku selalu pulang kesini. Padahal banyak sekali tempat yang bersedia menampunngku.

Aku keluar dari mobil, memasuki rumah melalui pintu samping yang menghubungkan garasi dan rumah. ketika berjalan melewati dapur, aku melihat Hanna berada disana, sedang membungkuk mengambil sesuatu dari dalam kulkas.

Hanna memakai kaos oversize setengah paha, dengan celana yang tenggelam di balik baju yang dia gunakan. Dan ketika dia membungkuk, membuat baju itu tersingkap memperlihatkan celana longgar yang sedang dia gunakan. Dan dari belakang sini, Aku bisa melihat paha mulus Hanna yang hampir memperlihatkan bokongnya. Aku menelan ludah, Hanna memiliki kaki jenjang yang menggairahkan.

Aku membayangkan bagaimana kira - kira rasanya ketika kaki itu melingkar di pinggangku.


Aku mendekat kearah Hanna, tepat berada di belakangnya
"Masak apa?" Aku menyapa pelan, Namun hal itu membuat Hanna terkejut. Aku ingin tertawa melihatnya, namun menahan berganti menjadi senyum tipis.

"Masak Mie" Hanna menjawab ketus. Aku melirik pada bungkus mie yang sedang dia pegang, tidak sengaja menengok kearah payudaranya. Kayanya gak pake beha deh...

Aku berdeham kecil, kembali menatap Hanna "Sekalian dong. Porsinya sama dengan kamu" tanpa mendengar jawaban dari Hanna, Aku langsung membalikkan badan berjalan kearah meja makan dan duduk disana, Menonton Hanna yang sedang memasak.

Membayangkan bagaimana jika tubuh itu membungkuk membelakangiku dan aku menyetubuhi nya dari belakang, Shit....shit...shit...

----------------------------------------------------------------------------
HANNA

Aku menghembuskan nafas lega ketika bab 1 skripsi ku selesai. Besok pagi aku ada jadwal bimbingan dengan dosen pembimbing dan aku sudah harus menununjukkan bab 1 yang sudah selesai sebagai syarat bimbingan.

Aku sudah ingin beranjak kearah kasur untuk tidur, namun suara perut keroncongan membatalkan niatku. Aku tidak pernah bisa tidur jika perut keroncongan, maka aku memutuskan untuk berlalu ke dapur untuk melihat apa yang bisa ku makan.

Aku membuka tudung saji, mendesah kecewa ketika melihat brownies yang aku buat sudah tinggal piringnya saja. Aku membuka rice cooker. Kosong.

Tidak ada pilihan, aku membuka kabinet, mengeluarkan dua buah mie instan, lalu membuka kulkas mengambil 2 buah telur dan rawit.

Aku mengambil panci mengisinya dengan air, lalu menghidupkan kompor. Sambil menunggu air matang, aku membuka bungkus mie "masak apa?" Sebuah suara mengejutkanku, aku memutar tubuh melihat mas Janu berdiri dengan senyum tipis aku berdecak sebal.

"Masak mie" jawabku ketus.

"Sekalian dong. Porsinya samain sama kamu" kemudian mas Janu berlalu dari hadapanku begitu saja menuju meja makan. Aku menatap air yang mulai mendidih dengan sebal. Lalu kembali mengisikan air kedalamnya, mengambil 2 buah mie lagi dan juga telur dan rawit.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ketika Aku Jatuh CintaWhere stories live. Discover now