7

75.1K 2K 39
                                    

Terdengar suara nyaring tangisan Jagad diruang tamu. Aku sibuk menenangkannya, Sedangkan tante Ranti sibuk mengomel menunggu ke datangan mas Janu

"Udah dong sayang jangan nangis lagi. Nanti nafasnya sesak. Udah yah" aku mengelus punggung Jagad yang memelukku dengan kencang.

"Nah itu dia datang" Tante Ranti berdiri dari posisi duduk ketika melihat mas Janu memasuki ruang tamu.

"Kamu kalau gak bisa tepatin janji gak usah buat janji!!"

"Aku ada kerjaan yang gak bisa di tinggal ma"

"Terus kamu ngapain  janji sama Jagad?" Mas Janu hanya mendengus lalu membuang muka enggan menatap tante Ranti.

"Selama ini kamu gak pernah ada niat buat ngurus Jagad, sekarang tiba - tiba mau coba perhatian ke dia buat janji ini itu tapi gak ditepatin mau kamu apa sih Nu?" Terdengar suara tante Ranti yang semakin meninggi membuat aku sedikit panik

"Tante.... ada Jagad disini" aku mencoba menegur tante Ranti, aku tidak ingin dia mengucapkan lebih banyak kata - kata yang nantinya berdampak buruk bagi Jagad.

Dan seperti tersadar, tante Ranti menghela nafas pelan lalu berpaling menatap mas Janu dengan sorotan tajam, "Kamu urus dia sekarang." tante Ranti berucap singkat lalu pergi meninggalkan kami menuju lantai atas.

Terdengar helaan nafas berat dari mas Janu sebelum akhirnya berjalan pelan ke arah ku.

Dia berjongkok di hadapanku, dimana Jagad sedang memelukku erat lalu Mas Janu memegang bahu Jagad, mengelusnya pelan "Maafin papa ya..."

"Papa bohong!" Jagad berteriak nyaring di dekat kupingku.

"Iya maafin papa udah bohong sama Jagad"

"Gak mau!" Jagad kembali berteriak di dekat kupingku

"Papa harus lakuin apa supaya Jagad mau maafin papa?"

"Naik becak!" Suara teriakkan Jagad kembali memekakkan telingaku

Mas Janu berdecak "ngomongnya lihat papa dong, kasihan tante Hanna kamu teriak - teriak di dekat kupingnya gitu" aku bernafas lega ketika akhirnya Jagad melepaskan lilitan tangannya di leherku, memutar badan menghadap mas Janu.

Mas Janu tersenyum kecut, menangkup pipi Jagad dan menghapus jejak air mata di pipi bocah itu "Maafin papa ya."

Jagad hanya diam. Tidak berniat membalas ucapan mas Janu "kita makan pizza yuk. Jagad udah makan belom?" Jagad menggeleng "Mau naik becak papa" Jagad kembali merengek

"Udah malam sayang, macet juga. Nanti becaknya gak gerak - gerak. Kita makan pizza aja ya. Naik becaknya kapan - kapan perginya sama eyang"

Aku menggerutu di dalam hati. Aku yakin sekali itu alasan sebenarnya mas Janu pura - pura lupa dengan janjinya.

"Mau ya?" Mas Janu kembali menawarkan ketika melihat Jagad hanya diam.

"Yauda deh" Jagad berujar sambil mengusap usap kedua mata dan pipinya, namun bibirnya tetap manyun.

"Gitu dong" mas Janu tersenyum seraya mengacak - acak rambut Jagad, sebelum akhirnya menatapku "bantuin Jagad ganti baju ya Na. Kamu juga"

Aku mengangguk "tante Ranti?"

"Kamu aja yang tanyain mau ikut apa engga"

---------------------------------------------------------------------------------------------

Akhirnya kami makan di sebuah restoran bergaya Italia yang menyediakan berbagai macam pizza dan juga pasta. Kami hanya pergi bertiga tanpa tante Ranti yang tidak ingin ikut.

Ketika Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang